Jaemin masuk kedalam kamar bernuansa gelap milik kembarannya dengan dua kaleng soda ditangan kanan dan kirinya,
Bisa Jaemin lihat jika Jeno tengah fokus pada gamenya PS nya,
Jaemin berjalan mendekat dan menempelkan kaleng soda yang dingin pada pipi Jeno hingga sang empu berjengkit,
"Kaget bangsat," umpat Jeno namun tetap mengambil kaleng soda itu,
Jaemin hanya terkekeh, "biasanya langsung ngajak baku hantam," balasnya lalu mendudukan diri di samping Jeno,
Jeno mengedikkan bahu, "males ah, lagi bahagia gue."
Jaemin menganggukkan kepala dan membuka kaleng soda untuk ia minum isinya, Jeno menyimpan stick PS nya dan melakukan hal yang sama dengan Jaemin,
Setelah selesai meminum soda Jeno dan Jaemin dengan serentak saling berhadapan dengan kompak,
"Gue mau cerita," ucap mereka berbarengan,
Mereka hanya memutar mata malas, begini. Meski tidak identik namun tidak melupakan jika mereka selalu melakukan hal yang sama ketika saling berdampingan, bahkan mereka juga sering menyukai barang hingga orang yang sama.
"Lo dulu deh," ujar Jeno mengalah dan mengizinkan Jaemin bercerita lebih dulu,
"Gue ketemu cowok manis tadi, dia lucu. Tiba tiba narik gue keluar dari kerumunan fans fans gue, dan bawa gue jalan keliling buat masuk gedung IPA," ujar Jaemin sembari tersenyum kecil,
"Gue juga ketemu sama cowok manis yang gak sengaja kelempar bola basket sama gue. Matanya bener bener cantik bikin gue gak bisa buat ngalihin pandangannya," lanjut Jeno,
Mereka saling berpandangan dan melempar tatapan sinis, "jangan bilang kita suka orang yang sama lagi ya anjing," desis Jaemin,
"Ya mana gue tau lah bangsat," balas Jeno,
"Namanya siapa? Kita sebut bareng bareng. Semoga aja beda," lanjut Jeno,
Jaemin dan Jeno menghitung dari satu hingga tiga, lalu mengucapkan nama seseorang yang berhasil menarik perhatian dua pangeran sekolah ini,
"Injun," jawab mereka serempak, dan di balas dengusan oleh keduanya juga,
"KENAPA GITU KENAPAAA," teriak Jeno dramatis,
Jaemin memukul kepala Jeno, "selamat berbagi lagi, my twins." Ujar Jaemin lalu berdiri dan keluar dari kamar Jeno.
•••
Hari sudah berganti lagi, Jeno dan Jaemin sudah siap siap pergi ke sekolah dan sekarang sedang menunggu sang ibu yang tengah mengoleskan selai pada roti mereka,
"Mommy," panggil jaemin dan di balas deheman oleh sang ibu,
"Kalo Jeno sama Jaemin suka sama orang yang sama gimana?" Tanya jaemin,
Taeyong- sang ibu menyimpan roti yang telah ia olesi selai pada piring Jaemin, "kalo kalian gak mau berbagi tentang itu, salah satu dari kalian harus ngalah."
"Tapi kalo orang yang kalian suka sama sama suka sama kalian berdua, ya kenapa gak berbagi lagi aja, jangan di bawa pusing sayang. Mommy ataupun Daddy gak akan larang kalian mau punya orang yang sama untuk satu hubungan atau engga, selama kalian bahagia mommy cuma ngikutin," Lanjut Taeyong diakhiri senyum tulus membuat kurva menaik dari sudut bibir Jaemin,
"Dengar itu kembarku~~ karena gue gak mau ngalah, jadi lebih baik Lo yang ngalah. Atau kita berbagi aja," ujar Jaemin membuat Jeno mendengus,
"Ya gimana dianya lah, kalo dianya gak mau punya dua dominan kita bisa apa?" Balas Jeno.
Selesai sarapan dengan sedikit perbincangan dengan sang ibu, Jeno dan Jaemin izin berangkat. Sang ayah tengah berada di luar negeri karena sedang membuka gedung baru untuk cabang perusahaan keluarga mereka,
Jeno mengendarai mobil sport putih miliknya, sebenarnya mereka mempunyai mobil masing masing, namun Taeyong tidak mengizinkan mereka membawa dua mobil kesekolah, jadi mereka akan bergantian menggunakan mobil,
"Dia itu murid baru kali ya? Soalnya gue baru ketemu," ujar Jaemin memecah keheningan,
"Sama, udah. Turun Lo," balas Jeno dan langsung di ikuti Jaemin,
Mereka berdua turun dari mobil dan langsung disuguhi teriakan pada siswi seperti biasanya,
Jeno Jaemin berjalan santai sampai mereka berhenti mendadak, "sial, gue gak mau ketemu mereka," desis Jaemin,
Kini dua siswi yang cukup populer tengah berdiri dihadapan mereka dengan senyuman lebar, Jeno dan Jaemin benci ini, ketika banyak dari orang berbicara jika dua siswi itu adalah kekasih mereka,
Dua siswi tadi berlari dan langsung bergelantungan manja di tangan Jeno dan Jaemin,
"Hai Jeno, gak kangen aku? Kemarin kita gak ketemu loh," ujar gadis yang memeluk lengan Jeno- Siyeon,
"Ga," jawab Jeno dan dengan kasar menyentak tangan Siyeon menjauh dari lengannya,
"Ish! Jaemin! Jangan di lepas dong!" Pekik gadis satunya lagi ketika Jaemin melepas tautan tangan mereka,
"Denger, Minju. Sekarang masih pagi dan jangan mancing emosi gue," desis Jaemin dan berjalan bersamaan dengan Jeno masuk sebelum satu suara membuat mereka berbalik,
"Jeno! Jaemin!" Pekik suara ceria di belakang tubuh Siyeon dan Minju,
Jeno dan Jaemin berbalik dan tersenyum lebar membuat para siswa yang melihatnya terkejut, mereka tidak aneh dengan Jaemin sebab ia tidak akan pelit jika soal senyum, tapi kini Jeno si pangeran es pun ikut tersenyum pada lelaki mungil yang kini tengah melambaikan tangan pada mereka,
Jeno dan Jaemin berjalan kearah Renjun melewati Siyeon dan Minju yang tengah menatap kemusuhan pada mereka,
"Hai injun, baru datang?" Tanya Jeno dan di balas anggukan semangat oleh Renjun,
Jaemin menyentuh kening Renjun yang masih sedikit lebam, "kening kamu kenapa?" Tanya jaemin kali ini,
Renjun menatap kearah Jaemin lalu menunjuk Jeno, "dilempar bola sama Jeno," balasnya,
Jaemin berdecak dan mendorong Jeno menjauh dari hadapan Renjun, lalu membungkuk dan menarik Renjun agar ia gendong,
"Huwaa! Nana!" Pekik Renjun terkejut, membuat Jaemin terkekeh,
"Ayo, tinggalin Jeno." Bisik nya dan berjalan meninggalkan Jeno yang kini menatap kesal pada kembarannya,
Bahkan ia mengabaikan tatapan menusuk dari Minju maupun Siyeon.
"JUNG JAEMIN! MATI LO!" Teriak Jeno kesal,
Renjun yang melihatnya tertawa, dan melambaikan tangan masih didalam gendongan Jaemin.
•••
Selamat menikmati~
KAMU SEDANG MEMBACA
ours || norenmin
Randomketika dua pangeran sekolah bertemu satu lelaki periang yang manis. dan mengklaim lelaki itu sebagai milik mereka. "inget ya Jen, mommy bilang kalo Lo punya sesuatu itu berarti punya gue juga. kita ditakdirkan untuk saling berbagi." "bangsat Jaemin...