PART 2

9 0 0
                                    

Astrella berdiri di depan cermin. Gadis itu melihat apa penampilannya sekarang sudah bagus atau tidak. Di hari pertamanya sekolah, ya sekalipun hanya di rumah, Astrella tetap harus tampil rapi. Rambut panjangnya sengaja dia biarkan tergerai untuk menutupi lukanya di wajah.

"Baju Ella sudah bagus dan rapi," ucap Astrella. "Aku penasaran siapa yang dipanggil papa untuk menjadi guruku. Apa nanti dia akan ketakutan saat melihat wajah aku yang seperti ini?"

Astrella terkejut saat mendengar ponselnya berdering. Dengan cepat dia mengambilnya, seketika senyumnya mengembang, dia pun langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Halo papa?"

"Halo sayang, kamu sudah siap-siap?"

"Sudah papa, Ella sudah siap."

"Bagus, gurumu akan datang dalam waktu sepuluh menit."

"Papa.."

"Kenapa Ella?"

Astrella menunduk sambil menatap ke arah kedua telapak kakinya. "Nanti guru Ella tidak apa-apa?"

"Maksud kamu?"

"Maksud Ella, apa nanti guru Ella akan ketakutan melihat wajah Ella?"

Terdengar helaan napas dari Theodore.

"Sayang, dengarkan papa. Guru yang papa pilihkan untukmu adalah orang yang baik, pintar dan bijaksana. Papa yakin dia tidak akan masalah dengan wajah kamu Ella sayang."

Astrella tersenyum tipis. "Baik. Terus nanti Ella akan belajar di ruang tamu?"

"Kalian akan belajar bersama di kamarmu. Apa tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa papa, Ella sama sekali tidak masalah dengan itu. Bisa belajar seperti ini saja sudah sangat membuat Ella bahagia," jawab Astrella jujur.

"Papa bangga sama kamu sayang."

Astrella terkekeh pelan. "Ya sudah, papa semangat bekerjanya. Terima kasih sudah berhasil membujuk mama agar tidak pulang ke rumah selama Ella sekolah."

Theodore memang berhasil membuat Elisabeth pergi keluar selama Astrella akan sekolah di rumah. Laki-laki paruh baya itu sengaja membawa isterinya pergi ke tempat yang jauh dari rumah, seperti mall. Ya memang, untuk pergi ke mall dari rumah mereka jaraknya lumayan jauh, butuh waktu 45 menit untuk sampai di mall atau tempat-tempat hiburan lainnya. Theodore rela Elisabeth berbelanja apapun yang dia inginkan, yang penting Astrella bisa sekolah dengan tenang di rumah.

"Sama-sama Ella, apapun akan papa lakukan demi kamu."

"Iya papa, kalau begitu Ella tutup dulu."

"Iya sayang, belajar dengan baik dan siapa tahu dialah cinta sejati kamu, hahaha.."

Tut tut tut

Panggilannya berakhir secara sepihak, padahal Astrella baru saja mau bertanya soal perkataan Theodore yang sangat aneh itu.

"Cinta sejati?"

TOK TOK TOK

Astrella segera merapikan penampilannya, setelah itu dia membuka pintu kamarnya menampilkan seorang pelayan wanita yang sedang berdiri sembari tersenyum.

"Nona Astrella, gurunya sudah datang," ucap pelayan itu. Theodore memang sudah memberitahu akan kedatangan guru tersebut pada para pelayannya. Tentu saja tanpa sepengetahuan Elisabeth.

Astrella tersenyum lalu mengangguk. "Suruh saja dia masuk ke kamarku bibi."

"Baik, Nona."

Pelayan wanita itu segera pergi untuk memanggil guru yang akan mengajar Astrella, entah kenapa gadis itu sekarang merasa gugup. Padahal tadi dia sangat senang dan penuh semangat.

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang