Pagi ini aku dan Vino disibukkan dengan mencari sewa apartemen yang siap ditempati hari ini juga. Sebenarnya kami sudah mendapat banyak pilihan apartemen tapi aku masih bingung mau menyewa yang mana. Setelah beberapa saat akhirnya aku memutuskan untuk menyewa apartemen dengan 1 kamar, dapur, ruang tamu dan kamar mandi diluar kamar tidur. Apartemen yang minimalis tapi sangat indah dan tidak terlalu luas untuk kutempati sendirian. Harganya pun sangat terjangkau.
"Kamu yakin mau ambil yang ini? Gak mau yang lebih besar lagi, uang aku masih cukup kok buat sewa yang lebih besar dari ini" tanya Vino.
"Enggak deh, aku suka sama yang ini jadi aku mau ambil yang ini aja"
"Yaudah habis ini kita liat apartemennya biar gak terlalu siang mumpung masih weekend juga"
"Iya, kita gak ngajak Fania kan?" tanyaku takut takut.
"Enggak, kita kasih tau dia pas udah lulus aja, lagian kita sekolah tinggal sekitar satu bulan lagikan sekalian kita kasih tau kehamilan kamu, tapi ingat ya jangan sampai dia tau kalau aku ayah dari anak kamu?"
"Iya bentar lagi kita lulus gak kerasa ya aku gak bakal kasih tau dia kok" ucapku sambil tersenyum manis, untuk meyakinkan diriku kalau aku tidak apa apa.
Walau aku tahu sebaik apapun sikap Vino padaku dan janin yang ada di perutku tapi baginya anak kami ini hanyalah aib yang pantas disembunyikan dan aku tidak lebih dari seorang sahabat.
+-+-+-+-
Setelah mengurusi pembayaran sewa apartemen dengan pemiliknya sekarang aku dan Vino sudah bisa masuk ke apartemen yang kami sewa.
"Ternyata udah lengkap ya perabotnya?" ucap Vino.
"Iya masih bagus juga perabotnya, pasti selalu dibersihkan waktu belum ada yang nyewa."
"Iya, katanya dulu ini dipakai sendiri sama pemilknya tapi karna sekarang dia udah berkeluarga jadi disewakan" jelas Vino.
"Oh gitu" kataku sambil manggut manggut dan berjalan melihat lihat ruangan.
Jumlah ruangan di apartemen ini ada 4, semua ruangan itu bersih dan sudah lengkap perabotnya mungkin tinggal membeli perabot kecil kecilan seperti sapu, pel dan yang lainnya tapi secara keseluruhan perabotnya lengkap.
"Kamu mau tidur di sini apa di rumah Vin?"
"Aku tidur di rumah, tapi paling nggak seminggu sekali aku bakal tidur di sini" katanya. "Soalnya kalau berangkat sekolah aku bareng Fania."
"Kamu kalau berangkat naik ojek aja ya, nanti uangnya aku kasih" lanjutnya. Aku sih gak masalah, kalau sekolah juga hari bebas dan kelas 12 gak wajib datang. Aku hanya mengangguk saja.
Aku berjalan masuk ke kamar tidur, tidak terlalu banyak perabot di dalamnya hanya ada lemari, kasur, dan meja kecil untuk lampu tidur.
Dapurnya pun sangat rapi walaupun tidak begitu luas sepertinya aku akan sering di dapur untuk melakukan experimen ataupun mencoba resep baru. Kamar mandinya juga bersih dan wangi. Ruang tamu juga begitu bersih, indah, dan rapi. Pokoknya walaupun tidak banyak ruangan di apartemen ini tapi gayanya yang begitu sederhana pasti akan membuatku betah berlama-lama tinggal di sini.
"Za aku pulang dulu ya, kemarin udah janji sama Fania mau jalan-jalan sama makan siang bareng" jelasnya tepat berada di belakang punggungku.
"Iya, nanti kamu kesini lagi kan?"
"Aku gak janji tapi selama orang tuaku gak di rumah aku usahain bakal sering kesini, oh iya ini uang bulanan dari aku gak banyak sih tapi semoga cukup ya" ucapnya sambil memberiku sejumlah uang.
"Eh beneran kamu mau ngasih aku uang bulanan? Aku masih bisa kok kerja sebelum kandunganku membesar." Jelasku sungkan.
"Udah ini aja kamu gak usah kerja, uang tabunganku masih banyak tenang aja" katanya kemudian tertawa.
"Dasar sombong" ejekku.
"Yaudah pulang dulu, Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zakia
Teen FictionMereka bersahabat sejak kecil. Mereka hidup bertetangga. Mereka berpacaran. Mereka dijodohkan. Mereka saling mencintai. Sedang aku? Aku hanyalah orang baru diantara mereka. Aku sahabat mereka sejak masuk Sekolah Menengah Atas. Aku mencintai sahabat...