03. Kenyataan Patah Hati

30 10 1
                                    

Navya masuk mengendap-endap ke dalam rumah. Cewek itu terus menggigiti bibir gelisah, terbayang sosok sang Papa yang terbukti sudah pulang karena mobilnya sudah terparkir itu akan muncul tiba-tiba bagaikan jumpscare di film hantu, dan akan memarahinya habis-habisan, ya wajar sih kalau diomelin, ini benar-benar sudah larut.

Walaupun sebenarnya tak pernah.

Iya, Navya hanya dilarang pulang terlalu larut oleh Papanya, tapi jika Navya melakukannya pun sang Papa tak akan mengomelinya.

Tapi tetap saja, jika Navya bisa mengusahakan agar tak pulang terlalu larut, itu akan lebih baik bukan?

Navya kini sudah sampai di depan kamarnya, namun tak ada satupun tanda-tanda kemunculan orang di rumah ini. Jadi Navya memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar dan segera membersihkan diri.

Setelah mandi tadi, Navya langsung tertidur pulas dengan rambut terbungkus handuk yang masih basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mandi tadi, Navya langsung tertidur pulas dengan rambut terbungkus handuk yang masih basah.

Kini gadis itu terbangun pada pukul dua, dan sialnya ia lapar. Pusing lagi.

Ah, dia jadi ingat.

Kala itu pukul satu dini hari, Navya sedang mengerjakan tugas hingga larut malam, lalu tiba-tiba ia merasa lapar.

Navya iseng-iseng curhat, bilang dia laper ke Afyan--pacar yang kini sudah menjadi mantan kampret itu.

Tanpa di duga, beberapa menit kemudian Afyan meminta Navya keluar rumah. Navya yang awalnya bingung terus bertanya-tanya, sebenernya ada apa sih? Masa iya tuh cowok ada di sana?

Dan benar saja. Dengan almet biru tua, Afyan datang membawakan sebungkus nasi goreng untuk Navya. Jelas gadis itu senang, makanan datang di saat yang tepat.

Terlebih lagi...

Yang membawakan makanan itu adalah orang yang spesial.

Afyan segera pulang setelah mengucapkan selamat malam dan mengusap rambut Navya lembut.

Lalu di hari-hari berikutnya Afyan berinisiatif menanyakan Navya lapar atau tidak ketika mereka sama-sama terbangun tengah malam. Dan jika Navya mengatakan iya, Afyan dengan sigap akan datang membawa makanan untuk Navya.

Tanpa mengomel dan tanpa mengeluh sama sekali.

Manis sekali bukan?

Ah sial, tapi kan sekarang udah putus.

Kenapa keingetannya momen-momen yang kayak gitu sih?!

Kalau sekarang Navya ngerasa laper, mau ngomong sama siapa coba...

Mana ada lagi cowok yang kayak gitu?

Navya melengkungkan bibir ke bawah, tanpa sadar mulai menangis tanpa bersuara, merasa luka di hatinya makin parah karena mengingat momen manis itu.

Nyatanya, patah hati memang menyakitkan.

Navya kembali naik ke kasur dengan sepiring mie goreng instan yang baru saja ia buat. Cewek itu kemudian membuka laptop yang tadi sudah sempat ia ambil, lalu menyalakannya. Navya berniat menonton film sebentar sebelum melanjutkan tidur.

Ambiguous (BENTAR DULU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang