"Hey Rit, aku mau cerita sama kamu. Kemarin itu aku ke perpustakaan dan pulangnya aku mampir ke salah satu rumah makan yang ada di dekat perpustakaan itu, karena aku laper banget. Dan setelah aku pilih tempat duduk untuk makan, aku gak sengaja lihat ada Zev yang kebetulan duduk di seberang meja makan yang aku tempati, oh my God Ritu, jantungku rasanya mau meledak, aku kaget banget tau gak sih Rit" Jelas Anshika yang menceritakan kejadian kemarin pada sahabatnya.
"Memangnya kamu ke rumah makan itu sama siapa?" Tanyaku memastikan bahwa ia tak sendirian di rumah makan itu.
"Iya aku sendiri lah, lagian aku ajak kamu tapi kamunya sibuk nugas" Aku pun terkekeh melihat Anshika mengerucutkan bibirnya kesal.
"Wah beruntung banget tuh, trus kamunya gimana habis itu?" Tanyaku ingin mendengar ceritanya lebih lanjut.
"Ya aku pindah posisi jadi belakangi dia deh, karena ntar kalau aku tetap ada di posisi itu aku gak bakal bisa nelan tu makanan, ntar aku malah jadinya salah tingkah lagi".
Aku pun tersenyum mendengar apa yang ia perbuat kemarin, karena ketika Anshika melihat Zev dia akan selalu salah tingkah dan hampir saja tidak sanggup lebih lama untuk menatapnya, apalagi ketika mata mereka berdua sedang beradu. Rasanya aku selalu siaga jika Anshika memukuliku karena merasa malu setelah mereka tidak sengaja saling menatap.
Kami pun tiba di depan loket yang tersedia di parkiran kendaraan, aku mengambil karcis dan mencari tempat untuk memarkirkan mobil. Setelah mendapatkan tempat parkir, kami pun berjalan masuk menuju pintu depan GnG Mall, angin dari hembusan AC yang ada di dalam Mall membuat rambut kami beterbangan.
"Ayo Rit kita langsung ke lantai 3" Ajak Anshika padaku.
Sesampainya di lantai 3 tepatnya di dalam studio cinema, antrian panjang tiket masuk pun terlihat. Lalu Anshika bergegas mengantri untuk membeli 2 tiket. Dan tak lama, mereka pun telah duduk di bangku yang telah dipesan Anshika tadi. Nampaknya, sekitar 10 menit lagi film itu akan diputar. Tentu saja, kami tengah menonton film horror karena kami berdua menyukainya.
Dua jam telah berlalu, kami pun keluar dari studio cinema. Aku melihat Anshika seperti memikirkan sesuatu sambil memegangi perutnya.
"Kamu lapar ?, makan yuk di depan sana ada resto, aku juga lapar nih" Ajakku pada Anshika.
Dan Anshika menyetujui untuk makan di resto yang aku tunjuk . Aku pun langsung memesan chicken biryani kesukaanku dan chicken tandoori untuk Anshika, dan tak lupa aku memesan rajma masala dan kheer untuk dibungkuskan pada ibuku. Kami pun memilih untuk duduk di salah satu meja di tengah resto mini itu. Nampaknya, ia sangat suka film tadi sehingga ia terus bercerita padaku tentang bagian-bagian film yang sempat aku tanya tadi saat sedang menonton film, dan menceritakannya dengan sangat antusias. Beberapa saat kemudian makanan kami datang dan kami mulai terbang dalam dunia makanan favorit kami masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan yang Sesak
Teen Fiction"Kamu cium bau darah gak?" Tanyaku sangat penasaran. Aku memulai untuk membuka pintu kamarnya sedikit, bau anyir darah menyeruak kuat masuk ke dalam hidungku, lalu aku membuka pintu itu lebih lebar. *** Sepenggal kisah seorang gadis yang terpuruk da...