Hallo, happy reading!
*****
Jam istirahat masih berlangsung. Siswa-siswi sekolah menengah pertama itu melakukan hal yang mereka suka.
"Ziyad, ayo bermain basket!" ajak salah satu temannya.
Ziyad menggeleng tidak minat. Lantas ia berjalan ke almari loker depan kelas. Ia hendak mengambil beberapa buku.
Sementara itu ....
"Berikan uang yang kuminta tempo hari. Kau tidak lupa, kan? Atau, kau ingin ku kunci di dalam kamar mandi?" Ica menekankan.
Faya tertunduk diam dan tangannya gemetar. "Uangku hanya cukup untuk beli makan siang."
"Lalu apa menurutmu aku peduli?" Ica hendak mendorong kepala Faya, namun Ziyad lebih dulu menepis tubuhnya dan alhail kepala Ziyad yang didorong.
Ica dan temannya bahkan Faya terkejut menyadari itu. "Ziyad?"
Ziyad terdiam sejenak. "Apa kau diberi nyawa untuk meminta-minta?" Tepat diakhir kata, Ziyad pergi meninggalkan mereka.
"Ziyad!" Faya memanggilnya setelah berlari dari tempat sebelumnya.
Ia menoleh tanpa berkata.
Faya menunjuk sepatu Ziyad. "Tali sepatumu terlepas."
Mengetahui itu, Ziyad segera mengikat talinya, sedangkan Faya perlahan ikut membungkukkan badannya menghadap Ziyad.
"Maaf, karena aku kepalamu di dorong Ica." Kata Faya, lantas ia kembali berdiri.
Ziyad diam di tempat tanpa mendongak. "Jika kau tidak suka dengan perlakuannya, kenapa tidak menunjukkan sisi dirimu yang sebenarnya?" ucapannya berhasil membungkam Faya.
*****
"Sudah hampir tiga tahun, aku dirundung oleh sebagian teman-temanku. Kenapa aku tidak bisa menjadi diriku sendiri?" Faya memukul kepalanya penuh kesal. Lantas menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan di malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
USIA 12
Teen FictionTepat usia 12 tahun. Mengajarkan tentang hidup dan bagaimana menjadi manusia yang kuat. Manusia yang mampu bersikap sebagai manusia seutuhnya. "Aku tidak pernah memimpikan bagaimana kehidupanku nantinya. Aku hanya akan mempersiapkan itu semua, den...