Bulan Ramadan akan segera tiba. SMA Nusantara Pembangunan memiliki acara rutin dimana akan diadakan bazar Ramadan. Setiap organisasi di sekolah akan mendirikan stand dimana anggota dari organisasi tersebutlah menjadi penjaganya. Acara yang selalu dinanti para murid maupun alumni dari SMA Nusantara Pembangunan.
Farissa sendiri menjadi salah satu anggota dari PIR/KIR sehingga dia akan menjaga stand bergantian dengan anggota PIR/KIR lainnya. Jadwal untuk masing-masing anggota sudah ditentukan dan Farissa mendapatkan hari pertama, keempat dan kelima. Disisi lain anggota OSIS akan mengumpulkan pakaian tidak terpakai dari murid-murid untuk disumbangkan nantinya.
"Sa, kamu dapat hari apa saja?" Rinda bertanya sambil menyantap siomaynya.
Farissa pun mengalihkan pandangannya dari bacaannya. "Pertama, keempat dan kelima." sahutnya lalu kembali sibuk dengan bacaannya. Farissa dan Rinda berada di kantin untuk menemani Rinda makan siomay.
"Gila! Kamu dapat hari-hari paling krusial. Hari pertama mungkin tak terlalu membludak tapi keempat dan kelima? Hari paling melelahkan." Komentar Rinda menunda memakan siomaynya. "Kamu tak ingin bertukar dengan lainnya?"
Farissa sontak meletakkan bacaannya dan menatap cemberut kearah sahabatnya. "Asal kamu tahu, hari itu aku dapatkan setelah Dayat dan Sofi meminta bertukar."
Rinda pun terkekeh mendengar curhatan sang sahabat. "Hebat sekali mereka dapat bertukar denganmu. Lagian kenapa kamu mau saja?" Rinda tahu betul Farissa bukan gadis mudah dibujuk.
"Mereka menawarkan mengerjakan makalah PIR/KIRku. Aku tentu tak dapat menolak begitu saja." sahut Farissa dengan acuh dan menyesap es jeruknya. "Kamu sendiri mendapatkan hari berapa saja? Bukannya anak mading harus melakukan liputan juga?"
Rinda pun menyodorkan agendanya dan kembali melahap siomaynya. Farissa pun membuka agenda milik Rinda dan membacanya.
"Gila! Tugasmu akan sangat padat bestie. Bahkan kamu masih harus melakukan liputan pada beberapa pengunjung." simpul Farissa setelah membaca jadwal kegiatan sang sahabat. "Oh ya, kamu akan meliput orang berpengaruh siapa?"
Rinda dengan mata memelas mengelengkan kepala. "Menurutmu siapa bisa aku liput saat bazar?"
"Semoga saja ada anggota DPR atau DPRD alumni sekolah datang." kata Farissa mencoba membesarkan hati sang sahabat. "Kalau seandainya bidadara/bidadari sekolah lain apa boleh? Menurutku itu salah satu topik paling dicari kita semua. Kamu tentu tahu untuk cuci mata."
Rinda tampak memikirkan saran dari Farissa dengan penuh minat. "Aku akan coba tanyakan nanti saat pertemuan. Semoga kak Angeline mengizinkannya."
"Semangat bestie. Sekarang cepat habiskan siomaymu. Bel istirahat akan segera berakhir." Sergah Farissa mengingatkan waktu istirahat mereka tinggal sedikit. Rinda pun segera menyelesaikan beberapa potong siomaynya.
****
Pembukaan bazar sekolah akhirnya dimulai. Bazar dibuka dengan beberapa penampilan band dari murid sekolah dan sambutan dari kepala sekolah. Acara berjalan dengan meriah bahkan beberapa alumni memberikan penampilan mereka.
Farissa mendapatkan hari pertama berjaga dibantu teman PIR/KIRnya segera menjajakan jualan stand mereka. Dia beberapa mendapati pengunjung dari daerah sekitar sekolah mereka. Tak hanya warga sekitar, dia juga menemukan beberapa murid dari sekolah lain datang. Begitu dikenalnya acara sekolah mereka sehingga tak sedikit pengunjung datang.
"Farissa!" sebuah panggilan dari balik punggungnya membuat Farissa pun berbalik.
Berdiri di dekat pintu masuk bazar, telah ada seorang Wisnu dengan dandanan casualnya. Dengan santai dia berjalan menghampiri Farissa setelah mengonfirmasi bahwa sosok dimaksudnya benar adanya.
"Waw, aku tak menduga akan melihatmu disini." seru Wisnu sambil tersenyum kecil.
"Me too." balas Farissa dengan pandangan kesekeliling. "Mas Wisnu sendirian?"
Wisnu pun berbalik dan menunjuk kearah dimana beberapa anak laki-laki berkerumun di stand Robotica. "Aku datang dengan teman-temanku. Kamu hari ini kebagian jaga?"
"Yap. Mas tertarik untuk membeli beberapa produk kami?" tawar Farissa tak ketinggalan mempromosikan jualannya. "Kami memiliki biskuit bayam sebagai andalan."
Wisnu melihat keantusiasan Farissa menawarkan dagangannya tersenyum lebar. Baru kali ini dia melihat sisi berbeda dari Farissa. Biasanya dia melihat sisi tenang dan cuek seorang Farissa. "Boleh. Dimana barangnya? Aku lihat kamu hanya membawa krupuk bayam." Balas Wisnu menghargai usaha Farissa.
Farissa dengan penuh semangat membawa mereka kearah stand PIR/KIR. Di stand tersebut sudah ada kakak kelasnya dan segera mengemas pesanan Wisnu. Beruntung Wisnu masih kebagian biskuit bayamnya karena hanya sisa satu.
"Terima kasih sudah berkunjung dan membeli." serempak anak PIR/KIR berseru begitu Wisnu menyelesaikan pembayaran. "Jangan lupa datang kembali, Kak."
Wisnu melihat kekompakan Farissa dan teman-temannya pun menganggukan kepalanya. Farissa pun segera menghampiri Wisnua. "Mas Wisnu setelah ini mau kemana lagi?"
"Mungkin aku akan mencari minuman untuk berbuka nanti. Kamu ada saran?" Wisnu tak begitu bersemangat ketika melihat banyaknya pengunjung bazar dan antarian pada setiap stand. "Aku mau buah-buahan kalau bisa."
Farissa pun memandang sekeliling mereka dengan dahi berkerut. "Mas Wisnu keberatan tidak jika sup buah dari stand sahabatku? Kebetulan dia bertugas meracik sup buahnya hari ini."
"Boleh tapi apa enak dimakan nanti?" Wisnu tak terlalu suka jika minumannya nanti tidak terlalu dingin lagi.
"Bagaimana kalau aku pesankan dari akan aku bawakan waktu berbuka? Kebetulan Rinda menyiapkan sup buah untuk kami berbuka nanti." Tawar Farissa mengingat janjinya dengan sang sahabat.
"Boleh kalau kamu tak keberatan." Wisnu dengan cepat menyetujuinya.
"Nu!" sebuah panggilan dari salah seorang teman Wisnu membuatnya harus segera beranjak. "Teman-temanku sepertinya sudah menungguku."
"Iya. Mas Wisnu nanti tunggu di bawah ring basket saja. Nanti aku antarkan kesana." Farissa sendiri merasa harus segera kembali bertugas. Masih cukup banyak jualan mereka menunggu untuk dijual.
Kembali ke standnya, Farissa menemukan beberapa kakak kelasnya sedang asyik berbicara. Dia pun memutuskan kembali ke pos berjualannya sambil menenteng beberapa produk untuk dijual. Dia sama sekali tak akan menduga jika dirinya adalah topik pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Journey of Relationship
Teen FictionMasa-masa SMA adalah masa paling menyenangkan. Berbagai hal tak terlupakan terjadi pada masa SMA. Mengenal arti persahabatan, percintaan bahkan penghianatan. Begitu banyak cerita dilalui walaupun kenikmatan sesungguhnya baru dirasa pada kelas 11-12...