𝑹𝒂𝒉𝒂𝒔𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒘𝒂𝒍𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒊𝒎𝒑𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊, 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒖𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂.
✒️Happy Reading
Tiga tahun telah berlalu setelah kejadian jas hujan, Navi sudah menyelesaikan pendidikan dan mendapat predikat cumlaude. Dan selama tiga tahun itu pula hubungan antara Jingga dan Navi semakin dekat namun mereka masih berteman. Beberapa teman mereka mengira mereka berpacaran padahal tidak.
Meskipun hanya berteman, mereka tidak masalah dengan hubungan mereka saat ini, mereeka lebih nyaman berteman dan omongan teman-teman mereka juga tidak mereka masukkan kedalam hati.
Setelah lulus, Navi membuka usaha kafe. Dia menawarkan Jingga untuk ikut mengelola kafe bersamanya, namun gadis itu tolak. Jingga mengatakan kepada Navi kalau dia takut dirinya tidak konsisten dengan pendirian. Navi memaklumi itu dan tidak memaksakan pula.
Meskipun tidak ikut mengelola, Jingga tetap melihat perkembangan kafe itu dari waktu ke waktu. Apabila Navi meminta saran dimulai dari dekorasi, menu, event, Jingga berperan besar dalam hal itu.
Setelah berjalan selama satu tahun, akhirnya hasil dari usaha Navi dengan bantuan Jingga berjalan dengan sukses. Ya meski kafenya bukan kategori mewah, tempatnya tetap nyaman. Dan hingga saat ini, kafe Navi termasuk dalam kategori kafe yang paling banyak dikunjungi di kota ini.
Tentu saja Navi bersyukur itu atas nikmat dari Allah, dan dengan bantuan Jingga dia bisa belajar dari gadis itu.
☕
Waktu terus berjalan, begitu juga dengan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Jingga berpikir seperti itu. Dia mengira, apapun yang ia lakukan meski dengan penuh kehati-hatian tidak ada yang tahu kaan kedepannya?
Navi mengatakan kalau dia perlu bantuan di kafe hari ini, Jingga menyetujui dan akan kesana ketika kelasnya selesai. Ketika Jingga mengendarai motornya, dia ditabrak oleh pengendara lain dari belakang. Musibah itu terjadi dengan singkat.
Navi yang mendapatkan kabar kecelakaan itu, segera berangkat ke rumah sakit. Disana dia melihat kaki Jingga lumayan bengkak dan jarinya sedang dijahit karena robek sama perawat disana.
Menunggu hingga selesai, akhirnya Navi duduk disamping brankar. Ia melihat itu, kakinya sudah dibalut, jarinya juga sudah diperban. Ini salahnya, piker Navi.
"Navi." Panggil Jingga. Navi masih menundukkan kepalanya. Ia merasa tidak pantas untuk menatap gadis itu.
"Lo nggak apa-apa?" Navi masih diam, Jingga ingin terisak tapi ditahannya.
"Gua minta maaf ya." Ujar Jingga, ucapan gadis itu membuat Navi terkejut.
"Kenapa lo minta maaf?" Navi terlihat marah. Dia marah karena dirinya hanya diam seperti pengecut.
"Maaf kalau gua nggak bisa bantuin lo di kafe tadi. Gua nggak tau bakal ada musibah yang nimpa gua." Ucap Jingga, dia masih melihat laki-laki itu diam.
Menggertakkan giginya geram, tanpa sadar Navi membentak Jingga.
"Bego lo!"
Setelah berucap seperti itu, Navi meninggalkan Jingga dikarnya sendirian. Isakan yang dari tadi dia tahan akhirnya pecah. Mamahnya yang baru masuk ke ruangan, langsung memeluk anaknya itu untuk ditenangkan.
"Mamah, maafin adek." Jingga memeluk erat mamahnya. Dia butuh orang disampingnya saat ini.
Beberapa menit kemudia, Jingga tertidur dipelukan mamahnya. Menangis membuatnya lelah hingga tertidur seperti itu. Ayah dan Dirza memasuki ruang Jingga. Mamah bilang untuk menunggu Jingga bangun dulu baru mereka pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga ke Navi
Любовные романы𝙶𝚎𝚗𝚛𝚎 : 𝚁𝚘𝚖𝚊𝚗𝚌𝚎, 𝚋𝚒𝚝-𝙲𝚘𝚖𝚎𝚍y 𝚁𝚊𝚝𝚎 : 𝟷𝟻+ ᴡᴀʀɴɪɴɢ : ʙᴀʜᴀꜱᴀ ɴʏᴀᴍᴘᴜʀ ᴅᴀɴ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴍᴇɴɢᴀɴᴅᴜɴɢ ʜᴀʟᴜ, ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀꜱɪʜ. "...ʙᴇʀᴘᴀᴋᴜ ᴘᴀᴅᴀ ᴍᴀꜱᴀ ʟᴀʟᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅɪʀɪᴋᴜ, ᴍᴇᴍᴘᴇʀʙᴀɪᴋɪ ᴍᴀꜱᴀ ᴋɪɴɪ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴅɪʀɪᴍᴜ, ᴍᴇᴍᴜʟᴀɪ ʜɪᴅᴜᴘ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴀꜱᴀ ᴅᴇᴘᴀɴ ᴀᴅᴀ...