What are we? - Park Jimin

29 2 0
                                    


Song; Secret Love Song - Little Mix & Jason Derulo

Cast; Jimin as Jimin

Genre; Romance, rated G

___

You and I both have to hide
On the outside where I can't be yours
and you Can't be mine

__

Awalnya aku merasa ada yang mustahil jika seseorang begitu sempurna. Namun saat melihatnya semua jadi mungkin terjadi.

Lelaki ini sengaja membuatku dimabuk cinta. Bayangkan, tengah malam dia selalu meneleponku dan mengatakan bahwa dia rindu? Apa? Aku bahkan bukan kekasihnya, dan aku tak pantas mendengar suara itu melantun memasuki telingaku dengan begitu sopan.

Dia senang bermain gitar lalu bernyanyi untukku. Suaranya mungkin lebih merdu dari kicauan burung pagi di depan jendelaku. Merdu sekali, aku jadi susah lupa.

Pemuda Busan ini sering muncul dalam mimpiku, bersama dengan gelak tawa kecil yang sama manisnya. Seseorang yang lucu namun jahil dan perhatian, susah ditebak namun hangat dan menyenangkan. Aku ingin menyimpannya di dalam kantungku.

Dia Jimin, kolegaku. Tak ada yang tahu bahwa kami sedekat itu. Kami hanya berbicara seadanya di kantor, namun menghabiskan malam berdua setelahnya.

Tak ada yang tahu juga bahwa hubungan kami lebih dari kolega. Kami harus memasang wajah datar setelah semalam bermesraan berdua.

Lima menit lagi pukul 10 malam. Dia biasa meneleponku dengan salam favoritnya, "Selamat malam peri kecil, "

Mulut Jimin memang manis. Namun dia tak pernah mengakui perasaannya padaku.

Beberapa kali dia datang kemari untuk bermalam. Kami tidak melakukan apa-apa, sumpah. Hanya menonton televisi dan memesan Jokbal kesukaannya. Dan, uhm... Sedikit ciuman dan pelukan tidak berbahaya bukan?

Aku tak mengerti hubungan apa yang sedang kami jalani selama ini, semua sudah berjalan satu tahun lebih dan aku tak tahu apa artiku di hidupnya.

Sudah pukul 10, Jimin belum juga meneleponku. Yang ada hanya suara bel yang baru ditekan dua kali.

"Sebentar! " Aku membuka pintu apartemenku. Di sana berdiri Jimin dengan sebungkus makanan tersenyum lebar.

"Makan malam yuk! " Ajaknya.

"Jimin? Kenapa tak bilang kalau mau datang? " Aku merengut, lalu mempersilakannya masuk.

"Kejutan, " Jawabnya. "Aku bantu menyiapkan makanan ya? " Tanyanya.

Aku hanya mengangguk sembari menyiapkan meja dan gelas untuk kami makan.

Seperti biasa aku melihat dia makan dengan lahapnya hingga pipinya menggembung lucu. Dia terlihat lelah sekali hari ini. Mungkin dia harus bermalam di sini lagi.

Aku menunggu hingga Jimin menghabiskan makanannya, lalu mengambilkan segelas air lagi untuknya.

"Nara, ada yang harus aku katakan padamu... " Menegak airnya hingga habis , Jimin menyeka bibirnya dengan kertas tisu.

"Ada apa Jimin? "

Seketika wajahnya berubah tegang dan Matanya membesar.

"uhm, Nara—" Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Wajahnya berubah semerah kepiting.

Astaga, aku jadi ikut gugup, bagaimana kalau Jimin mengatakan hal yang membuatku sedih?

"Tolong jangan marah ya, " lanjutnya.

Aku jadi makin takut. Ya Tuhan, apa ya yang mau dia katakan?

"Iya, katakan saja chimmy... " Aku tersenyum menatapnya.

"Kau bersungguh-sungguh? " tanyanya.

"Ya." Aku hanya bisa mengangguk lemah dan tersenyum ke arahnya.

"Aku merasa brengsek... " Wajahnya memelas.

Saat Jimin membuka mulutnya lagi, lututku terasa lemas sekali.

"Ada apa Chimmy? "

"Nara, selama satu tahun ini, hubungan kita—"

"Ya, kau tahulah sendiri... " Jimin menunduk malu.

"Lalu? "

"Aku ingin mengakhiri ini semua Nara, " Jimin menengadahkan kepalanya, menemui mataku. Mata cokelatnya berkaca-kaca.

"Lalu kau mau apa? "

Jimin tak menjawabku. Dia menengok kiri kanan, membuka-tutup mulutnya lalu menggaruk tengkuknya lagi.

Demi apa pun, aku menahan tangisku. Jantungku berdebar dan mataku berkaca-kaca. Aku sudah membayangkan situasi canggung jika kami bertemu di kantor besok, Aku yakin itu.

"Jimin? " Aku menagih jawabannya. Namun Jimin malah berbicara terbata-bata.

"A-a-aku... "

"Aku ingin jadi kekasihmu... "

REPEAT (Song Fiction Collection)Where stories live. Discover now