Elvira, Riu dan Ray berkolah di SMA Bintang Harapan. Hari ini adalah hari pertama mereka masuk di kelas 11. Riu dan Ray berangkat bersama menggunakan moge milik Ray. Sedangkan Elvira seperti biasanya hanya bisa berangkat naik angkutan umum. Sebelum berangkat sekolah biasanya Elvira mampir di toko kue milik Mbah Min. Elvira biasa mengambil kue untuk ia titipkan di kantin sekolah. Tak ada yang memberinya uang saku. Sedangkan kedua sepupunya selalu membawa banyak uang saku dan makan di kantin dengan makanan enak. Elvira harus berusaha sendiri mendapatkan uang untuk kebutuhan sekolah dan uang jajannya.
Hari ini Elvira memiliki firasat akan terlambat lagi masuk kelas. Riu sengaja membuat Elvira agar selalu terlambat. Ia tak suka Elvira punya karir yang cemerlang. Sayangnya Riu selalu gagal membuat Elvira jatuh. Walau dikenal pemalas, Elvira tetap bersinar dengan prestasi dan paras jelitanya di sekolah. Nama Sekolah pun menjadi harum karena prestasi Elvira yang melejit. Belum lagi ia populer dengan kecantikan wajahnya. Bibir tipis manis dengan rambut hitam kepirangan dan mata indahnya membuat banyak pria jatuh hati padanya.
"Ah sial. 15 menit lagi masuk. Emang kayanya gue ga ada takdir bisa masuk tepat waktu. Hari pertama kelas 11 juga gue masih tetep aja telat kaya gini. Aduh Mbah Min mana nih. Kenapa pintunya belum dibuka juga"
Elvira bergegas berlari menuju rumah Mbah Min. Tapi toko nya masih tutup. Berkali kali ia mengetuk pintu tapi tak ada jawaban. Beberapa menit kemudian keluarlah seorang wanita yang nampak mulai banyak keriput diwajahnya tapi masih terlihat bugar dengan senyuman yang penuh semangat dibibirnya.
"Eh neng Vira. Maaf ya si Mbah lama soalnya hari ini banyak sekali pesenan. Tapi Mbah selalu nyempetin buatin buat kamu nak"
"Hehe. Iya Mbah makasih ya Mbah. Kalo bukan karna kue si Mbah Vira ga mungkin bisa beli jajan enak tiap hari. Oh iya sekarang Vira lagi ngumpulin juga buat beli sepatu baru Mbah. Jadi Vira mohon ya Mbah nanti besok Vira mau bawa lebih banyak. Nanti Vira mau coba titip di warung warung juga"
"Oh tentu saja. Besok si Mbah bikin lebih banyak"
"Makasih ya Mbah Vira berangkat"
"Eh iya toh bisa bisa kamu telat naak"
Elvira mencium tangan keriput Mbah Min. Ada perasaan yang nyaman baginya ketika memiliki seseorang yang bisa ia percaya. Elvira bergegas berlari dengan sepatunya yang mulai rusak dan dan sobek. Ia hari ini berencana mencoba menitipkan kue di warung deket sekolah agar sesegera mungkin punya uang yang cukup untuk membeli sepatu baru.
Sesampainya di tempat angkutan umum Elvira tertegun saat melihat mobil terakhir yang melewati sekolah nya telah berangkat. Ia terpaksa jalan kaki . Jarak yang lumayan jauh harus ia tempuh dengan sepatu bututnya yang tak bisa Elvira bawa lari. Di sekitar jalan yang ia lalui ia menitipkan kue kue di warung yang ada dan berencana berlari menuju sekolah tanpa sepatu.
"Kue Kue beres saatnya lari. Ya ampun panas banget nih aspal. Hari apa sih ini sial banget perasaan gua. Terpaksa deh gue harus nyeker gini"
Saat berlari Elvira berhenti di sebuah rumah mewah tempat tinggal sahabat kecilnya dulu. Sebuah kenangan yang membuat ia rindu tentang masa kecilnya yang indah. Dari dalam rumah keluar seorang pemuda tampan yang gagah dan keren dengan seragam sekolah putih Abunya.
"I.. Itukan Devid? Wah gawat dia ga boleh sampe liat gue"
Elvira memalingkan wajah dan bersembunyi agar tidak terlihat oleh Devid sampe Devid menyetir mobil dan keluar dari rumah nya.
Sepanjang berlari menuju sekolah ia memikirkan banyak hal karena melihat Devid. Sahabat masa kecilnya dulu. Devid sahabat pria kecil yang terpisah dengannya saat Elvira masuk SMP. Saat SMP Devid ikut bersama orang tuanya dan sekolah di luar kota. Tapi Elvira tak pernah melupakan kenangan masa kecilnya bersama Devid. Setiap berangkat sekolah Elvira selalu melihat ke arah rumah lama Devid. Tapi hari ini ia tak menyangka Devid ada di rumahnya. Sepanjang jalan ia terus memikirkan Devid dan akhirnya tak sengaja menyandung sebuah batu runcing hingga terjatuh dan membuat kakinya penuh luka.
"Auwwhh. Sial. Kenapa tuh batu pake disitu segala sih. Ya ampun kaki gue berdarah . Gue ga bisa jalan kalo gini caranya. Gue harus cepet ke sekolah supaya bisa ngobatin kaki. Devid devid. Kenapa loe tiba tiba muncul gini sih. Kenapa gue ga tau kalo dia sekolah SMA disini. Tapi engga engga gue yakin kemarin kemarin Devid emang ga ada disini. Gue penasaran dia sekolah dimana sih?, aduuuh"
Elvira terus meracau tentang Devid sambil membersihkan seragam nya yang kotor. Ia memaksakan diri berjalan sampai sekolah.
Elvira masuk ke sekolah lewat gerbang sekolah belakang yang lebih pendek dan bisa ia loncati. Ia tak bisa meloncat dengan lihai seperti biasa karena luka di kakinya. Ia terjatuh untuk yang kedua kalinya. Saat terbangun ia mendapati pria kekar yang dikenal dengan sebutan Pak Kumis ada dihadapannya. Seorang penjaga sekolah yang ditakuti karena kumis tebalnya.
"Elvira.. Lagi lagi kamu terlambat"
"Aduh sial. Ngapain lagi pak Kumis disini. Bener bener sial nasib gue"
"Bicara apa kamu Elvira? Yang keras sedikit. Saya ga denger"
"Untung ga kedengeran. Eh iya pak maaf Vira ga bisa jelasin panjang lebar panjang ceritanya. Izinin Elvira masuk ya pak"
Tak hanya pak Kumis,Pak Rengga guru Olahraga yang dikenal guru muda paling tampan juga datang menghampiri Elvira saat ia kebetulan lewat dan melihat Elvira. Pak Rengga menyukai Elvira tak heran jika setiap mata pelajaran jasmani ia selalu mendapat nilai tinggi
"Wah ada Elvira. Pak Kumis, biarin Elvira masuk. Biar saya yang urus"
Elvira seperti mendapat kesempatan emas saat melihat Pak Rengga yang mulai cengar cengir setiap kali melihatnya. Ia tau Pak Rengga selalu berusaha mendekatinya .
"Ayo berdiri vira. Ikut bapak"
Elvira ingin mengambil kesempatan untuk membujuk Pak Rengga agar bisa langsung masuk kelas. Tapi ia yang masih terkulai di tanah tak bisa menggerakan kedua kakinya untuk berdiri.
"Elvira. Kenapa toh kok diam saja. Ayo berdiri. Kamu kenapa kotor kotan begitu"
"ii.... Iya pak"
Setelah berusaha keras akhirnya ia bisa berdiri gemetar dengan kedua kakinya. Luka luka dikakinya terlihat oleh Pak Kumis dan Pak Rengga.
" Ya Ampun kaki mu kenapa. Ayo bapa bawa ke Uks. Nanti bapa obatin"
"Ga usah pak. Vira ke UKS sendiri aja"
"loh tapi.. "
Saat akan berjalan memaksakan kedua kakinya tiba tiba pandangan Elvira berkunang kunang. Dan kesadarannya hampir hilang. Pak Rengga yang melihat keadaan Elvira yang hampir terjatuh bersiap untuk menangkap tubuh Elvira. Tapi ternyata ada seseorang yang lebih dulu meraih tubuh Elvira yang terjatuh. Dan langsung menggendong Elvira yang mulai kehilangan kesadaran.
"Dee.. vid"
Sesaat setelah mengatakan kata Devid Elvira tak sadarkan diri.
"Biar saya yang bawa Elvira ke UKS pak"
"Hah? Siapa toh kamu. Kenapa bapak baru lihat"
"Saya murid baru pak"
Setelah itu Devid Bergegas membawa Elvira ke UKS. Sepanjang perjalanan menuju UKS muri-murid perempuan
yang sedang melaksanakan pelajaran Jasmani berteriak teriak histeris melihat Devid yang tampan menggendong Elvira ke UKS. Reaksi mereka memancing murid murid lain yang sedang belajar melihat ke jendela dan pandangan mereka menjadi tertuju pada Devid dan Elvira. Melia sahabat dan sekaligus teman sekelas Elvira melihat kejadian tersebut dan meminta izin keluar untuk melihat keadaan Elvira. Ia juga tak menyangka ada Devid yang menggendong Elvira. Melia ingin mengetahui lebih jelas apa yang terjadi dengan Elvira dan kenapa ada Devid muncul disekolah ini hingga sampai menggendong Elvira.
YOU ARE READING
The Secret Love Of White Rose
Novela JuvenilElvira Zenada adalah seorang siswa di SMA terfavorit yang terkenal karena segudang prestasi dan paras jelita nya. Tak sedikit pria yang mengagumi Elvira,namun ia sama sekali tak pernah menyukai seorang pria mana pun, hanya ada satu pria yang mampu...