DIAM-DIAM...

426 62 67
                                    

Joya dengan percaya dirinya membawa sekantung makanan ringan yang tadi di belinya pakai uang hasil patungan, juga Jenni yang kebetulan mau di ajak ke kantin untuk beli minuman.

"Mantap jiwa." Ucap Sena lalu mencomot ciki pesanannya.

"Eh masa ya, gue tadi liat Daniel sama kakak kelas." Lapor Joya membuat tiga gadis lainnya sontak menatapnya.

"Demi apa?" Tanya Sena

"Tanya aja sama Jenni."

Jenni yang mendapat lirikan dari tiga sahabatnya sontak mengangguk, "Gila, jangan bilang kak bersisik." Ucap Hana.

Hana ini meski pelajaran jadi nomor satu, tetap kalau ada bahan ghibahan dia ikutan juga, gak mau munafik dan bilang—gak boleh ghibah, dosa.

Hey kamu, iya kamu, yang pernah juga bilang kayak gitu tapi nyatanya diem-diem ngomongin temannya di belakang dapat salam dari malaikat pencatat amal.

"Dewi dodol!" Joya dengan gemas menampol bahu Hana dengan botol minuman.

"Iya Dewi bersisik dia mah, bukan Dewi persik."

"Ternyata ya si kudanil diam-diam—"

"—Cepirit."

Kelima gadis itu seketika menatap kearah sumber suara yang baru aja motong ucapan Sena, dan mendapati Radit yang tengah cengengesan di belakang Sena.

Saking punya badan kek lidi nya, lima serangkai itu tidak sadar ada makhluk lain di kelas mereka.

Jadi kelima gadis itu tengah duduk berkumpul di meja Erina, Erina duduk di bangku Wildan, Jenni duduk di bangku Erina, Hana duduk di bangkunya Fauzi, lalu Joya di bangkunya Yuni, sedangkan Sena yang menarik bangkunya Yasha duduk menghalangi jalan.

Paham kan?

"Jorok lu Dit, bangke gue lagi ngunyah bang-bang nih." Ketus Joya.

"Beng-beng pinter." Sahut Jenni gemas.

"Pada rumpi, gue gak di ajak."

"Ngapain ngajak-ngajak elu." Ketus Sena.

"Sena cantik, kita ini klub Rumpi no secret kan?"

"Kita? Elo aja sana sama centong." Sahut Erina yang sejak tadi hanya menyimak, bukan apa-apa dia tuh diam aja, masalahnya ini dia duduk di bangkunya Wildan, beuh parfum nya dari tadi masih beraroma.

Omong-omong di kelas hanya ada mereka berenam, yang lainnya mencar entah istirahat di mana.

"Omong-omong ya—" Ucap Radit lalu menarik bangku milik Jenni dan duduk di antara Jenni dan Sena, "di antara kalian ada yang diam-diam naksir teman sekelas gak?"

Uhuk!

Uhuk!

Erina tersedak roti, Jenni tersedak teh gelas, Hana tersedak sukro, bahkan Sena nyaris menyemburkan minumannya, sedangkan Joya tersedak ludahnya sendiri.

"Wehhh napa nih..." Seru Radit dengan senyum penuh selidik.

"Pertanyaan lo gak bermutu anjir." Sahut Sena lalu melirik sinis Radit "udah lo sana, sama geng lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CERITA KITA  ( #96LINE ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang