Pramuka #2

13.9K 53 1
                                    

Tak terasa sudah lumayan lama kita istirahat sampai akhirnya kegiatan berikutnya dimulai, yaitu senam sore, dan semua siswa dan siswi pun diharuskan menggunakan baju olahraga dan berkumpul di lapangan.

Aku sengaja menunggu mereka semua keluar tenda untuk ganti baju. Dan akupun mengambil celana olahragaku yang masih jadi satu dengan perlengkapan mandiku tadi, sementara bajunya sudah aku pakai. Dan bekas ompol pada celana olahragaku sudah mulai kering, namun masih agak lembab dan tentu sedikit bau pesing. Dengan terpaksa akupun memakainya dan tentu aku merasa malu karena masih sedikit terlihat basah di bagian selangkangan.

Setelah senam selesai, kita pun kembali ke tenda dan kembali istirahat dan tak terasa bekas ompol di celana olahragaku mulai kering.

Menjelang malam tak ada kegiatan lagi, di sela2 waktu itu kami hanya makan dan bermain saja. Sampai sekitar jam 8 malam ada acara api unggun dan acara2 lainnya. Tentunya kamipun sangat menikmati acara2 itu. Setelah selesai kami semua kembali ke tenda.

Sesampainya di tenda, kami semua disuruh untuk tidur oleh para kakak pembina karena jam 2 malam nanti akan ada acara jurit malam di area pemakaman yang tak terlalu jauh dari tempat kita kemah.

Tentunya acara jurit malam ini membuat kita semua sedikit takut karena dilakukan tengah malam dan di kuburan. Dan diantara kami Amel adalah yang paling penakut.

Tak lama pun Amel meminta kepadaku untuk diantar ke toilet karena ingin pipis, dan akupun sempat tidak mau dan menyuruh kawanku yang lain untuk mengantarnya. Namun karena yang lain pada tak mau akupun mengantarnya.

Amel pun mengambil tasnya dan kita pun ke toilet. Aku sempat berpikir ingin pipis juga tapi kuurungkan niatku karena sama sekali tidak merasa kebelet.

Aku masih menunggu Amel, dan dia lumayan lama di toilet. Aku berpikir mungkin Amel ganti baju karena dia tadi membawa tas, tapi tentu tak akan selama ini kalaupun cuma ganti baju.

Lalu Amel pun keluar dan kupikir dia ganti baju, ternyata sama sekali tidak. Dan akupun bertanya pada Amel.

"Lama amat lu Mel di dalem"

"Sorry, tadi gua sekalian BAB"

"Gua kira lu mau ganti baju makanya bawa tas"

"Oh ini, gua cuma bawa sabun, tapi ya gara2 susah nyarinya dalem tas gua bawa aja tasnya skalian. Sorry ya lama"

"Iya, gpp kok"

Kami pun balik ke tenda lalu kami pun tidur.

Saat tidur, kita semua terbangun dengan suara pluit, dan itu adalah tanda untuk kita semua bergegas untuk jurit malam. Dan tentunya kita bergegas untum jurit malam. Kami semua berkumpul di lapangan lalu memulai jurit malam sesuai regu.

Setelah giliran kami, kami pun langsung berjalan mengikuti arahan kakak pembina dan mengikuti rute yang telah disiapkan.

Mulai masuk kuburan kita semua takut, namun Ela, Rena, dan Ratih terlihat biasa saja dan sama sekali tidam takut. Akupun sedikit takut begitu juga dengan Salsa yang tangannya sedikit gemetar. Lain lagi dengan Amel yang dari tadi hanya berada di belakangku sambil terus menangis dan menutup matanya dengan tangannya yang juga gemetar karena sangat takut.

Situasi itupun membuat Ela dan Rena sesekali iseng kepada Amel dengan menakutinya dengan cerita seram, lain halnya dengan Ratih yang tetap diam namun tak lama dia malah bersiul dan kita semua pun marah kepada Ratih, dan tentu saja Amel lebih menjerit ketakutan dibanding cerita seram yang dibuat2 oleh Ela dan Rena tadi.

Dan perjalanan berlanjut, untuk mengurangi rasa takut kita semua menyanyikan yel-yel regu kami, namun saat menyanyi Ratih kembali menakuti2 kami dengan kembali bersiul yang tentu membuat kita semua berhenti bernyanyi dan marah kepada dia.

Tak lama kemudian suasana menjadi hening karena kita mendengar suara batang pohon yang bergoyang, dan kami pun mencari asal suara tersebut. Rena pun bilang "ah, mungkin cuma kakak pembina iseng aja, mana ada sih setan", akupun mencoba tenang.

Tak lama kembali ada suara itu lagi, dan akupun menyorot senter ke arah atas, dan melihat sedikit kain putih yang bergoyang, akupun hanya bisa diam membisu dan kemudian yang lain melihat ke atas.

Pikiranku sudah kemana-mana, ditambah Amel dan Salsa yang menjerit ketakutan dengan apa yang dilihat. Dan semakin dilihat kita semua semakin sadar kalau itu bukan sekedar kain, aku melihat seperti wujud orang, tapi tak mungkin orang bisa berdiri di ranting pohon setinggi itu.

Sadar akan hal itu, dengan jeritan Salsa dan Amel yang semakin menjadi-jadi, aku hanya diam membatu melihat ke arah kain itu dan seketika merasa kebelet pipis, dan tak lama terasa air hangat mengalir di celana olahragaku yang berada di balik rok.

Selagi aku memandangi penampakan tersebut sambil tak sadar ngompol, tiba-tiba jatuh orang dengan kain putih tepat di depan rombongan regu kami. Ratih, Ela, dan Rena sontak langsung kabur, sementara Salsa sempat terjatuh lalu kabur. Aku dan Amel kaget dan terduduk diam dan berteriak histeris ketakutan. Aku ingin kabur namun sepertinya kakiku terasa sangat lemas, begitu pula dengan Amel yang berada di belakangku, kita berdua hanya bisa berteriak dan menangis terdiam di tengah kuburan.

Aku hanya bisa duduk diam bersama dengan Amel di tempat, dan saat itu akupun sadar bahwa aku terduduk dengan rok dan celana yang basah. Lalu akupun sadar dengan perasaan kebelet dan lega ini. Aku baru sadar kalau aku sedang mengompol. Aku sadar kalau aku sedang pipis tapi aku sama sekali tidak bisa menahannya dan hanya bisa membiarkannya mengalir dan membasahi pantatku.

Tak lama orang dengan kain putih itu pun pergi dan tak lama yang regu kami kembali berkumpul di tempat aku dan Amel. Lalu mereka menjelaskan kepada aku dan Amel kalau tadi hanya kakak pembina yang iseng untuk menakuti kita.

Aku dan Amel hanya bisa terdiam lemas sambil mendengar berbagai penjelasan mereka tentang orang tadi. Aku takut kalau mereka tahu kalau aku ngompol. Dan akupun mencoba melihat ke arah Amel duduk sambil berharap dia juga ngompol karena ketakutan. Namun ternyata hanya aku saja yang ngompol.

Kemudian mereka menyuruh kita ber2 untuk bangun dan melanjutkan perjalanan. Dan Ratih pun melihat kalau di sekitar tempat aku duduk basah, dan dia pun bertanya

"Eh Fitri, lu ngompol?"

Sontak yang lain penasaran dan melihat ke tempat aku duduk, lalu Ela dan Rena bilang

Ela: "Eh serius lu ngompol Pit? Pantesan dari tadi bau pesing"

Rena: "Eh beneran lu ngompol? Amel ngompol juga gk??"

Amel: "Gua gk ngompol ya. Tuh liat rok gua kering. Ini basah dikit gara2 kena ompolnya Pipit tuh". Amel sambil menunjukan bagian roknya ke yang lain.

Akupun hanya terdiam dan menangis malu karena aku mengompol di depan mereka. Ditambah aku adalah ketua regu.

Kemudian akupun bangun dan kami melanjutkan perjalanan hingga selesai. Beruntung kakak pembina  di pos terakhir memberikan celana olahraga cadangan kepadaku karena melihat aku ngompol. Mereka menyiapkan celana cadangan karena khawatir ada yang ngompol saat jurit malam ini.

Kami pun balik ke tenda. Lalu aku mengganti rok dan celanaku. Namun aku baru ingat kalau dalemanku yang sebelumnya masih basah dan berada di kantong plastik di tas. Namun aku tak punya pilihan lain, akupun memakai celana olahraga cadangan tadi dengan celana dalam agak lembab ini.

Lalu kita pun berdiam di tenda sambil menunggu pagi. Setelah pagi tiba kita pun melakukan acara penutupan lalu beres-beres dan pulang.

Besoknya di sekolah mulai tersebar beberapa kabar tentang persami kemarin. Mulai dari kabar umum munculnya penampakan, beberapa siswa kehilangan barang bawaan, ada yang kesurupan setelah jurit malam, ada juga hal aneh seperti celana dalam yang ketinggalan di kamar mandi dan ada bekas popok juga di kamar mandi, dan tersebar juga kabar kalau ada yang ngompol saat jurit malam.

Kumpulan Cerita NgompolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang