"Di ujung jalan itu aku melihatnya...
Tertunduk lesu dibawah jatuhan daun-daun kering berwarna kuning...
Aku melihatnya ia tersedu-sedu dalam tangisannya seorang diri...
Sungguh kejadian itu sangat memilukan hati...
Bahkan sang langit pun ikut meneteskan air matanya menemani gadis itu dalam tangisan sendunya...
Hari semakin gelap, hati semakin terpuruk, mata semakin sembap, dan terhenti langkah kaki kecil itu dibawah pohon...
Tidak ada yang gadis itu rasakan selain banyaknya tombak yang menghujam ruang sesalnya hingga ia merasakan hanya kehampaan di sekelilingnya"
"Kriing, kriing, kriing". Ponsel genggam berwarna pink membuat gadis itu terbangun, membuka mata lalu terduduk dan berusaha melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi. Ia tersentak kaget menyadari bahwa dirinya telah bangun kesiangan, dan melompat dari atas kasur dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Gadis berlesung pipit itu terlihat sangat terburu-buru saat membersihkan dirinya, kemudian berjalan cepat keluar dari kamar mandi menuju almari pink untuk mengambil pakaiannya yang terlihat sangat anggun apabila ia kenakan.
Hai, namaku Akriti Devyanshi, panggil saja aku Ritu yang diambil dari nama depanku yaitu Akriti. Pagi ini aku akan pergi bersama sahabatku yang telah mengajakku untuk menonton cinema di GnG Mall yang terletak di Manga Nagar, Saharanpur. Dan juga karena ia telah terus merengek untuk memaksaku menemaninya.
Entah apa yang akan ia beli disana, mengingat ia sangat suka untuk membeli pakaian di tempat itu. Jam telah menunjukkan pukul 07.30 pagi, aku bergegas menuju mobilku dan segera meluncur menuju rumah sahabat dekatku yang satu ini.
Aku telah sampai di depan pagar rumah gadis yang bernama Anshika, aku melihatnya sedang berkacak pinggang di teras rumahnya sambil memicingkan matanya menatapku.
"Hey, Anshu gimana sih kamu? Bukannya dibukakan pagar malah sensi gitu lihatnya" Teriak Ritu melalui kaca mobilnya.
Lalu Anshu bergegas membukakan pagar agar ia dapat langsung masuk menuju mobil biru milik Ritu.
"Anshu, apa kamu tidak ingin pamit dulu sebelum pergi ?" Teriak ibunya Anshu dari pintu rumahnya.
"Wah iya mumma, hampir aja lupa" Lalu Anshu kembali keluar dari mobil dan berlari menuju ibunya untuk berpamitan.
"Dah mumma, Anshu pergi dulu ya" pamit Anshu pada ibunya.
"iya, hati hati dijalan ya kalian berdua, Anshu jangan lupa belikan mumma makanan ya" Pinta ibu Anshu pada kedua gadis gadis cantik yang akan pergi. Lalu mobil biru itu pergi meninggalkan pekarangan rumah Anshu. Selama perjalanan Anshu tak henti hentinya bercerita tentang Zev, yaitu remaja laki laki manis yang saat ini telah membuat hatinya berdegup kencang apabila melihatnya.
______________________________________
Hey kamu!Iya KAMU!
Ini ceritaku yg pertama loh gaiss, cuma ngasi tau doang.😁😆
Dan sebagai READER YANG BAIK, hendaknya meninggalkan jejak dengan cara mem-vote cerita ini. Tekan aja tuh gambar bintang di paling bawah pojok kiri.
Dan jangan lupa KOMENTARNYA, barangkali ada yang typo silakan tulis juga di komen 😂😁.Lop yu gais 😘😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenyataan yang Sesak
Novela Juvenil"Kamu cium bau darah gak?" Tanyaku sangat penasaran. Aku memulai untuk membuka pintu kamarnya sedikit, bau anyir darah menyeruak kuat masuk ke dalam hidungku, lalu aku membuka pintu itu lebih lebar. *** Sepenggal kisah seorang gadis yang terpuruk da...