"Dua puluh kali sepuluh sama dengan dua ratus!" seru Astrella, akhirnya dia bisa menghafal perkalian satu sampai dengan dua puluh. Sekalipun butuh waktu satu minggu untuk menghafalnya.
Yup! Astrella sudah satu minggu bersekolah di kamarnya sendiri, bersama dengan Gafaro tentu saja.
Elisabeth dan Eugenia sama sekali tidak tahu tentang hal itu. Astrella sudah menceritakan pada Theodore kejadian di mana Eugenia pulang cepat ke rumah, akhirnya Theodore mendapatkan sebuah ide yang membuat kejadian itu tidak akan terulang lagi.
Theodore melakukan hal yang sama pada Eugenia seperti yang dia lakukan pada Elisabeth. Dia memberikan uang saku lebih banyak dari sebelumnya pada anak perempuannya itu agar Eugenia bisa jalan-jalan sepuasnya dan bahkan dia bisa mentraktir teman-temannya juga. Tidak baik memang, tapi Theodore melakukan semua itu demi kebaikan Astrella, dia ingin Astrella juga bisa mendapatkan kebahagiaannya.
Gafaro terkekeh melihat Astrella yang sepertinya sangat senang. "Bagus, kamu memang pintar."
"Aku memang pintar, Gafaro saja yang baru sadar," balas Astrella penuh percaya diri.
"Iya, aku yang baru sadar." Gafaro tersenyum sembari mencubit pipi Astrella gemas, "karena kamu sudah berhasil, sekarang aku akan memberikan kamu hadiah."
Mendengar itu, sontak kedua mata Astrella langsung berbinar. "Hadiah?! Gafaro bawa hadiah apa buat aku?"
"Tutup mata dulu," pintah Gafaro.
Astrella mengangguk dan langsung menutup kedua matanya. Gadis itu merasa ada sesuatu yang melingkari lehernya, tapi dia tidak tahu apa itu.
"Sekarang kamu boleh buka mata," ucap Gafaro.
Astrella dengan cepat membuka kedua matanya, tatapannya langsung dia arahkan ke lehernya. Gadis itu terkejut saat melihat ada sebuah kalung berwarna silver dengan liontin berbentuk kupu-kupu berwarna biru.
"Bagus sekali, aku suka, terima kasih."
Gafaro tersenyum. "Baguslah kalau kamu suka. Jangan dilepas ya? Anggap saja itu sebagai tanda kalau kamu itu adalah temanku."
"Iya, aku janji tidak akan pernah melepas kalung ini," ucap Astrella sambil memegang liontin dari kalung itu.
Astrella menahan napasnya saat merasakan sesuatu. Gadis itu mulai menggerak-gerakkan kedua kakinya tidak nyaman.
Gafaro sadar kalau Astrella sepertinya sedang menahan sesuatu, pemuda itu tidak tahan untuk tidak tersenyum. Ekspresi Astrella saat ini menurutnya sangat lucu.
"Kamu ingin ke kamar mandi?" tanya Gafaro to the point.
Astrella menunduk dengan kedua pipinya yang sudah merah. "I-iya, aku m-mau buang air kecil."
Gafaro tertawa kecil. "Sana pergi, lain kali tidak usah malu untuk mengatakannya padaku, kita itu teman, ingat?"
"Iya maaf, aku pergi dulu, tidak akan lama kok," ucap Astrella seraya berdiri dan segera berlari masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya.
Tiga menit kemudian Astrella keluar dan kembali duduk di samping Gafaro yang tadi sedang menunggunya.
"Sudah?" tanya Gafaro.
Astrella mengangguk. "Iya."
"Kalau begitu aku mau bilang kalau sekolah hari ini berakhir sampai di sini dan besok aku akan datang lebih awal," ucap Gafaro membuat Astrella merasa gelisah.
"Tapi-,"
"Tenang saja, aku akan bilang juga ke papamu tentang ini," potong Gafaro tahu kalau Astrella khawatir tentang ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE STORY
Teen FictionIni hanya sebuah kisah yang bercerita tentang seorang gadis bernama, Astrella Yohanna. Gadis yang memiliki fisik kurang sempurna. Gadis yang berharap kisah hidupnya bisa menjadi seperti kisah putri-putri di negeri dongeng. Gadis yang berharap sua...