Pukul 4 sore seharusnya aku sudah membereskan meja kerjaku dan bersiap untuk pulang. Tapi tidak untuk kali ini, aku Kirana Maheswari sedang menunggu sahabatku Liliana Bewantara untuk mendiskusikan rancangan-rancangan butik kami untuk imlek tahun ini.
Kami berdua mendirikan butik ini setelah kami lulus dari SMK. Aku adalah orang biasa, tidak kaya tapi tidak kekurangan. Keluargaku hanya mempunyai usaha konveksi kecil, maka dari itu aku memilih masuk sekolah kejuruan dan mengambil jurusan tata busana.
Sementara Liliana yg biasa aku panggil Lili, kenyataan yang baru aku tahu tiga tahun lalu membuatku tercengang. Selama ini aku hanya menganggap kalau kehidupan dia sama sepertiku berasal dari keluarga yang biasa saja, tapi itu ternyata salah kecintaan dia terhadap dunia fashion memang sudah merasuk sukmanya. Sampai dia memaksa keluarganya memasukkan dia ke sekolah biasa agar dia bisa masuk ke jurusan tata busana, saat itu memang hanya satu dua SMK yang mempunyai jurusan tata busana mungkin karena belum banyak peminat. Padahal Lili adalah seorang anak konglomerat yang masuk ke daftar sepuluh orang terkaya di Indonesia. Menakjubkan.Kenyataan itu aku tau saat satu tahun setelah kita lulus, dia menawariku sebuah kerjasama mendirikan sebuah butik. Dengan dirinya sebagai penanam modal dan aku yang akan mengelola semua desainnya menjadi bentuk nyata. Lili termasuk orang yang fashionable setelah lulus dia memilih masuk perguruan tinggi fahion design, kemampuan dia dalam mendesain sudah sampai pada tahan profesional. Tapi dia sangat payah dalam urusan jahit-menjahit, making patern ataupun proses cutting. Yang dia tahu hanya desain,itu lah sebabnya dia mengajukan kerjasama ini,karna dia tahu aku pandai dalam hal itu tapi tidak dengan desain, karena aku sebenarnya bukan orang yang melek fashion. Bagai simbiosis mutualisme.
Aku sedang menonton k-drama terbaru saat akhirnya Lili datang dengan wajah masam.
"Stres aku lama-lama na". Curhat Lili sambil menghembuskan nafas kasar.
"Kenapa lagi sih li, idupmu udah sempurna gausah dibikin ribet".
"Kak Bagas kenapa sih li,makin kesini makin ribet,kemana-mana ngintilin terus"
"Kamu kesini sama kak Bagas?" Tanya aku.
"Ia, dia di lobi nunggu" jawab Lili lemas
Emang terkadang aku pun sama bingungnya dengan Lili, kak Bagas terlalu protektif pulang telat sedikit di telpon sampe makananpun dia atur. Pernah waktu itu kita ada rencana marathon nonton drama korea, sebelumnya kita beli banya mie cup di mini market. Tapi belum sempat kita seduh semua mie cup itu kak Bagas rebut dan berakhir di tong sampah. Waktu itu kita hanya bisa melongo kaget saat kak Bagas berhasil membuang semua mie dan setelahnya dia berlalu begitu saja sambil berkata "gak bagus makan mie".
"Aku juga sama stresnya li, keseringan bareng kamu terkadang aku juga ikut jadi korban. Protes gih, ya seenggaknya kalo mau larang ini larang itu jangan larang aku jga, ingetin dia kalo aku bukan adiknya".
"Tau ah, tuh manusia atu emang nyebelin parah. Mana dress buat imlek dah semua jd aku fitting dulu deh".
Selain bagian desain Lili juga merangkap jadi model, setiap desain baru yang akan diluncurkan akan dia coba terlebih dahulu untuk melihat hasil akhir sudah layak kah desain ini naik panggung.
***
Hari sudah mau maghrib ketika terdengar suara pintu terbuka dan menampilkan kak Bagas bersandar diambang pintu menatap datar ke arahku. Aku sudah biasa dengan tatapannya, wataknya memang seperti itu datar dan dingin. Udah kayak tokoh-tokoh pria posesif di wattpad. Hahahah.
"Pulang". Satu kata yang terucap dari mulut lelaki yang tampannya luar biasa ini tapi menyebalkannya naudzubillah.
"Oh bentar ya kak aku panggil Lili dulu dia lg ganti baju di ruang sebelah". Jawabku sambil melangkah keluar berniat memberitahu Lili.
Baru aku akan melewati pintu ada satu tangan menahanku. Aku mengurungkan niatku dan balik menghadap pada sang pelaku yang tak lain adalah kak Bagas."Kenapa kak?"
"Kamu kemasi barang kamu duluan terus tunggu dimobil, Lili biar saya yang panggil". Ujar kak Bagas.
"Tapi...". Belum sempat aku protes pria itu sudah belalu begitu saja.
"Kan kan aku juga kena lagi gimana dong padahal pulang dari sini mau beli kado buat si Lili bareng Putra, tapi kalo gak nurutin kak Bagas serem nanti". Putra adalah teman les Liliana, aku kenal dia karna Lili sering mengajakku ikut ke tempat les nya sambil menunggu jam ekskul pramuka saat SMK dulu,sampai akhirnya kita bertiga menjadi dekat.
"Tapi kalo ga sekarang kapan lagi, waktunya udah mepet, ultahnya Lili bentar lagi sementara si Putra juga lagi sibuk-sibuknya kapan lagi kalo ga sekarang".
Aku mondar mandir gelisah memikirkan bagaimana cara menolak kak Bagas. Pasalnya kak Bagas itu tipe orang yang tidak menerima penolakan, otoriter, dingin, kejam. Segala sesuatu harus sesuai dengan keinginannya. Menyebalkan.
"Bodo amat lah,tinggal bilang 'maaf kak aku ada janji dulu kakak pulang aja duluan'. Iya tinggal bilang gitu apa susahnya toh aku juga bukan adiknya".
Aku menghela nafas berjalan menuju sofa berniat untuk streaming drama korea sambil menunggu putra datang menjemput. Belum sempat aku duduk sebuah suara mengejutkanku.
"Kenapa belum siap? Saya suruh kamu kemasi barang kamu, kenapa malah duduk, hah". Tanya kak Bagas sambil berjalan ke meja kerjaku dan mengemasi semua barangku.
Aku yang melihat itu cepat-cepat menghampiri pria itu dan menahan kegiatannya yang sedang mengemasi barang-barangku.
"Kak Bagas kenapa sih? Kakak pulang duluan aja aku masih ada urusan lagian arah kita beda". Jelasku menahan tangannya .
Aku menatapnya mencoba menegaskan kalau aku sedang tidak bisa dipaksa. Tapi yang ditatap seakan tak peduli dan melanjutkan kegiatannya memasukan barang-barang ke dalam tas yang aku sampirkan di kursi kerjaku.
"Ketika saya bilang pulang, itu artinya kamu hanya akan pulang. Jangan membantah Kirana karena kamu tidak akan bisa menang". Ujarnya sambil menyampirkan tas yang dia pegang dibahunya dan tangannya yang sebelah lagi dia gunakan untuk menyeretku keluar dari butik ini.
Terkadang aku mengaguminya, paras tampannya kepintarannya badan tegapnya tingginya yang semampai, semua itu sempurna bagi para wanita.
Tapi ketika sifat otoriternya muncul, semuanya hilang,hanya ada satu kata yang bisa menggambarkannya. MENYEBALKAN.
####
HAI SEMUA....
INI KARYA PERTAMAKU MOHON KRITIK DAN SARANNYA YA
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT JUGASEMOGA KALIAN SEMUA SUKA YA....
:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana
RomanceIni soal Kirana yang terlalu berpikir realistis dan Bagas Bewantara kaka dari sahabatnya Liliana yang terlalu protektif. Takdir yang membuat seorang Kirana teguh pada pemikirannya, bahwa hal mustahil dia akan bernasib sama seperti cinderella, dici...