Chap 6

7.3K 975 88
                                    

Satu hal yang baru aku ketahui adalah...

(name) memeluk sebuah buku menggunakan kedua tangannya. Irisnya fokus menatap jalannya pertandingan yang ada di depannya.

Wanita itu berharap, berdo'a dalam hatinya agar tim suaminya yang kini sedang bertanding mendapatkan kemenangan.

Berjuanglah, Tobio-kun.

Prittt

Peluit kemenangan berbunyi. Timnas Jepang berhasil memenangkan pertandingan.

(name) tentu merasa senang, melihat suaminya yang sangat hebat itu berhasil meraih kemenangan untuk negaranya.

"Suamimu hebat seperti biasanya," ujar salah satu rekan kerja (name).

Wanita itu hanya terkekeh. "Jadi, siapa yang akan kita wawancarai kali ini?" tanyanya sambil melirik pada rekan kerjanya.

Rekannya itu bergumam sebentar sambil bertopang dagu. "Miya Atsumu-san," ucapnya.

"Eh? Atsumu-san?" ucap ulang (name).

Rekannya itu mengangguk. "Benar. Kenapa? Kau keberatan? Kalau kau mau kita bisa ganti narasumbernya jadi Kageyama Tobio-san," ucapnya.

(name) lantas menggeleng. "Tidak, aku sama sekali tidak keberatan," balasnya.

"Baiklah. Ayo kita pergi menemuinya," ujar rekan (name) sambil berjalan mendahului.

Kini, mereka berdua sudah berada di depan ruang Timnas Jepang. Rekan kerja (name) memanggil Atsumu untuk keluar ruangan. Tak lama, pria itu muncul dengan handuk masih melingkar di lehernya.

"Ya? Ada a-Oh! (name)-chan! Lama tidak bertemu!!" ucap Atsumu girang.

(name) tersenyum kecil. "Lama tidak bertemu, Atsumu-san. Kami di sini ingin mewawancaraimu. Apa kau keberatan?" tanyanya to the point.

Atsumu menggeleng. "Tentu saja tidak! Jadi, apa yang ingin kalian ketahui tentangku?" tanyanya.

(name) terkekeh sebelum menanyakan beberapa hal yang sudah ia siapkan sebelumnya. Tentu Atsumu menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar dan dengan nada gembira.

Melihat interaksi akrab antara Atsumu dan (name), Kageyama yang sedang meminum minuman isotoniknya meremas kemasannya hingga tak berbentuk. Matanya yang memicing serta aura gelap terasa di sekitar tubuhnya.

"Hey, kau cemburu?" ucap Yaku sambil menyikut Kageyama. Pria itu lantas mengangguk.

Yaku kembali berkata. "Pergi dan temuilah dia. Bilang padanya kalau kau tidak suka," ujarnya.

Tak menunggu lama, Kageyama segera menghampiri (name). Ia lalu berdiri di antara istrinya dan Atsumu.

"Tobio-kun?" ujar (name).

"Oi Tobio-kun! Aku sedang diwawancara!" ujar Atsumu tak terima.

Kageyama tidak mengubris perkataan Atsumu. Ia menatap lekat (name).

"A-ada apa?" tanya (name) gugup.

"Jangan terlalu dekat dengan pria lain. Aku tidak suka," balasnya mutlak.

Ucapan Kageyama itu sukses terdengar sampai ke dalam ruangan. Semua orang yang ada di sana terbelalak kaget sampai-sampai Ushijima yang sedang minumpun tersedak seketika.

"Woahh!! Nice Kageyama!" teriak Bokuto.

Hinata bertepuk tangan tanpa ia sadari. "Aku kagum padamu, Kageyama!" ucapnya diikuti tepuk tangan dari yang lain.

"Aku tidak menyangka dia akan sejujur itu," ucap Yaku bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya di waktu yang bersamaan.

Atsumu yang entah harus bagaimana hanya bisa melongo sambil bertepuk tangan. "Nice... Kill," ujarnya.

Kageyama kembali menatap (name). "Kau mengerti, sayang?" ucapnya yang sengaja ia pelankan.

(name) mengangguk dengan ragu.

"A-aku mengerti."

Kageyama mengusap surainya lembut. Ia sudah mengubah sorot matanya seperti biasa.

"Bagus."

***

"Sekarang kembalilah bekerja. Aku akan menjemputmu kalau kau sudah selesai bekerja nanti."

"B-baiklah."

"Ayo kita pergi menemui tim lain, (name)-san."

"Ah ya."

"Hey! Wawancaraku bagaimana?! Oi! (name)! Kenapa aku malah ditinggal?!!"

"Sudahlah. Terima saja."

"Hiks... Wawancaraku... Tobio-kun! Kenapa kau datang diwaktu yang tidak tepat?!"

"Gomen, karena aku cemburu padamu."

"Ughh... Ah yasudahlah."

...Tobio-kun akan berubah menjadi orang lain ketika aku terlalu dekat dengan pria selain dirinya.

TBC

My Husband {Kageyama Tobio}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang