BAGIAN SATU

41 5 6
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi dari lima menit yang lalu. Tapi Kalila tidak ikut turun ke kantin bersama sahabat nya dia hanya menitip makanan ringan. Ia sedang berada di lorong sekolah yang berada di lantai dua, merhatikan seorang laki laki di bawah sana. Di tengah - tengah lapangan seorang laki laki bersama teman - temannya sedang bermain futsal. Seharusnya jam istirahat tidak boleh digunakan untuk bermain. Nakal memang, yah namanya laki - laki.

"Ngeliatin siapa si lo? Serius banget,"

"Sialan! Kaget gue kalo mau dateng punten dulu dong," kaget Kalila. Ternyata yang menegur nya itu sahabat nya.

Adelia Jovanka dan Clarisa Davita. Yah mereka hanya bertiga. Clarisa memang yang sedikit kalem dan paling cantik di antara mereka. Tetapi kalo sudah bertiga bobrok nya sudah keluar.

"Waktu satu tahun lebih belom cukup buat nyadarin lo?" Ini Clarisa. Memang kalem tapi nyeletuk nya dalem banget. Kalila hanya mengangkat bahunya acuh, dia masih merhatikan laki laki di bawah sana.

"Terus lo mau gimana?" Tanya Adelia.

"Gue gatau. Sekarang gini dia ga dengan sengaja nyakitin gue. Disini cuman gue nya aja yang ngerasa sakit sendiri. Sekarang gue tanya sama lo berdua, apa kalian berdua pernah liat dia nyakitin gua secara terang-terangan atau sengaja? Ngga kan. Gue ga bisa nyalahin dia sepenuhnya."  Jelas Kalila. "Udah mana sini pesenan gue? Laper gue" lanjutnya menagih makanan yang ia titip tadi dengan kedua temannya.

"Yeee Laper lo! Ada yah cewe kaya lo apapun kondisi nya tetep makan dan herannya ga gemuk-gemuk tuh badan," Clarisa mendelik ke arah Kalila dan di jawab dengan cengiran olehnya.

Kalila memang gadis yang suka makan bahkan bisa di bilang banyak makannya. Berbeda dengan perempuan lain jika sedang dalam mood yang tidak baik pasti akan susah makan. Gadis yang unik memang.

****

"Kal, Del gue balik duluan yah Nara udah nungguin gue di depan," Nara ayudia. Anak kelas sebelah yang memang dekat dengan Clarisa dan biasa pulang sekolah bersama.

"Oh yaudah, Cla duluan aja gue nunggu di jemput sama temen gue sekalian nemenin Kalila dulu," Adelia yang sedang merapikan alat tulis nya menoleh ke Clarisa lalu menunjuk ke Kalila menggunakan dagu.

Bel pulang sekolah memang sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu. Sedangkan Kalila masih mengumpulkan nyawanya. Yah Kalila tertidur di jam pelajaran terakhir, karna guru mata pelajaran terakhir ada urusan jadi jam kosong.

"Kal ayo pulang lo mau nginep disini? Hari ini lo tidur dua kali Kal. Ga bengkak apa tuh mata!" Adelia menunjukan jari telunjuk dan jari tengah nya.

"Tadi pagi kan gue gajadi tidur guru nya keburu masuk. Lagian lo kaya baru kenal gue aja dah. Yaudah ayo balik" Kalila jalan terlebih dahulu sambil menyampirkan tas nya ke pundak.

"Tapi gue dijemput sama temen gue. Lo gimana?"

"Gimana apanya?"

"Baliknya lah,"

"Gue masih punya kaki untuk berjalan. Kalo bisa sendiri kenapa harus nyusahin orang? Hidup ko di bikin ribet."

"Yaa kan gue nanya. Yakin nih? Gue balik duluan gapapa?" Mereka berdua sedang berada di lorong lantai satu. Suara bising dari tempat perkiran membuat mereka berdua serempak menoleh. Ada segerombolan laki laki dan satu wanita.

"Udah kali kak Ser pulang bareng aja lagian juga Kavin sendirian ko" ucap salah satu teman dari yang disebut 'kavin' itu

"Serius nih? Gue takut ngerepotin," serlin ragu untuk pulang bersama dengan beralasan merepotkan.

Serlin Harselina. Siapa yang tidak kenal dia di SMA PEMUDA. Wajah nya yang cantik dapat banyak memikat semua orang dan juga memiliki dua sahabat yaitu Cecilia dan Indira. Dia duduk di bangku kelas XII MIPA 6, itu salah satu dari alasan mengapa teman 'Kavin' menyebut nya dengan embel-embel 'kak'.

KalVinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang