Ambyar (2)

1.1K 142 51
                                    

Hp baru aja selesai dari konter gegara nyemplung bak cucian.. maafkan saya.. 😭

Langsung baek ya..

Kuy lah..

----------

Pizza, burger, kebab, kentang goreng, bahkan onigiri tersedia di meja. Di ruang karaoke yang tak terlalu luas, Shinichi ditemani Hattori dan Sera bernyanyi dengan heboh.

Tampak sekali Shinichi--yang kita tahu buta nada--menikmati konser tanpa sungkan. Toh dua temannya menemani pria itu menggila!

Bu Jodie terbahak-bahak sambil mengangkat gelas bir yang ke 3 dengan tinggi. Shiho dan Kaito melakukan panggilan vidcall bersama Yukiko Kudo dan Yusaku Kudo yang tampak menutup satu telinga mereka ketika mendengar suara fals Shinichi.

Subaru Okiya malah menatap Sera seakan pria itu ingin menyeret pulang adiknya yang berpakaian minim dan bertingkah tak karuan.

Amuro Tooru asik curi-curi pandang pada wajah Subaru yang duduk di sampingnya. Pria manis itu menghapalkan betul bentuk wajah antara Subaru dengan Akai, kemudian membandingkannya, meski Amuro tahu bahwa dua pria di lamunannya adalah orang yang sama.

"Amuro-san!" seru Shinichi dari mike digenggamannya. Amuro terlonjak kaget di kursinya.

"Amuro-han, kalau kau suka pada Subaru-han jujur saja!" teriak Hattori merebut mike dari tangan Shinichi. Amuro mangap dengan tidak elitnya. Barusaja ia akan membalas, mike langsung berpindah ke tangan Sera.

"Amuro-san, orang bilang menatap lawan jenis lebih dari sekali artinya kau tertarik padanya!" ucap Sera mengompori.

"Kau pikir aku seorang wanita, hah?" Amuro sudah berdiri ingin mencekik tiga anak muda di depan sana, untung saja Bu Jodie dan Subaru menarik tangannya untuk duduk kembali.

"Sudah, sudah! Ayo minum saja!" Bu Jodie memberikan segelas bir yang langsung ditenggak habis oleh Amuro.

"Yay! Lagi, lagi, lagi!" sorak Bu Jodie senang kemudian menuangkan bir ke gelas yang sudah kosong.

"Oh, Ran! Kau bilang menungguku tapi kau bohong!" Shinichi bernyanyi diluar lirik yang seharusnya.

"Ya, ya.." suara Hattori dan Sera mengiringi. Tau kalau Shinichi mau mengeluarkan uneg-unegnya.

"Katakan cinta padaku tapi menikah dengan orang lain!" lanjut Shinichi.

"Yeah, yeah.." backsound dua temannya masih terdengar.

Shiho bertepuk tangan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, pura-pura menikmati. Kaito meletakkan ponsel di senderan sofa dalam mode merekam. Panggilan vidcall sudah mereka akhiri. Katanya, pasangan Kudo tak kuasa melihat putra mereka yang lebay.

"Haibara! Terima kasih atas kebaikanmu!" nyanyian Shinichi makin melengking, membuat semua orang menutup kedua telinganya, kecuali Hattori dan Sera yang menari-nari tidak jelas.

Mari bersyukur karena tidak ada lagu kumenangis versi bahasa Jepang, juga lagu tarek sess semongko, atau lagu-lagu absurd lainnya dalam remake-an luar negeri. Sudah bisa dipastikan tempat mereka song sekarang akan rubuh jika musik seperti itu dibawakan oleh Shinichi!

"Aku masih cinta, masih setia, untuk mengharapkanmu!"

"Huu, huu.."

"Di hatiku masih ada namamu! Namun kau pergi, tinggalkan kekosongan yang hakiki!"

"Oh, oh.."

"Kau menyerah seakan aku yang mengakhirinya, seolah aku tak setia!"

"Huwo, huwo.."

"Kau pergi! Apa salahku?"

"Na, na, na.."

Hingga tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam. Terima kasih kepada Subaru yang menjadi donatur untuk penyewaan ruangan. Juga kepada Shiho, Hattori, dan Bu Jodie yang membeli semeja penuh makanan.

Kaito dengan mudah mendapat izin mengemudikan mobil sport Amuro yang mampu melaju dengan badas. Pasalnya uke manis kita sedang teler akibat dicekoki bir oleh Bu Jodie.

Sayangnya, Kaito harus mengantarkan Sera pulang terlebih dahulu mengingat motor gadis tomboi itu ada di rumah Profesor Agasa.

Hattori mengantarkan Bu Jodie sendirian menggunakan taksi. Pria Osaka itu bilang ingin menginap di rumah Shinichi, dan tidak mungkin ia menumpang di mobil kodok yang Subaru bawa, sudah ada Shiho, Shinichi, Amuro, dan Subaru sendiri.

Subaru melirik kaca spion, di kursi belakang wajah Shinichi terlihat lebih baik. Pemuda itu kembali ceria ketika berbicara dengan Shiho. Di sebelahnya, Amuro tertidur pulas. Pikirannya melayang memikirkan aksinya baru-baru ini.

Setelah menerima medali penghargaan dalam wujud Shuichi Akai, tiba-tiba saja Yukiko datang menyeretnya masuk ke Kafe Poirot. Kala itu suasana sangat canggung. Kemudian esoknya Yukiko melakukan hal yang sama. Sampai seminggu terhitung pria itu rutin mengunjungi tempat Amuro bekerja.

Sesampainya di depan rumah Profesor Agasa, Shiho dan Shinichi turun. Habis berpamitan sebentar, Subaru tancap gas ke-- eh, ke mana? Dia saja tidak tau di mana apartemen Amuro. Berkali-kali seme kita membangunkan pasangannya, tapi Amuro tetap molor tanpa terganggu.

Alhasil, Subaru melepas wig dan topengnya, menampakkan wajah Shuichi Akai yang tampan. Subaru--maksud saya Shuichi, memasangkan wig ke kepala Amuro. Bisa tebak apa yang terjadi?

Shuichi memutuskan membawa Amuro menginap di hotel.

----------

Chapter depan fokusnya pada Akai x Amuro..

Mau adegan ++ gak?

Kalau mau vote ya.. kalau banyak saya kasih.

Adegannya yang gimana? Kalian komen ya..

Mau kissing dulu atau langsung bercocok tanam kalian tulis di kolom komentar!

Matur suwung..

4 November 2020
16:30 WIB
Plat.AG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Telat BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang