Part 11

1.5K 88 24
                                    

Aldo terus mondar-mandir di depan pintu UGD. Entah sudah berapa lama dia seperti itu. Yang pasti, dia benar-benar cemas dengan keadaan seseorang yang sedang ditangani di dalam sana.

Mendengar suara pintu yang dibuka, sontak membuat Aldo mengarahkan matanya pada Mira yang baru saja keluar menghampirinya.

Aldo mendekat, "kenapa lama sekali?"

Ekspresi Mira tidak bisa dibaca. Dia mendadak kaku. "Sepertinya dia tidak bisa terus berada di UGD. Dia perlu penanganan khusus. Kita harus memeriksa lebih lanjut tentang kondisinya." ucap Mira pelan

Aldo menajamkan matanya. "Kenapa? Shareen hanya mimisan dan pingsan. Kenapa harus ada tindakan lanjut?"

"Saya merasa itu bukan mimisan biasa. Itu hanya gejala yang ditimbulkan. Saya mencemaskan adanya penyakit serius yang ada ditubuhnya. Oleh sebab itu, kita harus memeriksa darahnya di lab untuk membuktikan keadaannya yang sebenarnya. Saya berharap bahwa perkiraan saya salah." jelas Mira

Aldo tidak bodoh. Dia juga dokter yang biasa menangani pasien. Namun, entah kenapa dia merasakan cemas yang berlebihan.

Tanpa menunggu di persilahkan lagi, Aldo masuk ke ruang UGD untuk menemui Shareen. Gadisnya sekarang terbaring lemah di atas brankar. Wajahnya pucat dengan infus yang ada di punggung tangan kanannya.

Aldo seakan tak berdaya. Tubuhnya mendadak lemah. Tangannya yang gemetaran mencoba meraih tangan mungil yang terpasang infus tersebut. Menggenggamnya erat, seakan-akan jika dia lepas sedikit saja, maka Shareen akan pergi meninggalkannya.

Diciumnya punggung tangan itu berkali-kali. Dalam setiap ciuman itu berharap bahwa gadisnya selalu baik-baik saja. Gadis yang memberi warna hidupnya tidak boleh pergi. Jika sampai itu terjadi, dia pasti akan kehilangan kewarasannya.

Sebuah tepukan di bahu kembali menyadarkannya. Pikirannya kacau hingga berpikiran yang tidak-tidak.

Mira tersenyum, "Ini bukan saatnya putus asa atau sekedar berharap kepada Tuhan. Selain berdoa, kita juga harus berusaha. Bukan masanya untuk terpuruk, kamu harus bangkit. Segala kemungkinan memang ada, tapi kita lakukan yang terbaik untuk dia. Saya tahu bahwa dia orang yang sangat penting dalam hidup kamu." petuahnya sambil menepuk-nepuk bahu Aldo, menguatkan.

Mira benar, dia tidak boleh cepat menyerah. Jangan hanya karena kemungkinan itu, dirinya lemah. Setidaknya, dia bisa menjadi penyemangat dan penopang untuk gadisnya.

"Ayo kita kerja sama untuk menghalau kemungkinan-kemungkinan yang ada." ucap Aldo semangat

"Nah gitu dong, kamu harus semangat. Pasien kamu yang lain jangan sampai terabaikan. Ingat, mereka juga punya keluarga yang berharap akan kesembuhannya." sahut Mira

"Oh iya, kamu lebih baik bersih-bersih dulu. Kamu gak mirip sama dokter, lebih mirip gelandangan soalnya." Mira menertawakan penampilan Aldo, lalu kabur sebelum pria itu menjahit mulut jahilnya.

***

Aldo kembali rapi dengan kemeja dan jas putih kebanggaannya. Dia melangkahkan kaki menuju UGD tempat dimana Shareen berada.

Sampai sekarang, gadis itu masih betah berbaring dengan mata terpejam. Entah mimpi indah apa yang menyebabkannya enggan membuka mata. Padahal ada seseorang yang sangat berharap melihat mata indah dengan netra coklat tersebut.

Bahkan setelah Aldo mengambil darah Shareen untuk di uji ke laboratorium. Masih tidak ada tanpa pergerakan sama sekali dari gadis ini.

"Permisi, Dokter Aldo."

Aldo menoleh, seorang suster memanggil namanya. Dia melangkah mendekat, "Kenapa, sus?"

"Hasil lab nona Shareen sudah keluar, Anda di panggil oleh Dokter Mira." jawab suster bernama Nida.

"Baiklah, terima kasih infonya."

Setelah suster itu pergi, Aldo juga pergi untuk menemui Mira. Dia sungguh berharap bahwa hasilnya normal saja.

"Mana hasil labnya?" tanya Aldo to the point

Mira menyerahkan selembar kertas pada Aldo. "Saya belum membukanya, biar kamu saja yang mengetahuinya lebih dulu." ucapnya tenang

Tangan Aldo mendadak berkeringat dingin setelah menerima kertas itu. Padahal ini bukan pertama kalinya dia melihat hasil lab kesehatan seseorang. Namun, segala yang berhubungan dengan Shareen selalu berhasil membuat jantungnya berdegup kencang.

Membukanya perlahan, matanya mengamati setiap tulisan yang tertera di sana. Tubuhnya mendadak lesu, kenapa semuanya menjadi rumit?

-------

🍀Jadi, gimana sama part ini guys?

🍀Menurut kalian, apa yang sebenarnya terjadi sama Shareen?

🍀Guys, sejauh ini cerita ini menurut kalian gimana?

Makasih sudah bertahan nunggu aku update di tengah kesibukan. Love deh buat kalian♡

Jangan lupa tinggalkan vote jika kalian suka dengan part ini

My Beloved DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang