BAGIAN ENAM

16 0 0
                                    

Kalila menelungkupkan kepala nya di lipatan tangannya di atas meja. Sehabis Kavin meninggalkannya di taman ia langsung pergi ke kelas, ia sudah tidak mood untuk makan padahal ia sangat lapar. Ntah kedua temannya kemana, mungkin sedang berada di Kantin.

Baru saja Kalila ingin memasuki alam mimpi, tetapi ada seseorang yang menarik bangku sebelahnya, Clarisa kali. Pikirnya.

"Nih makan," suara serak laki laki lah yang terdengar di telinga Kalila.

Kalila mengangkat kepala nya, "Gue kira Clarisa, gatau nya pacar gue toh." Gerald terkekeh mendengarnya.

"Tadi gue liat Adel sama Cla doang lo nya gaada Terus Kavin bilang abis ketemu sama dia, ada apa?" Tanya Gerald.

"Gue ga ngerti sama jalan pikiran Kavin. Sengklek kali. Bisa bisa nya gua suka sama dia" Kalila tersenyum miris.

"Makan dulu nih tadi bunda bawain gue bekel, yakali buat gue kan ada yang gue sayang" Gerald tertawa di akhir kalimatnya.

Kalila menatap sinis Gerald, "Sayang doang di kasih kepastian engga" lalu ia memakan bekal yang di beri Gerald.

Gerald menatap dalam kalila, "ntar kalo waktunya udah pas."

Kalila terkekeh, "ish gue cuma bercanda Ge ku sayang" Gerald mendengus, "bercandanya bikin sayang tapi sayangnya bercanda."

Jawaban Gerald di balas gelak tawa dari Kalila, lalu ia melanjutkan makannya. Sedang Gerald membuka ponsel nya, Ntah apa yang di mainkan.

Kriiiiiingg.... Kriiiiingg....

Tak lama dari itu bel masuk istirahat berbunyi. Banyak murid yany sudah memasuki kelas, karna pelajaran akan berlanjut.

"Nih udah abis" Kalila menyodorkan tuperwer milik Gerald.

"Bawa aja sama lo, gamau gue bawa bawa ke kelas di sangka anak mamih lagi. Padahal mah gue tau tujuan bunda bawain, biar di makan lo. Heran gue sebenernya yang anak nya siapa tau" Gerald mendengus menatap Kalila.

Kalila memeletkan lidahnya mengejek, "Kayanya bunda sayangan sama gue deh di banding sama lo. Udah dono ah pergi" Kalila mengibaskan tangannya, mengusir Gerald.

Gerald mengusap rambut kalila, "Jangan kangen manis" dengan tersenyum lalu meninggalkan kelas Kalila.

"Anjirrr Gerald ngapain si? Kalo gue baper gimanaa" Kalila menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Heh lo ngapain? Kaya orang gila" Clarisa memegang bahu Kalila.

Kalila membuka kedua tangannya "eh? Engga. Lo masuk ke kelas kapan?" Kalila mengalihkan pembicaraan.

"Barusan. Eh Kal tadi pas kita masuk kelas papasan sama Ka Gerald. Dia abis dari sini? Ngapain?" Tanya Adela.

Kalila menunjukan tuperwer punya Gerald, "abis ngasi ini, dia liat lo berdua di kantin tapi gaada gue jadi ke sini" jelas kalila.

Clarisa mengerutkan keningnya, "Ka Gerald bawa bekel? Masa si?" Kalila terkekeh, sudah dia duga tidak ada yang percaya anak bad seperti Gerald membawa bekal.

"Dari bundanya bawain bekal, tapi Gerald tau tujuan bundanya bawa bukan buat dia tapi buat gue" dengan senyum percaya diri Kalila menjawab.

"Serius kal? Gila sih, Cla yang sempet suka lo yang deket hahah" Adelia terbahak.

"Lo sedeket itu Kal sama dia? Heran gue ke lo ga ilang ilang. Gini yah lo suka sama Kavin, lo tertarik sama Gema, lo juga seneng sama senyum Raka dan lo deket sama? Gerald? Astagaaaa" memang perihal perasaan Kalila jelas Clarisa tau semua.

KalVinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang