Nara memasuki toilet perempuan dan segera melepaskan sweaternya. Beruntung kemejanya tidak meninggalkan noda banyak, sehingga ia bisa merasa sedikit tenang.
Ia mencuci bagian yang terkena jus itu dan juga membersihkan rok nya sedikit demi sedikit.
Setelah selesai, Nara mematikan keran air dan menatap pantulan dirinya yang kini terlihat berantakan karena melepaskan sweaternya kasar. Ia menghembuskan napasnya perlahan mencoba untuk menenangkan diri agar tidak meledak.
Setelah di rasa dirinya tenang, ia keluar dari toilet menuju kelasnya.
Dia menatap teman kelasnya menatapnya kompak saat ia baru saja masuk ke kelas. Lalu mereka kembali pada kegiatannya masing-masing.
Nara kembali pada saat dimana dia merasa ketakutan juga canggung untuk masuk ke kelas. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah jam pelajaran jadi ia tidak bisa lagi untuk kabur.
Brak!
Suara seseorang terjatuh di susul beberapa tawa tertahan itu terdengar.
Nara menahan erangannya karena lututnya yang nyeri. Juga malu yang menyerangnya karena beberapa pasang mata anak cowo menatap paha mulusnya karena sebagian roknya terangkat.
"Mata lo kemana sih? Buta ya?" Sentak Lula.
Nara ingin rasanya menenggelamkan dirinya ke bumi saat ini juga. Kenapa hari ini sial sekali?
"Lo apa apaan sih hah!?" Teriak Hilal mendorong bahu Lula.
Lula menatap terkejut padanya lalu ia segera mengontrol ekspresinya.
"Kok gue? Dia duluan lah yang ceroboh!" Kata Lula berusaha membela dirinya.
Hilal mendengus kesal lalu ia menghampiri Nara dan membantu gadis itu untuk bangkit. Ia sedikit tertatih karena ia terjatuh lumayan keras.
"Manja banget euy menelin cowo orang lagi." Kata Lula lebih keras. Sengaja, agar semua orang di kelasnya mendengar.
Nara yang mendengar itu segera mendorong Hilal untuk menjauh. Ia berjalan sendiri menuju bangkunya dan duduk seolah olah tidak terjadi apapun.
"Kapan kita mulai?""Mulai apa?"
Dara berdecih muak. Ia menatap Sean yang sedari tadi hanya duduk santai di kamarnya tanpa menjelaskan apapun tentang rencana mereka.
"Rencana kita bego. Lo lupa?" Kata Dara dengan wajah kesal.
Sean tertawa konyol lalu mengangguk angguk. Ia sedang rebahan di atas kasur Dara dan menatap gadis itu dengan tatapan memujanya.
"Santai, lo kenapa sih takut banget rencana kita gagal?" Tanya Sean.
"Lo gak tau kalo mereka makin dekat?"
"Ya bagus dong."
Dara melempar buku ke arah Sean yang ia ambil dari meja kecil dekat rangjangnya.
"Kenapa sih lo mau ngejar Naren? Padahal lo bisa jadi cewe gue." Ucap Sean sambil menarik pinggang Dara mendekat ke arahnya.
Dara memberontak tapi Sean mengunci pergerakannya.
"Gue lebih baik daripada dia. I have those fame. Gue juga bisa bikin lo senang." Kata Sean.
Tangannya terangkat mengelus pipi Dara lembut. Lalu turun mengusap bibir gadis itu.
"Gue mau Naren. Sampai kapan pun gue cuma mau dia." Jawab Dara menatap tajam.
Sean tersenyum penuh arti, "sure, lo bakal dapetin dia. Gue bisa dapetin Nara. So let's work this together honey."
Setelah berkata seperti itu, bibir mereka mendekat dan berakhir saling berciuman.
*+:。.。TBC。.。:+*Makin gak jelas gak sih? Alurnya kecepatan atau lambat? Kalo menurut aku biasa aja sih:D
Udah bisa nebak dari part ini apa yang bakal terjadi di antara Nana-Nara-Hilal-Sean-Dara?
Buset banyak banget yeoiya satu tambahan lagi, plis banget ya gaes jangan sampe hate mereka (idol) di rl. This is just a fan fiction, jadi gda hubungannya sama sekali dengan kehidupan nyata mereka oke? Don't take it seriously:D
Aight that's all from me. Ciao!
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOSE YOU TO LOVE ME
Fanfiction"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘭𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘢𝘥𝘪 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢, 𝘢�...