05. UKS & Cerita

24 9 1
                                    

"Makasih--"

Ucapan terima kasih Navya terhenti begitu saja tatkala ia mendongak, matanya tak sengaja menangkap sosok yang ia kenal di depannya.

"--Pak," Navya melanjutkan kalimatnya yang menggantung di udara, sambil masih menatapi cowok itu yang kini malah tersenyum padanya.

"Hai Navya," sapanya dengan ramah.

Suara itu berasal dari Revaya, cowok yang sedari tadi disini, di dalam koperasi sambil mengobrol.

Navya yang terpaku entah kenapa jadi menggeleng kecil menyadarkan diri.

"Eh sana-sana buruan pada masuk ke kelas, nanti diomelin kelamaan diluar," kata Bapak penjaga koperasi mengingatkan. Membuat Revaya mengangguk kecil menurut, berpamitan dan pergi dari sana, keluar koperasi bersama Navya.

"Kok siang-siang pake jaket, Dek?" tanya Revaya membuat Navya menghentikan langkah lalu berbalik menghadap Revaya yang berjalan dibelakangnya.

"Ha?" tanya Navya linglung, tak mendengar pertanyaan cowok itu.

"Jaket," ulang Revaya.

Navya ber'oh' ria panjang, "Jaket lo masih di rumah gue, Kak. Gue cuci dulu ya, soalnya basah ternyata kena baju gue yang basah semalem," kata Navya memberi tahu.

Revaya ternganga sesaat.

Nih anak kok nggak nyambung diajak ngomongnya sih?

"Loh bukan itu. Maksud gue, itu elo yang kenapa pake jaket siang-siang gini?"

"Gue dem--bentar Kak," Navya berhenti bicara saat rasa ingin bersin datang.

HATSYI!

Dari sana, Revaya langsung paham tanpa Navya jelaskan lagi. Sebenarnya sudah terlihat sih, dari wajah pucat cewek itu saat pertama melihatnya di koperasi tadi.

Oh, jadi dia sakit.

Lah?!

Jangan-jangan gara-gara semalem, nih anak jadi masuk angin...

Wah, bener dong kata Mamanya Revaya kemarin. Anak orang dibikin masuk angin. Kenapa dia nggak maksa Navya buat ganti baju aja ya, jadi kan sedikit kemungkinan dia bakal sakit.

Revaya jadi merasa bersalah.

"Gue demam, Kak. Ini mau balik ke UKS, mau sarapan terus minum obat," jelas Navya sambil merapatkan jaket ditubuhnya, merasa makin tak tahan berdiri lama-lama.

"Kak, udah dulu ya gue--uhuk-uhuk! Gue balik dulu, dah," pamit Navya membuat Revaya sedikit maju berjaga-jaga, karena gadis itu terlihat oleng saat berbalik dan pergi.

Navya terus berjalan, Revaya yang seharusnya sudah langsung belok untuk masuk ke koridor kelasnya itu, malah masih terdiam ditempatnya, memandangi Navya yang berjalan lunglai menyebrangi lapangan, cowok itu ingin memastikan dia sampai UKS dengan selamat.

Tapi... Sepertinya tidak.

Dirasa Navya butuh bantuan karena cara berjalannya semakin oleng kesana kemari, Revaya langsung berlari menghampirinya. Ia membawa tangan Navya melingkari pundaknya, memapah gadis itu dan membantunya berjalan agar oleng. Perbedaan tinggi mereka mengharuskan Revaya untuk sedikit menunduk, agar tingginya dengan Navya bisa sejajar.

"Eh, Kak--"

"--Stt, udah. Ayo jalan," potong Revaya, Navya merapatkan bibir, menurut saja karena untung ada yang mau membantunya, tenaga dia juga udah terlalu sedikit buat jalan lebih jauh lagi.

Tapi, kok tiba-tiba rasa demamnya memudar...

Berganti jadi perasaan menghangat yang tak bisa Navya tahan.

Ambiguous (BENTAR DULU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang