4

37.9K 1.4K 66
                                    

Kio terpekur memandangi laptop didepannya. Tidak jauh dari tempatnya duduk, Anggara memandanginya sambil tangannya tak henti memetik gitar. Sesekali suaranya ikut berdendang menyanyikan bait-bait lagu, sesekali hanya bergumam tidak jelas, sesekali sambil bersiul mengusir penat.

Kio menarik nafas berat. Tangannya lalu kembali sibuk membuat anggaran belanja OSIS. Sebagai ketua OSIS di SMA Harapan Bangsa, bukan tugasnya untuk menyusun laporan anggaran tersebut. Namun dikarenakan bendaharanya sedang sakit, mau tidak mau tugas itu dialihkan padanya. Banyaknya anggota kelas XII yang sudah mengundurkan diri tahun lalu membuat OSIS menjadi kekurangan anggota untuk membantu pekerjaannya.

"Gimana sama Sheira? Lo udah minta dia untuk gabung sama kita?" Kio menatap Angga dari balik layar laptopnya.

Angga menghentikan petikan gitarnya. "Sheira? Sudah. Tapi dia nolak."

Kio mendesah frustasi. "Bukannya waktu itu lo bilang kalau Sheira pernah jadi ketua OSIS di SMP nya dulu?"

"Menurut info yang gue dapat dari anak-anak yang pernah satu SMP dengannya dulu ya begitu."

"Terus kenapa dia gak mau waktu lo ajak gabung di OSIS kita?" tanya Kio meminta penjelasan.

"Mungkin dia mau coba sesuatu yang lain?" sahut Angga sambil mengangkat bahu.

"Bukan karena dia dendam sama lo di acara MOS waktu itu kan?"

Wajah Angga langsung berubah gugup. "Eng.. Enggak mungkin. Kalau dia dendam, gue udah lama diabisin sama bodyguardnya itu."

"Benar juga," angguk Kio. "Kalau gitu biar gue yang coba ngomong sama dia. Mungkin dia akan berubah pikiran kalau ketua OSIS sendiri yang minta."

"Cewek seperti Sheira itu sepertinya gak akan mempan dirayu meskipun elo sendiri yang minta," komentar Angga sambil memetik gitarnya.

"Gak ada salahnya kan kala-"

"Permisi Kak".

Kio dan Angga kontan menoleh ke arah pintu sekretariat OSIS yang memang sengaja dibiarkan terbuka. Seorang gadis berwajah blasteran berdiri di ambang pintu seraya tersenyum pada keduanya.

"Eh, kamu.. Yang sering bareng sama Sheira kan?" Angga mengenal baik sosok gadis itu. Ia pernah melihat gadis itu menjemput Sheira diruang OSIS beberapa hari yang lalu.

"Nama saya Vello, Kak."

"Ada perlu apa kamu kesini?" Kio memicingkan matanya menatap Vello. Kecantikan gadis itu mau tidak mau membuat jantungnya sedikit berdegup.

"Saya mau bertemu dengan Komite Kedisiplinan OSIS, Kak."

Komite Kedisiplinan OSIS atau yang biasa disingkat KKO adalah bagian dari struktur organisasi di bawah naungan OSIS yang bertugas untuk memantau para siswa. Umumnya siswa yang bermasalah atau sering membolos, merokok, membawa senjata tajam, minuman keras atau yang bersifat pornografi serta kenakalan remaja lainnya ditindak lebih dahulu oleh KKO sebelum akhirnya dilaporkan kepada guru konseling. Secara tidak langsung, KKO turut membantu para guru untuk mengawasi siswa di SMA Harapan Bangsa yang jumlahnya ratusan.

Mendengar nama KKO disebut, Angga serta merta bangkit berdiri. Disandarkannya gitar yang sedari tadi berada dipangkuannya ke dinding.

"Gue ketua komite KKO. Ada apa?"

"Saya mau melapor Kak."

Angga dan Kio saling berpandangan. Melihat wajah Vello yang sangat serius, laporan yang dimaksud pasti bukan masalah sepele.

***

"Hei Sheira..."

Sheira dan Chika yang saat itu tengah menikmati nasi goreng di kantin langsung mendongak menatap sumber suara, mendapati Bastian tengah tersenyum pada keduanya. Tanpa permisi lebih dahulu, pria itu telah duduk dihadapan keduanya dengan membawa semangkok bakso. Ren yang duduk diseberang meja tak jauh darinya melirik Bastian dengan ekor matanya.

(S)HE IS MY BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang