BERAWAL

0 0 0
                                    

Semua berawal dari sebuah keputusan kecil dalam hidup.

Kadang kita takut. Takut akan pandangan orang lain mengenai keputusan yang kita ambil. Takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya. Itu hal wajar karna setiap orang pasti membuat kesalahan, dan semua orang berhak untuk memperbaikinya.

. . . .

Suatu pagi saat hujan jatuh tepat disaat adzan subuh berkumandang,  aku terbangun membuka mata dan lekas beribadah.

‘assalamualaikum waramatullahiwabarakatuh’ kataku mengakhiri sholat dan ingin melanjutkan dengan doa,

Hari itu sungguh terasa dingin entah karna hujan atau pergolakan yang terjadi dimalamnya...

. . . .

‘kenapa kamu tak ambil saja yang lebih dari itu, kamu bisa saja ambil D3 bea cukai!’ kata ayahku sambil menepuk meja disaat kami makan malam bersama.

Aku sempat terdiam, nasi dipiring pun hanya ikut berputar beriringan dengan jam dinding yang berdeting pada saat jam 19.00 tepat

‘ayah tak perlu khawatir, ini pilihanku!’ aku menjawab ayah dengan  menatap matanya.

Menahan marah ayah pun kembali menjawab ‘kamu itu kalo ada apa-apa tanya orang tua dulu!, coba kamu pilih D3 itu kan pangkatnya bakal lebih besar.’

‘huhhh’ aku menghela nafas sambil ibu menghelus pundak ku dengan halus.

‘aku tau tujuan ku dan aku akan membuktikan ke kalian kalau aku bisa’ Kataku.

‘sudah, sudah mari kita makan lagi’ kata ibuku untuk menghentikan perdebatan kami.

Selesai makan hatiku merasa tidak tenang seperti ada hal yang aku tidak suka, aku pun lekas meminta maaf kepada kedua orang tua ku aku menyesal berkata seperti itu.

‘ayah, ibu maafkan aku atas kelakuan ku tadi’ kataku

‘tak apa kami percayakan semua kepadamu’ ibuku menjawab dengan penuh kasih sayang.

‘lain kali sebelum bertindak beri tahu orang tuamu dulu! Mengerti!’ ayah sambil menepuk pundak ku berusaha sabar menghadapi anaknya.

‘baiklah terima kasih sudah mendukungku’. Aku pun keluar dan kembali kekamar ku lagi.

Perkenalkan aku Aerrangga Candra Baidjuri anak baru lulus sma yang ingin mengikuti tes STAN atau Sekolah Tinggi Akuntasi Negara, bukan apa-apa memang tujuan ku dari dulu masuk stan dengan jurusan D1 Bea Cukai lulus dengan cepat dan membanggakan ibu ayah dan keluargaku.

Tidak seperti anak lain aku tidak mengikuti tes lain selain STAN pada tahun itu, bukan karena aku terlalu percaya diri tapi aku hanya tak mau membebankan orang tuaku dengan biaya kuliah dan ingin langsung bekerja setelahnya.

‘Aku sudah mempersiapkan diriku lebih dari satu tahun untuk semua ini dan aku pasti berhasil!’ kataku setiap aku tidak percaya diri.

....

‘aamiin’. Kataku mengakhiri doa subuh ini dengan penuh harapan.

Beberapa minggu kemudian waktu ujian ku pun akan segera dimulai. Aku bangun sekitar jam 4.30 pagi untuk menyiapkan diriku

‘eh kamu udah bangun bang’’ kata ibuku yang terbangun karna kusibuk didapur membuat telur untuk dimakan bersama roti bobo yang kubeli malamnya.

‘iya bu hari ini aku tes, maaf sudah membangun kan ibu’ sambil menggoreng telur kumelihat ibu tersenyum kearahku

‘sini ibu bantu, nak’ kata ibu

‘bangunkan ayahmu saja sana suruh ia siap-siap untuk mengantarmu nanti’ ibu melanjutkan

This Is Mine And Yours.Where stories live. Discover now