"Udud dulu bosq" ujar Ian dengan santai mengambil rokok ditangan Tristan yang baru saja akan dia hidupkan."Mau ngudud modal dong bosq" sindir Tristan lalu kembali mengambil rokok dari kantong baju Dika.
"Yeu lo kaga ada bedanya ya setan" kata Dika menggertak Tristan dengan sikutnya yang hanya dibalas cengengesan kecil oleh Tristan.
"Lo napa sih keknya ribut mulu ama Nata?"tanya Sanjaya ke Ian yang sibuk melihat Handphone nya.
Ian menutup handphone nya lalu meletakannya dimeja.
"Lo ga tau kan kelakuan dajal dia? Sumpah ya dia itu anaknya sok iye banget usil juga. Ejekan dia ke gue tuh banyak banget! Sicabul lah, tukang bokep, kebo, dan yang paling parah lagi dia katain gue gay anj" curhat Ian sambil memijit keningnya mengingat tingkah tingkah Nata selama tinggal bersama nya.
"Bahahaha, tapi lo sadar gak sih ejekan Nata ke lo itu emang sesuai sih" ujar Dika lalu menghisap rokok ditangan kanan nya.
"Gila aje lo, gua gak gay!"
"Halah halah, bacot lo anjing! Gue aja bingung sama sexual orientasi gue gara gara roomate gue si Artya" perkataan Tristan yang membuat dirinya ditatap oleh ke tiga temannya intens.
"Lah kenapa si artya? Maksudnya lo gay ke dia?" Tanya Sanjaya dengan pelan sehingga hanya mereka berempat yang tahu.
Tristan sedikit terdiam dan seperti berfikir, lalu tersenyum kecil.
"Maap maap nih ya, gue sering dikasih foto foto nya Nata yang sexy sama si Artya, makanya gue bilang gue bingung sama sexual orientasi gue karna Artya"
"Loh maksutnya gimana sih Tris, lo suka Nata?" Tanya Dika yang membuat Ian sedikit mundur dari lingkaran yang mereka buat seakan akan tak ingin mendengar jawaban Tristan.
"Nah betul! Gara gara Artya ngirim foto foto Nata, gue kayanya suka sama Nata deh" jawab Tristan dengan semangat sambil menatap Ian.
"Gue kira lo suka ama Artya, soalnya akhir akhir ini gue liat lo sama dia jalan bareng ke kampus"
"Elah San, jalan ke kampus berdua lo kira pedekate? Gue juga kudu nanya nanya ke Artya lah gimana cara deketin Nata"
Drttt drttt
Handphone Ian yang ada diatas meja berdering membuat perhatian mereka menjadi fokus ke handphone itu.
Ian yang melihat itu menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskan nya lalu mematikan Handphone-nya.
"Siapa yan?"
"Biasa, bokap" jawab Ian dengan malas yang hanya di angguk anggukin temannya.
"Elah ga usah dipikirin banget yan, kalo apa yang disuruh bokap lo gak sesuai sama keinginan lo ga usah dilakuin. Toh juga ini hidup lo, bukan hidup bokap lo" ujar Dika memberi nasehat selaku orang yang paling waras.
Ian tersenyum kecil sambil menaikan alisnya setuju dengan apa yang dibilang Dika.
"Ntar malem main yuk"
Tristan-Artya
Artya menutup Handphone nya dan meletakannya di meja samping kasurnya. Kaki rampingnya mulai berjalan menuju balkon tempat Tristan sedang merokok.Yup, artya tak memperbolehkan Tristan untuk merokok didalam rumah karena dirinya tak menghisap benda kecil itu.
Srett
"Ape?"
Tristan menatap Artya dengan wajah jahilnya.
"Kita harus jadi teman yang berguna Tya"
Artya kembali menatap Tristan dengan wajah bingungnya, tak mengerti apa yang dimaksud oleh roomate nya ini.
"Sini gue kasih tau"
Tbc
Met pagi semuanya🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
Roomate
Short StoryKetemu waktu Demo beberapa tahun lalu karna insiden, eh kok malah sekamar??!!! "Bakalan gua buat lo ga betah di sini!" "JUNGKOOK BASTIAN JANGAN MAIN GITAR DIKAMAR!" Tapi, siapa tau salah satu dari mereka punya masalah berat? Tak sadar jika mereka m...