Chapter 1ㅣㅣ DESTINY?

175 12 0
                                    

DILARANG  MENCOPY PASTE CERITA INI!!
KARYA INI MURNI FANFICTION DARI SAYA.
SAYA HARAP ANDA BISA MENGHARGAI, TERIMAKASIH


Konon kata orang, apabila
seseorang bertemu 3 kali secara tidak sengaja. Berarti mereka sedang di pertemukan oleh takdir.

Apa kalian mempercayai takdir seperti itu?

Aku tidak bisa mengklaim itu benar atau salah. Karena kita sebagai manusia sudah memiliki ketetapannya masing-masing. Kita memiliki jalan sendiri-sendiri, tetapi kita bisa menentukan kemana arah jalan yang kita miliki. Mengarah ke yang baik atau ke arah sebaliknya.

Akan kuceritakan bagaimana aku bertemu pria itu. Seseorang yang kupercayai menjadi takdir ku.

***

Aku sedang berada di apartemen ku.  Sudah dua hari aku di Korea.

Aku menatap layar laptop ku. Menunggu balasan email dari kakak tertua ku. Sudah seminggu aku mengirim pesan itu, namun tak kunjung berbalas.

Kakak ku bernama Kim Taehyung. Dia seorang pebisnis, lebih tepatnya CEO. Dia yang membuat perusahaan keluarga kami jaya kembali setelah nyaris bangkrut saat 3 tahun yang lalu.

Aku merefresh kembali layar laptop ku memastikan Email dari kak Tae masuk. Hasilnya nihil.

Aku mencoba menghubungi nomor handphonenya, tetapi juga tidak masuk. Aku beralih mencari nomor lain yaitu kak Yeonjun. Siapa tau anak itu tau dimana keberadaan kak Tae.

"Hallo," sapa ku.

"Hmm, kalau ngak penting kakak matiin." Suara pria ini benar-benar memancing amarahku.

"Kak, Jarang-jarang juga adek mu yang cakep ini nelepon, malah di jawab kaya gitu." Aku mendengus kesal.

"Hmm ada apa adek aku yang comel ini nelpon Oppa nya, kangen yaa??"

Aku berkata sembari menarik napas ku dalam-dalam,"Kak Tae, dia ngak bisa dihubungin!"

"Kak Tae ada urusan bisnis di luar kota, mungkin dia sibuk banget. Tenang aja, ngak bakal terjadi apa-apa sama kak Tae." ucapnya menenangkan aku.

"Eumm, yaudah kalau emang gitu kata kakak. udah ya Bye."

Aku berkata pasrah.

Panggilan pun aku akhiri. Entah apa yang aku rasakan saat ini. Perasaan ku mengenai kak Tae sangat buruk. Aku menghawatirkan kak Tae.

Tok Tok Tok...

Suara gedoran pintu terdengar. Aku berjalan menuju pintu apartemen ku sembari memegang pistol. Pistol ini pemberian Kak Taehyung, untuk berjaga-jaga katanya.

Aku mengintip dari monitor apartemenku yang terhubung dengan kamera depan pintu luar.

Yang terlihat hanyalah seorang pria dengan pakaian berjas hitam dan memakai kemeja putih. Wajahnya tidak kelihatan karena dia juga memakai masker hitam. Aku bertanya kepada pria yang di luar itu, siapa dirinya. Namun dia tak menjawabnya. Aku memutuskan untuk tidak membuka pintu itu. Sekalipun tidak akan pernah.

"Kamu Cherry Kim Kan?? Hei kamu yang di dalam, jawab pertanyaan saya!!" Pria itu berteriak dari luar.

"Siapa kamu? Saya ngak ada urusan sama orang asing. Mending kamu pergi dari Apartemen ini atau saya panggil polisi sekarang juga."

Sebenarnya aku sangat takut saat ini. Walaupun pintu tidak ku bukakan, tetapi bisa saja dia mendobrak pintunya. Terlebih sekarang sudah jam 9 malam. Kemungkinan tetangga ku sudah pergi tidur atau belum pulang kerja. Oh god, bantulah aku.

Brakk! Brakk!!

Yang benar saja, pintu apartemen ku yang seharga ratusan juta sudah terlepas dari engselnya. Ralat apartemen kak Tae maksud nya. Bagaimana pria ini melakukannya? Oh tuhan, apa yang harus aku lakukan.

Papa, mama, Kak Tae, Kak Gyu, Maafin Cherry kalau ada salah sama kalian, mungkin saking banyaknya dosa Cherry tuhan memberikan takdir ini kepada Cherry. Maafin aku semua.

Pria dengan tinggi sekitar 180 an itu perlahan mendekatiku. Yang terlihat hanya sorot matanya yang legam. Aku menatap lamat-lamat mata pria tersebut. "Siapa Kau??" tanya ku pada lelaki itu.

Aku pun menodorkan pistol ku ke arah nya.

Namun dia mendekatiku, sesampai badanku menghantam dinding. Tak ada tampak bahwa dirinya membawa senjata api saat itu.

Sebenarnya apa yang mau dia lakukan?

Dan fyi pistol yang aku pegang saat ini tidak memiliki peluru. Itu hanya berguna untuk jaga-jaga saja.

Aku tidak bisa merbicara, tubuh mungil ku langsung tak bisa di gerakan. Aku menyesal tidak kursus karate waktu SMA seperti yang di sarankan mama.

Detak jantungku sudah tidak stabil saat ini. Perasaan takut sudah menguasai diriku. Aku tidak tau apa yang terjadi padaku.

Aku terdiam saat pria itu mengurungku dengan kedua tangannya. Tatapan kami saling terkunci.

Dia terus menipiskan jarak diantara kami. Pistol yang awalnya berada di tangan ku berdalih entah kapan ditangannya.

Tangan ku dipegang erat olehnya.
Layaknya orang yang dihukum. Setelah itu tersenyum, itu tergambar dari raut wajahnya.

"Pistol mainan."

"Senang bertemu denganmu. Cherry Kim ."

Tunggu dari mana pria ini tahu namaku?

TBC....

Hahaaiii welcome untuk para reader yang sudah mampir ke cerita aku.

Jadi ini cerita pertama karena cerita yang dulu itu udah aku unpublish.

Maaf kalau ada typo or gaje, kalau kalian suka pencet bintang ⭐ dan komen jika aku ada typo ngak papa juga.

Bahasa campur ya gaiss, baku and non baku.

Harap maklumi aku masih pemula dalam hal ini.


-Intan, Bengkulu

SILENT HEARBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang