"Nara ada titipan buat lo."
Pagi itu temannya tiba-tiba menghampirinya dengan sebungkus kantong plastik berisi susu coklat dan roti. Nara menatap bingung bingkisan itu tanpa berniat untuk menerimanya.
"Dari siapa?"
Hilal mengedikkan bahunya, "tau tuh gue gak kenal. Tapi keknya dia anak kelas sebelah. Gih ambil." Ujar Hilal sambil menyodorkannya ke Nara.
"Enggak, ambil lo aja. Gue udah sarapan." Tolak Nara lalu berjalan meninggalkan Hilal.
"Loh kenapa anjir? Eh Ra tunggu!"
Tanpa sepengetahuan mereka berdua, seseorang sedang mengawasi perbincangan mereka.
Nara berjalan ke arah kantin sambil merapatkan jaketnya karena udara dingin yang menusuk kulitnya. Sebenarnya ia belum sempat sarapan karena berangkat pagi sekali untuk menghindari penghuni rumahnya. Jadi ia tidak mungkin melewatkan sarapannya karena itu sama saja membuat penyakitnya kambuh.
"Tante mau milktea sama rotinya satu ya." Pesan Nara pada tante yang menjual di kantinnya.
Setelah membayar, Nara mengambil pesanannya dan mencari tempat duduk yang pas untuk menghabisi sarapannya sambil menunggu bel masuk berbunyi.
Matanya jatuh pada bangku yang berada di pojok ruang dan memutuskan untuk menempatkan dirinya di sana. Nara membuka bungkusan rotinya dan sedikit demi sedikit ia makan.
"Permisi, numpang dulu disini sebentar ya."
Nara menatap orang yang tiba-tiba duduk di hadapannya. Sebenarnya ia hampir protes karena kesendiriannya diganggu oleh seseorang yang tidak dikenalinya.
Toh lagi pula bangku di kantin ini masih banyak yang kosong, kenapa dia memilih untuk duduk disini?
Setelah menatap beberapa detik ke arah pemuda di hadapannya akhirnya Nara memilih untuk melanjutkan sarapannya tanpa menghiraukan pemuda itu. Dia pikir-pikir juga tidak penting menanggapi orang asing.
"Kamu bilang udah sarapan, tapi kenapa sekarang kamu di sini?" Pertanyaan itu keluar dari bibir pemuda asing tadi.
Nara menatap bingung orang di hadapannya "Hah?"
Pemuda itu tersenyum manis, "bungkusannya kenapa kamu kasih ke Hilal?"
Nara termenung bingung dengan apa maksud perkataan pemuda itu.
"Bungkus itu dari aku." Jelasnya pada akhirnya.
Akhirnya Nara paham dengan apa yang di maksud. Ia meremas bungkus rotinya dan menghabisi milktea yang sisa setengah.
"Maaf, tapi saya memang terbiasa tidak menerima sesuatu dari orang asing." Jawabnya sambil berdiri dari duduknya berniat untuk meninggalkan kantin.
Pemuda itu ikut berdiri dan mensejajarkan tinggi keduanya. Ia menatap Nara dengan matanya yang entah Nara tidak bisa merasakan emosi apapun disana.
"Kalau begitu, mari kita mengenal satu sama lain." Jawabnya.
Pemuda itu menyodorkan tangannya ke Nara. Ia menatap tangan itu dengan pandangan aneh lalu bebalik menatap wajah pemuda di hadapannya yang sedang tersenyum.
"Aku Narendra, kamu bisa panggil aku Nana."
*+:。.。 。.。:+*
✧・゚: *✧・゚:* *:・゚✧*:・゚✧
"sebuah pertemuan awal yang menghubungkan kemungkinan"
✧・゚: *✧・゚:* *:・゚✧*:・゚✧Narendra Arghyatama
as
Na Jaemin
Naraya Ayunanda
as
OC
Hilal Adhiwiseto
as
Lee Jeno
*+:。.。other cast will be added。.。:+*
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOSE YOU TO LOVE ME
Fanfiction"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘭𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢, 𝘢�...