Kejadian di UKS

1 0 0
                                    

Devid membaringkang tubuh Elvira di kasur UKS. Kasur yang tak terlalu empuk.  Tapi tempat ini selalu jadi tempat alasan favorit untuk para murid pemalas yang ingin sekedar tidur dan kabur dari kegiatan belajar.
Seorang siswi yang menjaga ruangan tersebut tak bisa berkata apa apa saat melihat apa yang dilakukan Devid. Terlihat dari raut wajahnya yang terkesima melihat ketampanan Devid.
Ia tampak gugup menjawab setiap pertanyaan Devid. Devid mengira gadis itu sedang sakit. Terlebih setelah Devid memegang keningnya ia semakin tak bisa berbuat apa apa.

"Dimana kotak obatnya kak? "

" Di di di di... Disana"

"Ada apa?, kamu sakit?"

"Eh engga engga, biar saya yang ngobatin Vira"

"Biar saya yang melakukan. Berikan saja kotak obatnya"

"Ta...ta...ta.. Tapi, itu tugas saya"

"Gak apa. Kamu istirahat dulu. Biar Vira saya yang urus"

Gadis petugas UKS itu memberikan kotak obat pada Devid. Ia membiarkan Devid melakukan apa yang ingin dia lakukan. Devid mengelus lembut kening dan rambut Elvira. Gadis manis sahabat kecil nya dulu kini menjelma menjadi wanita yang begitu cantik. Devid mengobati luka luka di kaki Elvira. Wajah Elvira tampak pucat. Ia menatap lekat wajah Elvira. Ia teringat saat terakhir kali menemui Elvira. Saat kecil Elvira dan Devid sering bermain bersama. Suatu ketika Devid memberitahu jika ia akan pindah keluar kota dan ikut bersama kedua orang tuanya. Satu bulan kemudian setelah Devid pindah ia kembali menemui Elvira. Tapi saat itu Elvira sedang dalam kondisi kritis di rumah sakit. Ia hanya menitipkan surat pada bibi nya. Riu yang melihat kejadian tersebut merebut surat dari Devid kemudian merobek dan mebuangnya ke tempat sampah. Sampai saat ini Elvira tak tau isi surat surat itu. Dan mengira setelah Devid pindah ia melupakan Elvira. Padahal Devid tak pernah bisa melupakan Elvira hingga saat ini.

Setelah beberapa saat Devid mengobati Elvira. Elvira mulai sadar, ia kaget melihat Devid ada dihadapanya. Padahal ia bisa terluka seperti itu karena mengindar agar tak terlihat oleh Devid.

"Devid?"

"iya ini gue vir. Gua kangen banget sama lo"

"Dev  dulu kita emang sahabat. Tpi, sekarang semua udah berubah. Kita bukan anak kecil lagi"

"Tapi Vir"

"udah lah Dev, pergi. Please. Gue mau sendirian. Oh iya makasih udah peduli sama gue"

Elvira memalingkan wajahnya dari Devid. Ia tak bisa melakukan apa apa lagi.

"Oke. Loe emang bener kita emang bukan anak kecil lagi. Tapi loe harus inget sebuah ikatan yang terjalin, itu bukan tentang perubahan usia ataupun masa. Tapi juga tentang bagaimana sebuah rasa bisa mengakar dalam jiwa. Tentang gue yang dulu pernah hilang gitu aja dari hidup loe. Gue minta maaf. Tapi loe harus tau gue hari ini ada disini karena ikatan yang pernah kita buat dulu"

Elvira mulai menitikkan air mata mendengar ucapan Dev. Tapi ia juga tak bisa melupakan begitu saja kejadian yang membuat ia mulai membenci keluarga Dev. Sejak kecil Ayah Devid dan Elvira bersahabat, bahkan saat dewasa Keluarga Devid dan Elvira memiliki perusahanan di bidang yang sama. Tapi ayah Devid merasa iri pada perkembangan perusahaan ayahnya Elvira yang mulai berkembang pesat dan sedikit demi sedikit membuat perusahaan Ayah Devid menjadi hancur. Ia berencana menghancurkan perusahaan milik keluarga Elvira. Satu bulan sebelum keluarga Devid pindah, Ayah Devid memutuskan persahabatannya dengan Ayah Elvira,  dan kejadiaan itu terlihat oleh Elvira. Kejadian saat Ayah Devid mengatakan bahwa ia akan menghancurkan keluarga Elvira. Hanya karena rasa iri sejak saat itu hubungan keluarga Devid dan Elvira berantakan. Satu bulan setelah Keluarga Devid pindah. Elvira mendapat kabar jika kedua orang tuanya yang sedang menjalanakan bisnis di luar kota meninggal karena kecelakaan. Saat itu Elvira mulai kehilangan semangat hidupnya sampai harus dilarikan ke rumah sakit karena keadaannya yang semakin hari semakin buruk. Ia tak pernah bisa melupakan Devid. Tapi rasa sakitnya karena kehilangan orang yang ia cintai membuat ia mulai berusaha melupakan Devid.
Belum lagi setelah kematian kedua orang tua nya. Rumah Elvira dikuasai oleh bibi dan kedua sepupunya. Riu dan Ray membawa nenek mereka tinggal bersama di rumah Elvira. Nenek angkat mereka yang merupakan ibu tiri dari ayah Elvira yang lebih menyayangi Riu dan Ray daripada Elvira. Orang lain memandang bibi Elvira sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan Elvira dari kesendirian. Tapi kenyataannya, dia harus menjadi budak di rumahnya sendiri. Beberapa kali Elvira mencoba berlari dan pergi dari rumahnya sendiri, tapi setiap sudut rumah yang ia tempati meyimpan banyak kenangan yang mengingatkan Elvira pada kedua orang tuanya.  Memang terkadang,  kenangan itu perlu dipertahankan sekalipun itu menyakitkan.

Pengacara Ayah Elvira mengatakan. Bahwa setelah usia Elvira 17 tahun. Ia akan memberitahui isi surat wasiat yang dititipakan kedua orang tua elvira. Itu sebabnya ia bertahan dirumah yang seperti neraka itu untuk merebut kembali apa yang menjadi haknya. Tanpa harus mendapat banyak tekanan dan siksaan.

.....

Melia mendengarkan percakapan Elvira dan Devid dari balik pintu uks. Ia mulai menghampiri mereka saat melihat Elvira mulai mengusir Dev dari hadapannya sendiri.

"Vir, loe gapapa kan? "

"oh loe mel. Gapapa gue cuma pusong aja gue lagi males makan. Makanya ga sempet sarapan"

"Mel lo ga usah bohong,  gue tau apa yang loe alamin selama ini, dan loe Dev. Ngapain lagi lo datang kesini. Belum cukup lo bikin Elvira menderita? "

"Maksud loe apa?  Gue kesini justru karna gue sayang sama Elvira. Gue ga bisa lupain Elvira. Gue gak pernah sedikitpun ada niatan buat bikin Elvira sakit."

"Asal loe tau ya Dev Elvira itu.."

"Mel cukup.  Ga perlu dijelasin"

Devid tak mengerti apa yang Melia katakan. Karena selama ia pergi ia tak mengetahui apa yang terjadi pada Elvira selama ini. Saat akan menjelaskan tentang semua yang Elvira alami, Elvira menghalangi Melia untuk mengatakan apapun pada Devid.

"Apa mel. Jelasin ke gue semuanya"

"Cukup Dev.. Jangan..  ahhh kepala gue sakit.."

"Vir loe kenapa vir?"

Devid mulai penasaran dan memaksa melia mengatakan sesuatu. Elvira berusaha menghalangi. Tapi ia mulai merasakan kembali sakit dikepalanya.
Dan kembali tak sadarkan diri.
Pihak sekolah bergegas membawa Elvira ke Rumah sakit. Di rumah sakit Melia menceritakan segalanya pada Devid. Devid mulai mengerti segalanya.

"Dev. Setelah orang tua Vira pergi.  Dia harus berjuang sendirian. Elvira sakit, dokter bilang ada peradangan di otak Elvira.  Gue ga tega liat dia selama ini harus berjuang sendirian. Tapi dia ga pernah mau nerima apapun bantuan yang mau gue lakuin, besok hari ulang tahun Elvira yang ke 17. Gue harap loe bisa kasih yang terbaik buat Elvira"

"Mel, thanks loe udah mau jelasin semua. Sekarang gue tau apa yang harus gue lakuin"

"oke. Semoga persahabatan kalian balik lagi ya kaya dulu. Oh iya, kalo loe mau ngelakuin sesuatu buat Elvira artinya loe bukan cowo pertama, Elvira itu cewe populer di sekolah, ada banyam yang suka sama dia. Tapi mereka semua ga pernah bisa berhasil naklukin hati dia. Semoga loe berhasil Dev. Gue pergi dulu. Satu lagi, minggu depan ada olimpiade matematika dan semoga dia ga maksain ikut. Dia emang suka keras kepala. Ga keitung berapa banyak olimpiade yang dia menangin, dia emang ga mikirin diri sendiri. Gue harap loe berhasil bujuk Elvira"


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Secret Love Of White RoseWhere stories live. Discover now