part 38

34.9K 1.8K 31
                                    

Happy reading








Yana berada di kamarnya, sedang duduk bersandar di ranjang, tangannya memegang sebuah foto.

"Maaf, aku sebenarnya tidak mau melakukan itu, menghilangkanmu dari dunia ini. Tapi aku selalu iri padamu, kamu selalu mendapatkan apa yang kamu mau sedangkan aku, aku tidak pernah bisa mendapatkan apa yang aku mau, bahkan kasih sayang orangtua baru aku dapat setelah kamu pergi,"ujar Yana dengan lirih sambil mengelus foto perempuan berambut panjang yang sedang tersenyum dan merangkul dirinya. Tanpa disadari air matanya menetes, tapi segera ia usap dengan kasar.

"Buat apa aku menangisimu?! Hidupku menderita gara-gara dirimu, seharusnya Bagas menikah denganku bukan denganmu, kamu sudah merebut semuanya dariku!"

"Walaupun kamu sudah tiada, tapi tetap saja masih ada penghalang untuku mendapatkan Bagas, kenapa aku susah sekali mendapatkan cinta Bagas, padahal aku sudah melakukan segala cara untuk mendapatkannya!"

"Maafkan aku jika aku harus menjadi pembunuh untuk kedua kalinya,"ujar Yana, walaupun matanya mengeluarkan air mata, tapi tatapannya tetap tajam memandang foto di tangannya.

"Aku benci padamu!"geram Yana, lalu meremas foto itu dan membuangnya sembarangan.

"Yana,"panggil Soraya memasuki kamar Yana. Yana yang melihat Soraya langsung mengelap air matanya.

"Tante, ada apa?"tanya Yana.

"Kamu belum minum obat kan?"
Yana menggeleng.

"Ya sudah sekarang minum, memang kamu tidak mau cepat sembuh?"tanya Soraya lalu mengambil obat di laci meja rias milik Yana.

"Terimakasih Tante, aku sudah membuatmu repot,"ujar Yana.

"Makanya kamu harus cepat sembuh biar tante tidak repot,"ujar Soraya.

Kenapa Tante Soraya terlihat sangat membenciku? padahal kurasa aku tidak pernah berbuat salah pada orangtua ini, batin Yana.

"Nih minum,"ujar Soraya menyerahkan obat pada Yana dan air putih, dan langsung diminum oleh Yana.

"Kenapa Tante terlihat seperti membenciku?"tanya Yana.

"Tidak, aku tidak membencimu, hanya saja aku tidak suka padamu,"ujar Soraya, membuat Yana mengumpat dalam hati. 

Pandangan Soraya tiba-tiba tertuju pada satu titik, Soraya berjalan menuju sesuatu di depan pintu kamar mandi.

"Yana kamu membuang foto kenanganmu dengan kakakmu?"tanya Soraya sambil memegang foto yang tadi di remas oleh Yana, Yana panik sendiri ia harus mencari alasan apa.

"Kenapa kamu membuangnya?"tanya Soraya.

"Aku tidak membuangnya Tante, tadi ku kira itu kertas biasa,"jawab Yana.

"Benarkah?"

"Iya Tante mana mungkin aku membuang foto kenangan terakhirku dengan kakakku, dia adalah kakakku tersayang, aku sangat menyayanginya."

"Ya sudah ini simpan dengan baik,"ujar Soraya menyerahkan foto itu pada Yana.

Setelah itu Soraya keluar dari kamar Yana.

"Mungkin aku menyayangimu kakak, tapi dulu sebelum kakak menikah dengan Bagas,"ujar Yana, lalu merobek foto itu dan dimasukan kedalam kolong tempat tidur.





*
*
*

Sepasang manusia sedang bergumul di dalam selimut, siapa lagi kalau bukan Bagas dan Alena, sepertinya pasangan suami istri itu tidak pernah absen satu hari pun untuk tidak berhubungan badan, Tentu saja si mantan duda yang mesum itu yang selalu meminta pada istrinya, dan Alena sebagai istri wajib menuruti keinginan suaminya.

Bunda untuk AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang