[13] Bayuaji's wise word

135 20 25
                                    

⚠️there is harsh word in these chapter⚠️

author pov

setelah tasya melarikan diri dari cafe kecil milik calvin itu semua anak eska terdiam. bayu dan yang lainnya saling pandang ke arah calvin dan aji yang masih menatap kearah pintu yang baru saja menutup. keadaan saat ini bahkan lebih mencekam dibandingkan dengan adanya tasya tadi.

"cal, ji," bayu akhirnya membuka suara berusaha memulihkan keadaan yang mendadak sekelam kehidupan percintaannya dulu.

calvin dengan perlahan memalingkan wajahnya. obsidiannya kini tepat mengarah pada milik aji. tajam sekali tatapan yang ditujukan oleh calvin kepada aji. rahangnya mengeras. tangannya mengepal dengan sempurna.

aji sendiri sama sengitnya menatap ke arah calvin. emosinya kentara sekali terlihat, berbeda dengan calvin yang menunjukkan ekspresi datar.

bayu sudah pada posisi akan bangkit dari duduk manisnya, takut-takut akan terjadi adu jotos diantara mereka berdua. anak-anak yang lain menatap cemas kearah calvin dan aji. tapi kirino dengan kurang ajarnya mengangkat handphone nya, siap merekam kejadian yang akan terjadi diantara mereka.

"maksud bang ical apa?!" tanya aji dengan sedikit meninggikan suaranya diakhir kalimat. "bang ical bercanda? ngga lucu!"

calvin melangkah maju kearah aji, menyebabkan bayu kali ini benar-benar bangkit dari posisi nya, siap memisahkan mereka.

"gue bahkan lebih dulu kenal sama dia," jawab calvin dengan penekanan pada setiap katanya.

"kalo ngga percaya tanya aja sama bang bayu." lanjut calvin.

bayu yang sedang melangkah mendekat ke arah mereka tiba-tiba saja berhenti ketika aji menatapnya tajam.

"oh bang bayu juga ikut-ikutan ternyata?"

"ngga gitu ji. ayo duduk dulu, kita selesaiin masalahnya dengan tenang, jangan pake emosi gini," ujar bayu tenang. anak-anak yang lain mengangguk mengiyakan usul bayu agar tidak tersulut emosi lebih dulu.

aji bergerak menuju kursinya. perkiraan anak-anak eska, aji akan duduk dan berusaha meredakan emosinya terlebih dulu. nyatanya tidak. dia bergerak menarik tasnya yang berada di kursinya. setelah mengatakan ingin cabut ia melangkahkan kakinya keluar dari cafe milik calvin.

"jii jangan gitulah," felix sedikit berteriak mencoba memanggil aji, yang pada akhirnya dihiraukan saja olehnya.

haris langsung mengejar aji keluar dari cafe setelah mendapat aba-aba dari bayu. bisa gawat urusannya kalau aji malah ugal-ugalan dikarenakan emosinya yang sedang tersulut.

"gini banget kisah cinta lo cal," ujar ino dengan santainya.

•••

calvin sedang duduk termenung di meja bar cafenya. pikirannya melayang memikirkan gadisnya dan sahabat yang bahkan sudah dianggapnya adiknya sendiri. ini lah alasan calvin sampai sekarang belum berani untuk jatuh cinta lagi. iya. rumit.

sudah beberapa hari ini baik calvin dan aji tidak pernah nimbrung pada obrolan grup anak eska, memilih fitur chat pribadi apabila sedang butuh seseorang dari mereka. tidak jarang juga anak-anak memancing mereka agar keluar ke permukaan, tetapi berakhir hanya dibaca saja oleh mereka berdua.

"sedih banget si cal, udahla santuy aja," yak suara itu tak lain tak bukan adalah milik kirino isha khalil. memangnya siapa lagi yang akan mengucapkan kata-kata seperti itu selain kirino?

"apa gue nyerah ajaya no?"

"kenapa? lo mau ikhlasin si syantik lo itu gitu aja ke aji?" jawab kirino yang saat ini menatapnya dengan sengit. "berjuang lah cal, kata lo dia beda dari yang lain, harusnya lo perjuangin dong kalo memang dia berharga?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Calvin's ; Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang