Get You - dibuat oleh -violetgrl
•••
Hari ini hari yang paling menyebalkan bagi diriku sepanjang sejarah, bagaimana tidak? Si surai kuning yang menyebalkan itu sengaja tidak membangunkanku meski jam sekolah sudah selesai! Dan akhirnya, malam ini aku terjebak di sekolah yang besar, gelap dan sepi.
"Dasar Naruto, awas kau nanti!" gumamku sambil menjedorkan pintu kelas berulang kali hingga menggema ke seluruh koridor sekolah dan berharap ada penjaga sekolah yang mendengarnya sehingga aku malam ini bisa pulang dan membunuh si Naruto itu.
"Sial!"
Aku menyenderkan punggung tubuhku ke dinding kelas yang kutempati. Sudah sejak 1 jam yang lalu aku bangun dari tidurku karena ketiduran saat pelajaran fisika, dan teman sebangkuku, Naruto saja tidak membangunkanku dan malah meninggalkan surat yang mengatakan
'semoga malammu di sekolah ini menyenangkan'
"Dia gila apa?!" Dengan segera aku meremas kertas itu menjadi bundar dan melemparkannya ke tong sampah.
"Aaaaaarrggghh menyebalkan!" kataku lalu menendang meja yang tak jauh dari tempatku duduk. Menarik surai ravenku berulang kali karena frustasi. Bahkan tidak ada penjaga sekolah yang menjemputku hingga saat ini.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu yang terdengar jelas di telingaku membuatku dengan sigap berdiri. Akhirnya harapanku agar seseorang datang dikabulkan oleh Dewa. Setidaknya aku berharap penjaga sekolah atau guru sekolah yang mendatangiku saat ini. Tapi sayangnya ....
"Siapa kau?"
Seorang gadis bermata emerald menyambutku di pintu depan kelas. Wajahnya pucat, keringat terlihat jelas membasahi wajah miliknya. Napasnya memburu, tubuhnya bergemetar.
"A-aku takut, hiks"
Aku tidak mengerti. Tiba-tiba gadis itu sudah menangis, wajahnya yang pucat, air matanya mengalir dengan cepat. Tubuhnya yang rapuh dengan sigap kutangkap sebelum tubuhnya jatuh ke lantai koridor sekolah yang dingin.
"Kau kenapa?"
Dia terisak, terisak dengan kencang. Seragamku menjadi basah karena menyerap air matanya. Aku mengelus rambut merah mudanya yang berbau parfum khas, seperti bau khas musim semi?
"Hiks, aku ... takut ...."
"Kenapa kau takut?"
"Aku takut ruangan gelap. Aku takut ... aku takut, hiks."
Ah sekarang aku tahu kenapa dia menangis seperti ini. Ternyata gadis ini phobia ruang gelap.
"Hey tak usah takut, Nona," ucapku menangkan dengan sedikit kaku mengelus punggung tubuhnya. Dia masih terisak, tentu saja orang yang phobia gelap itu sulit ditenagkan. "Tapi aku masih takut, aku takut ada yang ...."
"Kenapa kau takut? Bukannya ada aku sekarang?"
Setelah kalimat itu selesai, beberapa detik kemudian aku segera memukul jidatku kasar hingga berbunyi. Gadis itu menatapku dengan tatapan sendu, "kau ... kau kenapa?"
Bodoh! Tadi aku bilang apa?
'kenapa kau takut? Bukannya ada aku sekarang?'
Sasuke kau itu bukannya orang yang jarang berkata lembut pada wanita? Kenapa sekarang aku bersikap seperti itu? Bodohh dasar bodohhh! Sekarang image mu sebagai lelaki cool baru saja hilang di hadapan seorang gadis yang bahkan tak kau kenali???
"Tidak ... hanya terkejut saja melihat jam sudah menunjukkan pukul 21.30 malam," kataku sambil memalingkan wajah saat melihat gadis itu menatapku dengan wajah yang menurutku
Cukup imut?
"Ini sudah larut ... aku takut ... tempat ini gelap, hiks."
Dia kembali menangis, mengeratkan pelukannya ke tubuhku. Aku yang mendapat perlakuan seperti itu cukup terkejut, hingga tubuhku terdiam beberapa saat hingga tagisan gadis itu menyadarkan lamunanku.
"K-kau jangan takut, s-sekarang lebih baik kita beristirahat saja. Saat fajar nanti mungkin akan ada orang yang membuka gerbang untuk kita pulang," ujarku mencoba menenangkan gadis yang sekarang sedang menyender di dada bidangku. Gadis itu hanya terdiam, tangisannya juga sudah berhenti,
sepertinya dia tertidur?
"Hah beneran tertidur, jadi sekarang yang terjebak di sekolah ini tidak hanya aku? Tapi juga seorang gadis yang phobia ruangan gelap? Sungguh miris," ucapku bermonolog lalu menggendong gadis itu di punggungku. Tubuhnya terlihat sangat lelah, tangannya yang bergemetaran dan terasa dingin mendorongku untuk memberikanku jaket saat aku sudah menurunkannya di salah satu kursi agar dia bisa tertidur dengan menyenderkan wajah di atas meja.
"Hm, gadis ini ...."
".... cantik juga."
***
"Hai Sasuke, bagimana kabarmu hari ini?"
Gadis bermanik emerald itu mendekatiku yang tengah asyik membaca buku di ruang perpustakaan sekolah. Wajahnya tampak lebih ceria dibanding dua hari yang lalu saat kami bertemu.
"Baik, duduklah."
Aku menggeser tubuhku beberapa centi, bermaksud memberi tempat untuk Sakura duduk. Sekarang, kami sudah berteman sejak hari itu. Sayang, sebenarnya aku berharap lebih.
"Hari ini kau membaca apa?"
"Membaca buku ilmiah, apa kau mau melihatnya?"
"Tentu saja!" Dia mendekat kearahku. Membuat jarak kami menipis. Jantungku berdegup kencang hingga rasanya ingin copot.
"Ah! Buku ini bagus sekali, Sasuke!" ujarnya bersemangat lalu menarik buku itu. Jarak kami menjadi normal lagi. Dan begitupun jantungku.
"Aku sudah selesai membacanya, apa kau mau meminjamnya?"
"Benarkah? Baiklah aku akan meminjamnya hari ini."
Sakura tersenyum senang. Gadis itu ternyata gadis yang sangat ceria. Sosoknya membuatku tersenyum, dan jantungku berdegup kencang hingga rasanya aku tak ingin jauh darinya.
Namanya kan cinta, bukan?
"Oh Sasuke, aku ada janji dengan seseorang habis ini." Sakura beranjak memberesi buku miliknya dan mengambil tasnya.
"Gaara, ya?" ujarku sambil tersenyum kecut. Sakura menunduk untuk menyembunyikan wajah merona miliknya.
"Sasuke sudah tahu, ya?" dia berkata malu-malu sambil sedikit melirik ke arahku. Aku berdiri, mendekat ke arahnya. "Tentu saja, kau terlalu mudah ditebak, Sakura," ucapku lirih.
"Jadi ... menurutmu apakah Gaara itu ... cocok denganku?" Sakura menatapku dengan senyuman yang tersungging di wajah cantik miliknya. Aku mengacak rambut merah mudanya.
Bagaimana aku bisa menjawab pertanyaanmu, Sakura? Apakah kau tidak melihat ku? Apakah aku terlalu berharap berlebih padamu?
"Ya ... mungkin saja," ucapku sambil menunduk. Sakura tersenyum lebar, dengan spontan gadis itu memeluk tubuhku.
"Terimakasih ya, Sasuke. Kau memang terbaik!"
***
Aku tersenyum nanar memandang langit yang tampak mendung. Hah sepertinya akan turun hujan deras sore ini.
"Sakura?"
Aku mendapati seorang gadis yang kukenal itu dengan wajah masam. Terlihat sangat jelas dia habis ... menangis?
"Hey Sakura! Ada apa?!" tanyaku khawatir lalu memeluk tubuhnya. Sakura terisak, bersamaan dengan hujan deras yang turun di Kota Tokyo sore ini.
"Sasuke ... hiks."
"Ada apa?! Cepat katakan apa yang membuatmu menangis?"
"Gaara ... dia ...."
"Dia kenapa?!"
"Dia ... tidak menepati janjinya, hiks."
Tanganku mengeratkan pelukan ke tubuh mungilnya. Dasar Gaara! Apa maksudnya tidak menepati janjinya terhadap Sakura?! Apa dia bodoh!? Sakura ... dia sudah mencintainya dengan tulus!
Tapi aku juga senang, karena artinya ini kesempatan emas bagiku.
"Jangan menangis ... kau tidak boleh sedih hanya karena Gaara." Aku mengelus rambut miliknya dengan lembut, memberi ketenangan untuk yang kedua kalinya.
"Tapi ... dia mengingkari janjinya karena wanita lain ...."
"Jika begitu artinya Gaara bukan lelaki yang baik." Aku mengambil napas panjang, membiarkan oksigen memenuhi paru-paru ku terlebih dahulu. "Jadi kau harus berani melepasnya ... mungkin ada orang lain yang lebih bisa menghargai cintamu." ucapku sendu. Sakura tersenyum kecil.
"Iya, terimakasih, Sasuke."
***
Langkah kakiku menuntunku menuju kelas yang tak jauh dari kantin sekolah. Kelas 12-3 kelas Sakura berada.
"Sakura!" Panggilku dengan suara keras. Beberapa siswi yang mendengar suaraku berteriak kencang, tentu saja mereka fansgirl ku yang menjijikan.
"Sasuke! Kenapa kau di sini?"
Aku menggaruk tengkukku, disampingnya terdapat Ino yang menatapku dengan tersenyum lebar seolah memberi semangat. Dengan canggung aku menarik gadis itu keluar kelas. Membuat beberapa fansgirl ku melirik tidak suka ke arah Sakura.
"Kenapa kau menarikku ke sini?"
Perpustakaan. Tempat yang sepi, cocok untuk menanyakan banyak hal pada Sakura.
"Emmm jadi ... apa kau sudah menemukan cintamu setelah melepas Gaara?" kataku sedikit canggung. Sakura tersenyum kecil lalu duduk di salah satu kursi dan membuka sebuah buku.
"Belum," jawabnya cepat lalu membaca tiap lembaran buku. Aku mengambil napas panjang.
Baiklah artinya sekarang adalah kesempatanku mendapat cinta Sakura!
"Kalau begitu ... semoga saja kau sadar ada seseorang yang mengharapkan cintamu," ujarku berbisik di telinga Sakura. "Dan orang itu adalah orang dekatmu."
Sakura menoleh ke arahku. Menatapku dengan kebingungan. "Apa maksudmu?"
"Maksudku itu ...."
Grep
"Aku mencintaimu, Nona musim semi, Haruno Sakura."
Sakura terdiam. Tubuhnya kaku, matanya membulat, tentu saja gadis itu sudah pasti terkejut mendegar kalimat barusan!
"Apa kau sadar? Sejak pertemuan pertama kita aku mulai memgejarmu, lhoh," ucapku sambil memainkan rambut indah miliknya. Sakura menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"S-Sasuke ...."
"Saat aku tahu kau membenci Gaara, itu adalah momen terindah di hidupku," aku terdiam sejenak. Melepas pelukanku lalu memegang erat telapak tangan Sakura.
"Jadi apa kau mau? Menerima cintaku?"
Air matanya mengalir, kukira gadis itu menangis kembali. Ternyata tidak, dia justru memelukku dan berbisik.
".... Aku baru saja dibuat jatuh cinta oleh seseorang."•••
Terima kasih, sudah membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
KsW SasuSaku Event
FanfictionKsW's Oneshoot Event || October 15th 2020 ❝Kelopak bunga sakura akan terus menemani udara dingin yang menghembusnya, tetapi ia juga 'kan terjatuh bila tak tahan lagi. Satu hal yang tak kelopak itu sadari, bahwa dingin akan selalu menemaninya.❞ Ber...