Voices - [8]

655 75 7
                                    

Halo apa kabar?

Udah baca chapter sebelumnya kan? Di akun Puppyyy__Woff

.
.
.
.

Setelah pagi tadi Jisung bertingkah aneh dengan menjauhi member dan berontak ketika didekati, malamnya pun tak jauh berbeda. Dia mengunci pintu dari dalam dan meringkuk didalam selimut, ia gelisah, tidak tahu harus bagaimana untuk menghilangkan semua halusinasinya.

Suara suara bisikan itu begitu menganggu, Jisung tidak nyaman. Matanya bergerak cemas kesana kemari, kedua tangan semakin erat menutup telinganya.

"Berhenti...kumohon jangan datang..." Jisung melirih, lebih tepatnya berbisik seakan bicara pada seseorang. "Apa salahku? Aku mohon pergi, jangan ganggu aku." Katanya dengan nada bergetar.

"Lakukan apapun Jisung, apapun yang bisa membuat kamu tenang."

"Lakukan sekarang juga! Tidak ada siapapun, tidak ada yang akan menghentikanmu!"

"Mereka tidak disini, kau sendirian, kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Cepat Jisung!"

Jisung kalap, dia mengerjapkan kedua mata, pandangannya berubah kosong, nyawanya seakan dicabut paksa dari dalam tubuh, jiwanya seolah pergi entah kemana.

Tanpa pikir panjang, ia membuka laci nakas dan mencari sesuatu dengan brutal. Setelah dapat, dia menatapnya sejenak. Benda berkilat itu terlihat menggoda.

Ketika mau menempelkan cutter diatas pergelangan tangan, dia terhenti. Sebab tanpa diduga ada seseorang mengetuk pintu dari luar. Sial! Jisung tidak bisa melakukannya sekarang.

Setelah menyembunyikan benda tadi dibawah bantal. Dengan malas dia beranjak untuk membuka pintu, terlihat ada Changbin didepannya, menatap penuh curiga.

"Kenapa dikunci?"

"Habis ganti baju."

Changbin menekuk alis. "Kenapa harus dikunci? Kamu menyembunyikan sesuatu?"

Tatapan curiga Changbin membuat Jisung tidak nyaman, "Ada apa sih kesini?!" Dia menaikan oktaf karena kesal, sekaligus mengalihkan topik.

Changbin mendecak, "Chan hyung minta aku membangunkan kamu, ayo kita makan malam, kamu pasti belum makan kan?"

"Aku tidak selera. Kalian saja."

Ketika Jisung ingin berbalik masuk, Changbin menghentikannya. "Han Jisung."

Jisung mendelik kesal, "Aku bilang tidak ingin makan!" Bentaknya, kemudian membanting pintu dan kembali menguncinya dari dalam.

Changbin mengepalkan kedua tangan sangat kuat, Jisung telah berubah, ia tidak tahan ingin mengetahui sebabnya. Changbin kedapur, melapor pada Bangchan bahwa Jisung menolak makan malam dan sempat membentaknya.

Alhasil Bangchan yang khawatir segera kekamar, mengetuk pintu berkali-kali. Tapi tak ada jawaban, semua member menyarankan dia untuk mendobrak, khawatir terjadi sesuatu pada seseorang didalam ruangan.

Brak! Brak! BRAK!

Dalam dobrakan ketiga, pintu sukses terbuka. Bangchan bergegas masuk, ia menemukan Jisung duduk meringkuk dilantai memeluk tubuhnya sendiri dan menenggelamkan kepalanya dia antara lutut. Ruangan gelap gulita, tapi sedikit cahaya dari luar kamar menerangi pandangan mereka.

Hyunjin buru-buru menyalakan lampu, sedangkan yang lain menghampiri Jisung.

"Sung, are u ok?" Tanya Felix.

Jisung perlahan mengangkat wajahnya, ternyata pria itu menangis, dia terlihat rapuh dan membuat hati mereka semua turut merasa sakit.

"Sudah, jangan menangis."

𝐕𝐨𝐢𝐜𝐞𝐬 - 𝐇𝐚𝐧 𝐉𝐢𝐬𝐮𝐧𝐠 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang