'Sesuatu yang memang bukan milik kita, jika di paksakan sekeras apapun. Tidak akan bisa. Tetapi jika memang sudah ditakdirkan jadi milik kita, sekeras apapun ia pergi pasti akan kembali' -Kalila Pratista.
Angin bertiup kencang. Malam semakin larut. Tetapi hal itu tidak mengganggu seorang gadis manis berjalan di tengah malam. Ya gadis itu Kalila. Ia sedang berjalan menuju lapangan yang dekat dengan rumah nya.
"Kal? Mau kemana?" Tanya seorang wanita paruh baya. Tante Maria, Bunda Gerald.
Rumah Gerald memang lebih dekat dengan lapangan itu. Jadi kalila melewati rumah Gerald jika ingin ke arah lapangan. Dan lagi lapangan bukan hanya sekedar lapangan tetapi ada taman nya juga.
"Mau ke lapangan tan, tante abis darimana?" Kalila melihat Tante maria menegurnya ketika keluar dari dalam mobil dengan Om hendri, Suaminya.
"Oh ini tante abis ke supermarket beli makanan ringan aja. Kamu sendirian? Udah malam loh" Kalila menatap sekeliling. Yah memang sudah lumayan sepi, tetapi sepertinya jika di lapangan masih sangat ramai.
"Eheheh iya tan, ntar di sana juga rame ko"
"Yasudah tante masuk yah, kamu hati hati"
Ucapan tante maria hanya di balas senyuman oleh kalila. Lalu kalila melanjutkan perjalanannya.Setelah sampai, disana ternyata masih lumayan ramai. Banyak anak remaja Laki laki sedang bermain futsal di lapangan. Dan lagi banyak makanan. Sebelum kalila duduk di bangku yang berada disana, ia lebih dulu membeli banyak makanan. Agar tidak terlalu kelihatan miris, sudah sendirian bengong lagi. Pikirnya.
Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia duduk di bangku yang tersedia di sana. Lalu mengeluarkan ponsel nya sambil memakan yang ia beli tadi.
Tiba tiba ada seseorang yang menepuk bahu nya."Aishh ngagetin gue aja lo" ternyata yang menepuk bahu nya itu Gerald.
"Tadi bunda bilang lo pergi ke sini sendirian pas gue baru pulang, yaudah gua susul aja kesini" jawab Gerald.
"Ia emang tadi sempet ketemu sama Tante, katanya si abis beli cemilan" Ucap kalila lalu memasukan makanan ke dalam mulutnya.
Gerald menatap banyak makanan yang ada di pangkuan kalila. Ah iya jadi ingat pertengkaran temannya tadi.
"Kal" panggil Gerald menatap Kalila. "Gue mau tanya boleh ga?" Kalila menoleh.
"Nanya apa?" Jantung Kalila berdebar cukup kencang. Ia takut jika Dafa mengatakan tentang perasaannya.
"Lo suka sama Kavin?" Sangat tepat sasaran.
Kalila membuang mukanya ke arah lain "lo tau dari siapa?"
"Jujur aja Kal. Lo udah kaya ade gue sendiri" ucapan Gerald membuat Kalila terharu dan menatap laki laki itu.
"Iya. Pasti dari Dafa yah?" Kalila mengakui, dan di balas deheman dengan Gerald.
"Kalo seandainya yang ngejar lo tapi yang bukan lo mau gimana?" Kalila mengernyit bingung. "Maksudnya gimana?"
"Lo puitis Kal. Ga mungkin lo gapaham sama apa yang gua omongin" Kalila diam, lalu menunduk.
"Yang lo maksud siapa?" To the point Kalila. Iya dia paham apa yang di maksud dengan Gerald.
"Lo mau nya siapa?" Ledek Gerald. "Ko jadi maen tebak tebakan gini sih" kesal kalila.
"Hahah baper lo" tawa Gerald. Kalila memandang Gerald tertawa, sangat manis.
"Rald?" Tatap kalila. "Kenapa?" Gerald menaikan sebelah alisnya bertanya.
"Kenapa gue ga jadi pacar lo aja si? Ortu juga uda jelas setuju" ucap kalila melamun menatap Gerald.

KAMU SEDANG MEMBACA
KalVin
Novela Juvenil"Lo egois Vin. Lo mau Serlin tapi lo gamau gue dimilikin yang laen!" Hardik Kalila. "Iya gue egois. Dan lo tau itu" setelah mengucapkan itu Kavin meninggalkan Kalila sendirian di taman. ******* Membingungkan bukan? Jika kamu mencintai seseorang, ses...