Jeongwoo menutup pintu toilet dengan cepat lalu mencengkram gagang pintu. Air matanya masih belum berhenti. Ingatannya terbayang dengan kejadian beberapa tahun silam. Rasa rasanya, dia ingin hilang ingatan kalau dia lagi seperti ini. Saat sibuk mengusap air matanya dengan kasar, samar samar dia mendengar suara bantingan pintu dari luar.
"Wu, lo nggak apa apa? Buka pintunya wu" Jeongin menggedor gedor satu satunya pintu yang tertutup disana. Dia mendengar suara isak tangis Jeongwoo di balik pintu. "Wu, buka pintunya" suruh Jeongin lagi. Jeongwoo yang didalam kamar mandi tetap mencengkram gagang pintu tanpa niat membuka. Jeongin masih berusaha membuka pintu dengan cara mendorongnya yang dia tau itu sia sia. "Wu, buka wu" lirih Jeongin.
Jeongwoo menggelengkan kepalanya kuat kuat, berusaha menghilangkan wajah wajah mereka dari otaknya. Dia menarik napasnya lalu menghembuskannya berulang kali sampai dia tenang. Setelah merasa tenang, dia membuka pintu dengan perlahan dan langsung mendapat tubrukan dari Jeongin.
"Lo nggak apa apa kan wu? Masih takut? Jangan nangis lagi ya, sini gue peluk" ucap Jeongin dengan penuh kekhawatiran. Tangannya memeluk Jeongwoo dengan erat dan dibalas Jeongwoo lebih erat lagi. "Makasih je" kata Jeongwoo. Dia merasakan anggukan di dadanya. "Bolos yuk" Jeongin melepas pelukannya lalu mengangguk setuju "Kuy".
💎
"Kalian bolos kok nggak ngajak ngajak gue sih" cemberut Felix. Dia lagi membereskan buku bukunya karena waktu istirahat sudah tiba saat Jeongwoo dan Jeongin mengejutkannya. "Lo tuh harus belajar lix biar nggak bego" nasihat Jeongin yang hanya dianggap angin lalu olehnya "Kantin lah yok, gue laper" ajak Felix merangkul Jeongin.
"Di tempat biasa aja deh lix" kata Jeongwoo dan mendapat anggukan terima dari Jeongin "Sekali sekali di kantin lah wu" cemberut Felix lagi "Kayak biasa aja deh lix, kantin rame banget gue pengap" alasan Jeongin diterima oleh Felix. Seperti biasa, Jeongwoo akan ke halaman belakang sekolah sedangkan Felix dan Jeongin akan membeli makanan dikantin terlebih dahulu.
Felix nggak tau kenapa kedua sahabatnya itu selalu mengajaknya makan di halaman belakang saat waktu istirahat tiba. Sejak masuk SMA, mereka selalu makan disana. Kecuali jika Jeongwoo tidak datang karena sakit atau ada urusan, Felix dan Jeongin akan makan bersama teman temannya yang lain di kantin.
Felix dan Jeongin berjalan menuju kantin lewat jalan biasa. Mereka berencana hanya membeli roti dan susu. Sesampainya di kantin, mereka langsung mengambil roti dan susu lalu setelah itu langsung membayarnya. "Eh lix, je. Sini duduk sama kita. Kalian jarang banget loh makan dikantin" ajak Jisung--yang saat ini memegang pergelangan tangan Felix.
"Eh, kita makan ditempat biasa aja. Lagipula uwu udah nungguin hyung" tolak Jeongin. "Chat uwu deh, ajak kesini" saran Yedam, dan Felix mengangguk setuju mendengarnya "Udah gue bilang makan dikantin aja kali je, tapi kaliannya nolak terus" kata Felix berusaha membujuk Jeongin. Jeongin menggeleng "Sorry yah guys, gue makan di tempat biasa aja. Lo makan disini aja lix nggak papa" Jeongin segera pergi berjalan sambil membawa plastik belajaan mereka. Felix cemberut lagi "Gue duluan yah" tanpa menunggu jawaban dia langsung mengikuti langkah Jeongin.
"Yah gitu terus" Mashiho berkata dengan sedih. Dia pengen banget mereka semua rame rame makan di kantin, nggak pisah pisah. Walaupun yang pisah itu cuman Jeongwoo, Jeongin, sama Felix tetap aja ada yang kurang. "Nggak apa deh cio, udah tempat biasa mereka dari dulu juga" kata Seungmin.
"Hey uke uke manis, kangen gue yang ganteng ini nggak?" Junkyu tiba tiba merangkul Mashiho yang langsung mendapat tabokan pelan dari ayang beb tersayangnya "Aduh, galak bener beb" katanya sambil mengelus pelipisnya pelan. "Makanya jangan bikin kaget deh" Mereka yang melihat itu hanya tertawa karena Junkyu ternistakan oleh pacar sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
éclair [hajeongwoo]
Fanfikce"Jangan sampai temen gua sakit hati juga gara gara lo." Park Jeongwoo "Ini semua nggak ada urusannya sama lo." Watanabe Haruto . . . . . . . warn bxb Start: 2019✨ End: