Song : Orange - 7! Oops
.
.
.
.Aku menelusuri jalan panjang yang menghubungkan antara sekolah dan rumahku dalam diam. Jalanan yang ku lalui begitu sepi hingga aku merasa begitu mengantuk dan memegangi kepalaku agar tidak jatuh tidur di jalanan ini.
Di kedua sisi jalan yang ku lalui ini di penuhi oleh pohon sakura yang bermekaran indah dengan hembusan angin sepoi-sepoi yang membelai lembut. Tidak satupun suara yang ku dengar di sini selain langkah ku yang berat dan suara desiran angin yang melenakan ini.
Di saat aku terhanyut dengan suasana sepi membosankan ini, tanpa sengaja mataku menangkap warna kilauan senja yang berada sekitar 7 meter di depanku. Yap, surai senja yang tertimpa sinar mentari sore itu memantulkan kilau yang seketika menyadarkanku kalau aku belum tiba di rumahku.
Seolah menyadari kehadiranku, ia menoleh, membalikkan wajahnya ke arahku sebelum aku menghampirinya.
Mata kami saling temu, seolah berbicara dalam diam, ia tersenyum manis, manis sekali dengan gumaman kecil yang masih bisa ku dengar dari jarakku saat ini.
"Nakahara Chuuya, itu... namaku".
Ia menggumamkan itu dengan suara yang begitu lirih dan serak, dan yang semakin membuatku bingung, air matanya mengalir setelah menggumamkan namanya padaku.
Aku tak menyahut, namun langkah kaki ku bergerak sendiri atas keinginan hatiku yang ingin menghapus air mata itu dari sepasang azure indah nya yang memikatku.
Namun, baru selangkah aku bergerak, pandanganku mendadak memudar dan menghitam, dan setelah itu aku tak tahu apapun lagi.
.
.
.
.Aku tersentak dan terduduk, sambil memegangi kepalaku yang terasa amat sakit. Sekelilingku gelap, namun tak jauh dari tempatku berdiri aku bisa melihat secercah cahaya yang tampak tergesa-gesa menghampiriku.
"Oi Dazai!! Aku sudah mencarimu daritadi dan kenapa aku malah menemukanmu disini!!" teriak seseorang yang menghampiriku dengan cahaya—yang ternyata senter itu padaku.
Alih-alih menyahut ucapannya, aku malah celingak-celinguk memperhatikan sekeliling, mencari si pemilik keindahan senja itu.
"Apa yang kau cari?" tanya pria berkacamata dengan surai pirang sambil membenahi kacamatanya.
"Anak itu...." ucapanku menggantung—"....Nakahara Chuuya—"
"Apa yang kau bicarakan?"
"Kunikida-kun, kau kan mengajar di sekolahku, apa kau tahu soal pemuda bersurai senja yang bernama Nakahara Chuuya?" aku balik bertanya.
Pria bernama Kunikida itu menjawab dengan kerutan di keningnya "Kau tidak tahu? Anak itu sudah meninggal 2 tahun lalu karena penyakit".
Mataku membelalak "Jangan bercanda! Tadi sore aku bisa menatapnya begitu jelas, 7 meter di hadapanku, dan dia berbicara biasa padaku!! Aku yakin itu bukan mimpi!"
"Dazai, sebaiknya kita pulang sekarang, sekarang sudah cukup larut".
Aku berdiri tanpa menyahut dan mengikuti Kunikida dengan langkah perlahan.
"Dazai... Aku dazai Osamu," lirihku, berharap ada keajaiban disana.
"Dazai.... Terimakasih..."
Aku tersentak mendengar bisikan itu dan melihat ke arah samping kananku, yang ku duga sumber suara.
Aku melihatnya, sepasang iris azure nya yang menggambarkan lautan lepas yang tenang dan dalam menatapku lekat-lekat.
"Aku mencintaimu.... Sejak lama."
Setelah mengucapkan itu, dengan senyuman yang terukir indah dan surai jingga yang ia tata sedikit saat berbicara denganku, ia perlahan menghilang dan terbang bagai bunga sakura yang beterbangan di musim semi. Aku bisa merasakan kehangatan ucapannya, dan perlahan aku merasakan lubuk mataku yang menghangat setelah ia benar-benar pergi.
END
—November, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Soukoku Oneshots!
Romance[𝐃𝐚𝐳𝐚𝐢 𝐱 𝐂𝐡𝐮𝐮𝐲𝐚] Ikutan challenge doang ini :'v Hai! Book ini akan kujadikan lapak oneshot random Soukoku, ya! . . . . Soukoku Oneshots!© Nana Kirara