Voices - [6]

667 79 8
                                    

Baca Chapter 5 di akun Puppyyy__Woff

.
.
.
.

Double Knot sukses menggemparkan penggemar, STAY berdatangan dan semakin bertambah banyak. Straykids pun sangat bahagia akhir-akhir ini, mereka bersemangat untuk menyiapkan comeback lagi, kali ini mereka akan mengeluarkan lagu Levanter, lagu utama dari mini album mereka.

Sebenarnya tidak ada yang salah, tapi Jisung merasa aneh pada salah satu dari hyungnya. Ia merasa ada yang kurang bersemangat, terkesan malas dan ogah-ogahan, berbeda dari persiapan Mv Double Knot kemarin, kali ini dia terlihat bosan.

Kim Woojin.

Jisung merasa ada yang salah dari Kakaknya itu, seperti ada yang berubah, entah apa, tapi ia merasa aura Woojin berbeda dari dulu.

Jisung sedang menjemur pakaian, setelah ini ia ingin menghampiri Woojin untuk diajak berbincang berdua. Ngomong-ngomong dia dan Woojin terbilang jarang mengobrol.

Jisung kini sedang memikirkan hal lain, suara-suara itu sudah tidak terdengar lagi, ia lega, hatinya berangsur-angur tenang, ia harap suara aneh mereka tidak akan pernah datang setelah ini.

"Ya! Dimana ponsel ku?!"

Mendadak terdengar seruan memekakan telinga, Jisung terperanjat dan tak sengaja menjatuhkan pakaian terakhirnya. Matanya melebar lucu, ia memandangi Woojin yang berlalu kesana kemari dengan wajah murka.

Sebenarnya ada apa?

Jisung mengambil pakaiannya yang terjatuh dan menjemurnya, ia mendekat, berniat menanyakan apa yang terjadi sampai Woojin begitu tampak marah.

Namun niatnya urung, ketika Hyunjin dan Felix datang dengan tergesa-gesa menghampiri Woojin. Jisung terdiam ditempatnya memperhatikan mereka, Hyunjin menatap takut-takut Woojin sembari menyerahkan ponsel hyungnya yang ia pinjam.

"I-ini hyung, maaf tadi aku meminjam ponsel saat hyung tertidur, aku tidak tega membangunkan-"

"Lancang!" Woojin yang geram langsung mengambil kasar ponsel miliknya.

"Hyung aku yang salah, ponsel Hyunjin hyung sedang diisi daya dan aku mengajaknya bermain game, karena itu dia meminjam ponselmu."

"Aku tidak peduli! Kalian sama saja, setidaknya belajar sopan santun dan hargai privasi orang lain!" Tukas Woojin.

Hyunjin dan Felix menunduk dalam, mereka mengaku bersalah, namun disisi lain mereka merasa aneh oleh reaksi berlebihan Woojin.

Jisung sendiri tercekat ditempat, semakin membeku tanpa bisa berkata apapun apalagi melerai, karena kepalanya kini dipenuhi banyak pertanyaan.

Woojin tidak pernah marah sampai seperti itu, bahkan walaupun dia sedang sedih dan badmood sekalipun, seorang Woojin akan berkata lembut karena tidak mau lawan bicaranya sakit hati, biasanya dia hanya akan menasehati tanpa diikuti bentakan, kali ini rasanya sangat berbeda, dan Jisung syok karenanya.

"Seharusnya kalian perbanyak latihan, bukan bermain seperti pengangguran! Cepat ke gedung agensi! Kita harus rekaman!" Katanya, lantas berlalu setelah melirik sinis Hyunjin dan Felix.

Diam-diam tangan Jisung gemetar, bukan karena takut berlebihan oleh amarah Woojin. Melainkan karena dia telah sadar, kakaknya itu benar-benar sudah berubah.

.
.
.
.

Sesampainya di gedung agensi, semua siap untuk recording. Felix sedari tadi memperhatikan Woojin diam-diam, ia jadi takut dengan Kakaknya itu mengingat bagaimana ucapan tajam dan tatapan sinisnya pagi tadi.

𝐕𝐨𝐢𝐜𝐞𝐬 - 𝐇𝐚𝐧 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang