Five.

389 77 42
                                    

Begitu membuka mata, Minho mendapati dirinya yang terbaring di atas tempat tidur Chan. Padahal usai perdebatan antara dirinya dengan Chan di meja makan, Minho berakhir dengan menangis di sana semalaman. Minho tak ingat kapan kantuk menghampiri hingga membuatnya jatuh tertidur di kamar sang kekasih.

Namun dapat dipastikan hanya ada satu jawaban bagaimana Minho bisa berada di sana; Chan.

Minho memutar tubuhnya menghadap sisi lain tempat tidur dimana biasanya Chan masih terlelap di sana. Namun Minho tak dapat temukan apapun selain udara kosong. Dan ketika salah satu tangan Minho terulur untuk meraba sisi tempat tidur tersebut, Minho hanya mendapati rasa dingin yang artinya Chan sudah cukup lama beranjak dari sana.

“Kak Chan?” panggil Minho begitu beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar untuk mencari keberadaan Chan.

Sesekali tangan Minho mengusap matanya yang membengkak karena menangis semalaman sebelum terus mengedarkan pandangan ke seluruh sudut apartemen Chan. Ruang tengah, ruang depan, kamar mandi, bahkan sampai meja makan yang menyatu dengan dapur Minho sambangi, tetapi dirinya tak jua menemukan keberadaan sang kekasih.

Minho justru temukan piring-piring berisi menu makan malam yang masih berada di posisi yang sama dengan yang terakhir kali Minho ingat. Sepasang sumpit yang semalam Chan banting keras bahkan masih berada di posisi yang sama hingga membuat Minho harus berkali-kali menggelengkan kepala guna menghilangkan wajah Chan yang saat itu terlihat sangat marah.

“Kak Chan cuma lagi kelelahan, Min. Ayo jangan terlalu dipikirin dan perbaiki semuanya pas Kak Chan pulang,” gumam Minho sekaligus menyemangati dirinya sendiri.

Selagi menunggu Chan, Minho memutuskan untuk merapikan meja makan yang terlihat begitu kacau dan mencuci semua alat makan yang kotor usai memilah makanan mana yang masih bisa dipanaskan dan makanan mana yang sudah harus dibuang.

Minho tak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan semuanya. Usai memasukkan makanan ke microwave, Minho mencoba menghubungi Chan. Namun Minho harus menelan kekecewaan ketika mendengar nada dering yang Minho kenali berasal dari ponsel Chan terdengar menggema di dalam apartemen. Dan begitu diperiksa, Minho menemukan ponsel Chan yang tergeletak di atas nakas samping tempat tidur Chan. Rupanya Chan pergi tanpa membawa ponsel.

Minho baru akan kembali ke dapur ketika ponsel Chan kembali berdering.

'Kim Seungmin'

Dahi Minho mengernyit begitu membaca nama penelepon yang teramat asing baginya. Minho berusaha mengingat-ingat apa Chan pernah menyinggung nama itu di percakapan mereka atau tidak. Dan sampai panggilan tersebut berhenti Minho tak ingat Chan pernah menyinggung nama Kim Seungmin dalam percakapan mereka.

Minho masih belum beranjak ketika ponsel Chan kembali menyala. Kali ini hanya pesan singkat yang masuk masih dari seseorang bernama Kim Seungmin. Minho belum sempat membaca pesan yang singgah di ponsel sang kekasih karena ponselnya berdering berbarengan dengan denting dari microwave yang menandakan bahwa makanan yang tadi dipanaskan sudah siap.

“Halo, Bunda?” Minho mengangkat panggilan yang datang dari sang ibu selagi melangkah menuju dapur.

“Rupanya anak kesayangan Bunda sudah bangun,”

Minho terkekeh pelan mendengar ucapan sang ibu. Pemuda Lee itu kemudian menjepit ponselnya di antara bahu dan telinga ketika kedua tangannya harus mengeluarkan beberapa makanan dari microwave sembari mendengarkan pertanyaan yang ibunya ajukan.

“Besok kamu jadi pulang, ‘kan, Sayang?”

Untuk sesaat Minho terdiam. Pemuda Lee itu lebih dulu menyusun makanan-makanan yang sudah dipanaskan di meja makan sebelum menarik salah satu kursi untuk diduduki kemudian kembali memegang ponselnya baru menjawab, “Jadi, Bun,”

Letting You Go - Banginho/MinchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang