Huhuuu update chapter 6 nihh🍁
Part bertabur🌥️✨"Setan ganteng yang diam-diam berusaha mengikutiku ke mall"
-Cahaya🍁🍁🍁
[Hujatan masih dalam mode produksi]"Jadi lo mau temenin gue beli make up gak?"
"Ngapain gue ikut lo, mau minta gratisan yaa.. sama gue"
"Gak lah, gue juga punya uang meski ngak sekaya papa surya lo itu!"
"Ya udah ayok, kasian gue sama lo takut kurang bayar nanti malah malu-maluin"
"Terserah yang penting gue sama lo" seraya memeluk tangan langit dari samping.
Langit yang berlagak sok dingin itu melengkungkan senyumannya, ketika mendapat respon dari cahaya.
Kini cahaya sedang asik berbincang dengan mbak-mbak konter make up tanpa memperdulikan langit di sisinya.
Ini adalah pertama kalinya cahaya bersikap tidak perduli hanya karena sebuah make up.
"Iya sih, mbak. Tapi saya lagi cari liptint peach akhir akhir ini. Kalo pake pake lipstick nanti saya dikira tante-tante lagi"
"Kalo blus on-nya gak sekalian? Yang coral cocok buat mbaknya loh"
Langit memandang heran. Tidak tau obrolan jenis apa yang cahaya bicarakan dengan mbak-mbak tersebut.
"Ngit. Cobain deh bagusan liptint peach apa yang redry"
"Cobain aja di tangan lo!"
"Gak mau gue pengen pakein di bibir lo!" Langit akhirnya menurut dan mendongkakkan kepalanya kedepan.
Kini langit melihat wajah cahaya dengan sangat jelas, begitu dekat sampai matanya kini tak bisa membuka lebih lebar lagi. "Cantik".
"Dah selesai" cahaya tersenyum saat melihat maha karyanya.
"Wihh... Gue berasa jadi Jimin BTS. Sama-sama ganteng" lirih langit saat di depan kaca.
"Cih~. Ngarep banget lo" decis cahaya yang dari tadi memperhatikannya.
"Lo gak percaya gue pernah main kelereng sama si jimin?"
"Oh jadi orang kaya kecilnya suka main kelereng?" Tatapan cahaya kali ini terlihat mengintimidasi langit.
"Kelerengnya juga gue mh terbuat dari emas! lo kira gue maen kelereng yang seribuan dapet 4" tegas langit.
"Ya udah sii kebiasaan pamer mulu lo" cahaya memutar bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tata Surya || Keluarga Papa Surya Orang Kaya Yang Kelewat Kaya
HumorDiam sejenak, sampai akhinya gerhana, riksa dan bintang mendengus sebal dan menarik rambutnya frustrasi, lalu mereka berdiri menepuk pundak penasehat cintanya dengan putus asa. "Thanks, Bang. Saran lo terlalu bagus sampe gue mau nangis bayanginnya"...