Hari pertama, Jogjakarta.
Lani melihat jam tangannya menunjukkan jam 8.50, telah sampailah dirinya di kota Jogjakarta. Stasiun Lempuyangan tujuannya. Dia berdiri mengambil cerrier dan backpack di bagasi kereta sambil menahan sakit sebab terjatuh dari tidur saat kereta mengurangi lajunya.
~
"Kamu baca pesan aku ya" Ucap Lani kepada seorang perempuan yang menjemputnya setiba di depan stasiun.
"Iyalah Lan, masa iya aku dapet kabar kamu ke Jogja gak di jemput. Apa kabar kamu?" Tanya perempuan yang bernama Serly.
"Baik, kamu sendiri gimana? Bukannya kamu libur kuliah ya, kok di Jogja?"
"Aku niatnya sore tadi mau pulang, pas tau kamu mau ke Jogja ga jadi pulang deh", balas Serly sambil tersenyum, "Ayo makan dulu, kamu pasti laper kan", berlari sambil menarik tangan Lani.
"Tau aja nih anak kalau aku laper, tapi gak sampe narik-narik gini dong hey"Warung makan yang masih berada di sekitar stasiun menjadi tujuan mereka. Setibanya, Lani langsung menaruh cerrier yang berukuran 75 liter dan backpack 30 liter itu di samping meja.
"Pesan apa? Aku yang bayar", sambil menyodorkan menu yang di cetak kertas dan di laminating tersebut.
"Serius nih? Anak kost-an punya uang emangnya mau bayarin makan aku hahaha"
"Ngeledek kamu heh", membalas sambil mendorong bahu Lani.
"Iya maaf. Aku bebek aja deh", Lani yang sambil menaruh kembali menu ke atas meja.
Serly lalu memesan dua porsi bebek goreng beserta nasi dan es teh manis.Selepas makan, Serly menanyakan Lani perihal ingin bermalam dimana. Dan, Serly menawarkan bermalam di rumahnya yang berjarak sekitar tiga puluh menit dari Malioboro.
"Gila aja aku tidur di rumah kamu", ucap Lani yang ditawari menginap di rumahnya.
"Gapapa, nanti kamu tidur di depan. Lagian kamu mau tidur dimana heh, di mbah Agus? Kan ga mungkin", rayu Serly yang tetap menawarkan agar Lani bermalam dirumahnya yang akhirnya Lani terima.Di lihatnya jam tangan Lani menunjukkan jam 11.30 dan mereka sudah sampai di sebuah rumah yang di sewa Serly selama tinggal di Jogjakarta, rumah yang bisa di sebut sebagai kontrakan dengan dua ruangan dan satu kamar mandi di dalam. Serly adalah mahasiswa semester 7 di salah satu Universitas swasta terkenal di Jogjakarta, dan teman kecil Lani saat sekolah dasar dahulu.
.
.
.Jakarta 2 tahun sebelum perjalanan
Senin, Februari pertengahan. Peron 2 stasiun transit Computers line, di kursi kedua setelah tangga.
Apa masih bisa kau mendengar
Pelan saja aku ingin bicara
Tentang perasaanku yang gelisah dengan keadaan
Tanah yang perlahan habis kau jual
Mungkin memang kau bahagia
Sendiri saja ya sendiri saja kau bahagiaKebohongan jadi hal biasa
Janji bukanlah tuk kau tepati
Terang terangan saja yg punya uang dimenangkan
Aturan pun hanya jadi mainanDi negeri ku yang kucinta
Yang punya uang yang......Musik berhenti dan earphone yang semulanya terpasang pun terlepas, bukan karena kehendak Lani, tapi ada seorang perempuan yang melakukannya.
Pada dasarnya Lani adalah orang yang judah marah kalau ada yang mengusiknya. Namun kali ini berbeda setelah dia tengok orang yang melakukan hal itu dan mengetahui dia pelakunya, Serly.
.
.
.Hari ke tiga, Jogjakarta.
"Kamu bener ga mau ke rumah si Mbah dulu sebelum naik?"
"Enggak Ser, aku udah ada janji sama anak anak basecamp buat ngebahas kegiatan bersih gunung. Tapi aku janji kok sepulang itu langsung ke rumah si Mbah, nanti juga pasti aku kerumah kamu deh. Asal di bikinin makan yang enak kaya gini ya, hahaha" Lani tertawa sambil menyanggah piring di tangan kiri berisi nasi, sayur asem, ikan asin dan sambal terasi di atasnya yang dimasak siang itu oleh Serly.
Lani sudah 3 hari 2 malam menginap di rumahnya, dan sudah selama itu juga dia makan dengan masakan yang dibuat Serly.
Pada dasarnya Lani tidak ingin seperti mengandalkan Serly selama di Jogja, tapi entah kenapa Lany selalu menurut dan mengiyakan setiap yg diminta Serly, bahkan dari sejak kecil dulu. Serly yg tidak memiliki ikatan darah bahkan pula rumah mereka dahulu bisa dibilang jauh sekitar 700m, tapi setiap pulang pun berangkat sekolah selalu bersama.
~
"Satu lagi ya Lan, tempatnya gak jauh kok tuh. Tinggal beli bawang, cabe, sama yg lainnya kita pulang ya" seru Serly bernada seperti sedang merayu anak kecil.
"Iya deh, ini kita mau masak apa emngnya sebanyak ini?", Tanya Lani sambil mengangkat belanjaan satu Tote bag penuh untuk menunjukan. "Jangan jangan kamu dapet orderan catering ya hahaha", tawa Lani mengejek.
"Mana ada aku buka catering, liat aja nanti ya hahaha"
"Oke bos"
Rumah Serly sudah terlihat dari ujung jalan, namun Lani mengurangi kecepatan sebab heran ada mobil terparkir di depan rumah yang di sewa Serly.
Sesampainya di depan rumah, Lani yang berada di motor terdiam dan bingung melihat ada seseorang di depan rumah Serly yang sedang memperhatikan Lani. Bahkan kalau dilihat secara dekat, seseorang itu yang merupakan perempuan tidak mengedipkan matanya sekalipun setelah Lani datang. Setelah hampir setengah menit mereka saling melihat dan terdiam, Lani memberanikan dirinya turun dari motor dan menghampiri perempuan itu yang rupanya kekasih Lani di Bekasi.
"Hai" sapa perempuan itu.
"Kamu kenapa bisa ada disini?" Tanya Lani, lalu Lani langsung melihat ke arah Serly, dia curiga ini semua ulahnya. Namun Serly hanya diam dan heran sebab kedua orang itu hanya diam dan tidak ada kesan bahagia setelah bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANI
AvontuurLani, pemuda yang terobsesi akan kisah Christopher McCandles. Pemuda yang memilih meninggalkan kota yang menyediakan segalanya, memilih menjadi seorang pejalan demi mencari jati dirinya.