CHAP 5

33 2 2
                                    

Hari kedua ia sekolah, pelajaran hari ini adalah kelas pengantar obat. Di kelas ini ia belajar cara menanam, cara memanen tanaman obat, mengenal jenis tanaman obat, dan cara meramu bahan mentah menjadi obat herbal.

[Semuanya harap fokus ke sini, ini adalah tanaman Mandrake. Tanaman Mandrake yang kalian tahu dari catatan yang saya bagikan, Mandrake dikenal sebagai obat ajaib. Karena awal bahan untuk pembuatan obat adalah Mandrake, tapi ingat semuanya meskipun Mandrake dikenal sebagai rajanya obat ia juga bisa menjadi racun jika diolah sembarangan. Salah memotong, salah memanen, bahkan salah menanam saja bisa menjadikan hasil Mandrake menjadi racun di obat kita.] Layla melanjutkan mencatat hal-hal yang menurutnya penting di kertas catatan praktek yang dibagikan dari sang pengajar. ketika diskusi di kelas itu dimulai, Layla mencoba membaur dengan siswa lainnya, menjadi bagian dari NPC sesuai dengan rencananya.

[halo nona Adelth, bolehkan kita berbicara sebentar?] datanglah sekelompok gadis-gadis muda yang terlihat seperti sekumpulan nona-nona muda bangsawan.

'kenapa lagi ini? aku udah mencoba menghindar loh...' batin Layla hanya bisa menyerah,

[te.. tentu saja] Layla mengikuti sekumpulan nona muda bangsawan itu,  Layla mulai memperkirakan ini adalah akhir bad ending yang ia bayangkan. menjadi korba bully dan mati.

[Baiklah nona Adelth, sebenarnya kami ingin mengajak anda ke perkumpulan kami dan menikmati pesta teh kami di halaman sekolah],

[ta-tapi kenapa saya? saya hanya rakyat jelata],

[tidak perlu berbohong, seluruh siswa bangsawan di sekolah ini tau kalau anda nona muda dari keluarga Adelth. terlebih hubungan kakak perempuan adan sebagai tunangan pangeran Rudolf, hanya menggunakan marga Adelth semua akan sadar tentang siapa anda]

'cih, gua lupa soal marga gua... gak kepikiran juga sih,'

[maaf, saya ingin hal ini dirahasiakan. sebenarnya saya bukan nona muda Layla Adelth. saya pelayan pribadi beliau, saya masuk ke sekolah ini menggantikan posisi nona Layla. nona tubuhnya sangat lemah dan sakit-sakitan sehingga tidak bisa bergabung seperti siswa lainnya. kebetulan saya dan nona Layla juga menggunakan sihir beratribut bumi saya bisa masuk tanpa kecurigaan. nona muda juga sesungguhnya sangat ingin bisa sekolah, namun tubuhnya yang lemah hanya bisa beristirahat di mansion keluarga Adelth. sebagai penggantinya setiap dua hari sekali saya mengirimkan materi pembelajaran untuk nona Layla bisa belajar dari rumah] Layla mulai mengeluarkan sapu tangan dan berpura-pura menangis, dengan berbohong seperti ini ia berpikir semakin mudah untuk dijauhkan dari rute game.

salah satu dari angoota kelompok nona muda itu juga menyeka air matanya dan bertanya, [penyakit apa yang di derita nona Layla?]

[saya tidak tahu juga penyakit apa, namun nona Layla sering merasa sakit kepala, ketika kelelahan beliau bisa pingsan tiba-tiba, beliau juga tidak bisa terkena debu sehingga mudah batuk-batuk] 'lebih ke penyakit kelelahan aja sih kalau di jaman modern, biar lah gak ide juga aku'

mereka mulai terkejut dan memegang kedua tangannya. berkata bahwa mereka menitipkan pesan dan nama mereka apabila ia berencana mengirim surat beserta catatan pelajaran ke "nona Layla". mereka seketika langsung meninggalkan Layla sendiri dan pergi,

'kenapa jadinya begini? apa karena ini efek dari game? kalau begini seberusaha apapun aku takdir dari cerita di game gak bisa dihindari' ia merasa putus asa, berjalan ke arah kantin. namun, ruangan itu terlihat kosong tidak terlihat siswa atau guru yang sedang makan di ruangan itu.

Layla berjalan ke arah tempat pemesanan makanan, dan mendengar suara oven yang sedang digunakan. artinya ada koki yang masih bekerja di dapur. [permisi, aku ingin pesan paket special C, paket desser no. 2 dan paket biasa D ditambah roti 2] setelah ia memesan tidak mendengar suara ibu-ibu koki yang menjawab,

Layla mencoba mengintip kedalam dapur dan memanggil ibu-ibu koki di dalam dan tidak ada balasan, akhinrya..

[BIBI! OVENMU TERBAKAR] Layla berteriak dan mendengar suara balasan seorang pria yang juga berteriak, [KUEKU!]

[aha! sudah kuduga ada orang di dalam dapur, kenap kau tidak merespon pesananku?] pria itu memerah dan berteriak,

[dasar rakyat jelata! beraninya kau membohongiku, jelas-jelas ovennya baik-baik saja!] ia berteriak di depan wajah Layla.

[aku sudah memesan makanan kau saja yang tidak merespon pesananku, kau gak mengerti kalau seseorang memesan makanan artinya ia kelaparan?] Layla juga membalas berteriak di depan wajah pria itu,

[jadi, kau mau pesan apa?] laki-laki itu mulai mengambil nota kecil dan pensil,

{ehem.. special D seporsi, paket hemat 3 dua porsi dan roti 2 porsi. dan oh, dessert untuk tutup mulutnya seporsi] Layla menyinggungkan seringai di wajahnya, pria semakin memerah

[kau.. cari tempat makan sana, aku akan mengantarkan kesana] Layla pergi mencari tempat duduk, ia memilih duduk di barisan paling belakang bagian pojok dimana ia bisa merasa nyaman dan tenang.

pesanan makanan datang, yang membawa makanan itu pria yang tadi dan ibu-ibu dengan celemek.

[maaf ya bibi, padahal mungkins edang istirahat]

[gak apa nak, silahkan dimakan ya. bibi beri tambahan lauk untukmu, kau terlihat semakin kurus]

[nih, kuenya! dimakan!] pria ini menaruh potongan kue berwarna coklat di meja Layla yang penuh dengan makanan,

Layla hanya tersenyum dan memulai makan setelah mengucapkan doa rasa syukur atas makanan yang ia dapatkan,

pria bangsawan itu melihat Laya yang makan semua itu dengan lahap, ia merasa heran. gadis didepannya adalah orang kedua yang ia pernah lihat makan dengan sebanyak itu dan selahap itu.  ia seketika teringat dengan gadis yang makan dengan lahap di pesta ulang tahun pangeran Rudolf, gadis yang merupakan tunangan sang pangeran saat ini. ia hadir ke pesta itu, dan juga ingin mengajak gadis itu berbincang. namun, ketika Rudolf terlebih dahulu mnyapa gadis itu ia memilih untuk menghentikan aksinya.

[oh, ya namamu siapa? gak mungkin aku memanggilmu tuan saja kan?]

[Pierre... Pierre Faust,]

tang!

garpu yang digunakan Layla seketika jatuh dari genggamannya. jantungnya berdegup kencang.

'sial, ternyata aku bertemu target cinta lainnya! tenang, tenangkan dirimu Rangga. dia gak tau kamu siapa,' Layla menarik nafasnya dalam-dalam dan mencoba meraih garpunya yang jatuh tadi

[kenapa? ada yang aneh kah?]

[nggak, rasa kuenya enak, aku gak nyangka aja yang masak ternyata anggota keluarga ksatria kekaisaran] Layla memasang senyum yang sedikit canggung,

[oh, tentu saja kau seharusnya takut berbisacara sembarangan seperti sebelumnya. tapi karena kau tidak mengenalku, aku akan memaafkanmu. tidak untuk selajuntnya. lalu namamu?]

Lalya menelah ludahnya perlahan, [Layla... hanya Layla]

TBC

hellou... semuanya, akhirnya saya lanjutkan ceritanya, sebenarnya udah saya buat draft untuk chap ke lima ini. tapi karena saya ngerjakan sambil tidur gak sengaja draftnya lupa saya simpen, dan malah hilang. maaf banget, sebagai gantinya saya kasih agak panjang ceritanya dari sebelumnya sebagai permohonan maaf.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Terlahir Sebagai Tokoh Utama Game RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang