Jam 06.48
"Afnan!" teriak Mama yang sudah mengetuk pintu dengan keras, "Afnan, bangun! Ini sudah jam setengah tujuh lebih, buka pintunya!" lanjut Mama sembari berusaha membuka pintu kamar anaknya yang dikunci dari dalam.Afnan yang mendengar teriakan Mama tersentak dari tidurnya, dan langsung berlari kearah kamar mandi. Bruuk!!! Karena masih dalam keadaan sedikit mengantuk dia menabrak pintu kamar mandi.
"Rasanya seperti menjadi iron men, anjim banget ni pintu ngalangin!" rutuknya sambil mengusap jidatnya yang terasa sakit.
"Afnan?!" teriak Mama sekali lagi.
"Iya, Ma, ini Afnan udah bangun" kata Afnan yang masih mengusap jidatnya.
"Cepat!, bentar lagi gerbang sekolah pasti udah ditutup" setelahnya Mama melangkah pergi meninggalkan kamar Afnan.
*****
"Sial banget gue nih gara-gara si Daffa ngajakin mabar tadi malem" gerutu Afnan kesal. "Mana tadi panas banget lagi, kulit gue jadi gosong nih, cita-cita gue pengen punya kulit glowing macam bang Jaehyun hyung terhempas sudah" lanjutnya. Ya, tadi Afnan dihukum karena telat dan tidak mengikut upacara bendera.
Afnan yang masih selonjoran dilantai koridor dekat lapangan basket bersama dengan sahabatnya, Eric. Terus menggerutu kesal karena telat dan akhirnya dihukum.
"Pak Iwan juga gak punya hati nurani apa? Hah! Ngasih hukuman sampe jam istirahat begini"
"Pake nyalahin orang lagi, si Daffa kok gak telat tuh padahal kan pasti begadang bareng lo, itu mah lo nya aja yang kebo" Eric yang sedari tadi hanya mendengarkan gerutuan Afnan berkomentar.
"Si Daffa udah durhaka sama gue, rumah sebelahan tapi gak pernah dia ngajakin berangkat bareng" ucapnya kesal.
"Tante Saras gak bangunin lo gitu, biasanya kan tiap pagi teriak-teriak depan kamar lo?" tanya Eric. Dia ingat betul bagaimana sahabatnya ini selalu mengunci pintu kamarnya agar sang Mama tidak mengganggu tidurnya. Karenanya Mama selalu berteriak agar anaknya yang kebo itu bangun.
"Tadi juga teriak, teriaknya pas udah setengah tujuh lebih" jawab Afnan kesal lantaran Mama-nya itu telat berteriak pagi tadi.
"Jidat lo, kenapa?" tanya Eric yang baru sadar bahwa jidat sahabatnya sedikit merah. "Eh, itu bukan karena merah abis dijemur, kan?" tanya Eric lagi sambil menepuk pelan jidat Afnan.
"Sakit bego!" Afnan langsung menepis tangan Eric kasar, ditepuk pelan saja terasa sakit.
"Halah cemen, diusap dikit udah meringis" ejek Eric diakhiri kekehan. Afnan yang melihat itu hanya mendengus kesal.
"Afnan!!" teriak Daffa, dia berlari menghampiri kedua sahabatnya.
"Nan, lo dihukum lagi? Hah" tanya Daffa sambil ngos-ngosan.
"Gara-gara lo nih gue harus berjemur" tuduh Afnan.
"Hah?! Gue...?" tanya Daffa bingung mengapa sahabatnya ini menuduhnya.
"Iya, lo! Berdosa banget lo ngajakin mabar tadi malam" ucap Afnan, lalu dia berdiri dan menepuk-nepuk belakang celananya yang sedikit kotor karena debu lantai.
"Udah gue gak mau denger penjelasan lo, tutup lagi mulutnya!" perintah Afnan saat Daffa ingin membela diri.
"Kuy kantin, lapar gue" ajak Eric yang dari tadi hanya menyimak.
"Duduk bentar, Kalian berdua, ada sesuatu yang penting" kata Daffa serius kepada Afnan dan Eric yang sudah berdiri. Afnan dan Eric saling pandang melihat keseriusan diwajah Daffa.
"Ada apaan?" tanya Eric yang sudah kembali duduk, diikuti Afnan.
Setelah kedua sahabatnya kembali duduk, Daffa langsung berdiri. Afnan, Eric yang melihat itu bingung.
"Yang terakhir, bayar makan kita bertiga hari ini!" setelahnya Daffa berlari menuju kantin sambil tertawa bahagia karena telah mengerjai mereka.
"Sialan!!" umpat Afnan.
Afnan dan Eric yang baru menyadari mereka dikerjai oleh Daffa pun berlari terburu-buru karena tidak ingin menjadi yang terakhir sampai ke kantin. Yang pasti harus membayar makan siang mereka hari ini.
*****
Sekali lagi terima kasih karena sudah mampir ke lapak aku. Semoga terhibur ya, maaf bila banyak kesalahan🙏
Vote+comment
Gratis loh
nxkkk
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck My Own Game
Teen FictionAfnan Abercio "Yang mana ceweknya Daff?" "Tuh yang dipojok" "Hah?!" "Kenapa?" "Dia, mantan gue!" Kamis, 29 Oktober. Iseng buat bikin cerita.