Part 1

53 6 4
                                    

Hallo, happy reading!

*****


Di ruang makan.

"Surat resmi dari kantor?" Pertanyaan itu terlintas ketika sebuah pesan masuk di ponselnya. Lantas ia membuka surat resmi tersebut.
Tangannya perlahan membeku, bahkan kesadarannya seolah terbang.

"Kenapa tiba-tiba?" tanyanya lirih.

"Ibu, kami pulang!" seruan anak laki-laki itu berhasil membuyarkan lamunannya.

"Oh, akhirnya putra Ibu sudah pulang. Dimana Ayah?" Ibu bertanya.

"Ayah di sini!" sahut Ayah sembari berjalan menghampiri mereka.

"Baiklah, ada kabar gembira apa hari ini?" Ibu bertanya setelah melihat raut wajah bahagia dari kedua putranya itu.

"Besok kita wisuda, Bu!"

"Syukurlah dua putra Ibu semakin dewasa sekarang."

"Ayah dan Ibu akan datang, kan?" Zidan bertanya.

"Tentu saja. Kita akan datang bersama." jawaban Ibu diikuti anggukan kepala dari Ayah.
Semuanya terlihat bahagia, dan baik-baik saja.

"Masakan Ibu sangat lezat!" puji Zidan diikuti acungan jempol dari Ziyad dan Ayah.
Ibu tersanjung mendengarnya. "Sayang, anak-anak, ada yang ingin ku bicarakan."

Menurutnya, ini adalah waktu yang tepat. Zidan, Ziyad, dan Ayah sudah siap mendengarkannya.

"Belum lama aku mendapatkan surat resmi dari pihak kantor. Bos memutuskan untuk memindahkanku ke luar kota, dan aku tidak berhak untuk menolaknya." Dengan tatapan keheningan malam itu, semua terdiam sejenak.

Tak!

Ayah meletakkan garpu nya dengan kasar. Semua tersentak melihat itu.

"Sayang." Ibu memanggil Ayah.

"Jangan pernah memanggilku dengan sebutan itu lagi!" Ayah menggertak hingga membuat semuanya terdiam.

"Kau tahu seberapa muak nya aku padamu?! Setiap pagi kau tidak sempat menemui anak-anak karena harus pergi ke kantor. Kau tidak pernah membuatkan sarapan untuk mereka. Setiap pagi mereka bertanya "Apakah ini masakan Ibu?" Saat ku jemput mereka di sekolah, mereka selalu bertanya "Kenapa Ibu tidak ikut menjemput kami?" Ketika sekolah mengadakan acara untuk siswa sekaligus orang tua, mereka bertanya padaku "Dimana Ibu?" Kau tidak pernah datang ke acara sekolah untuk menemani anak-anak. Kau tahu aku sangat benci terus-menerus mengatakan "Ibu sedang sibuk di kantor." Setiap mereka bertanya dimana keberadaanmu? Kau tahu berapa kali teman-temannya bertanya kepada mereka "Kenapa Ibu mu tidak pernah menemani kalian ke sekolah? Apa kalian hanya memiliki Ayah?" Masakanmu ini, kau ingat kapan terakhir kau memasakkan makanan untuk kami? Tepat dua bulan yang lalu."

USIA 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang