Sean menaikkan sebelah alisnya pada sosok didepan kaca ruang tengah itu. Disana tampak Rayhan yang sedang mematut diri sambil menggulung ujung lengan kemeja flannel-nya.
"Tumben rapi?"
"Yoi. Mau ke kampus lo."
Rayhan selesai mengusap pangkal rambutnya dengan gerakan syahdu. Setelah itu mengambil pose keren entah untuk tujuan apa.
"Ngapain lo ke kampus gue?"
Pembicaraan dua orang itu ternyata masih berlangsung. Meski satu sama lain tidak saling berhadapan, melainkan sibuk dengan aktivitas masing-masing. Rayhan didepan kaca dan Sean yang sedang memakan roti di meja makan.
"Hari ini Antares manggung jadi gue mau ngevlog. Tau sendiri viewers gue bisa naik drastis kalau ada abang-abang hehe"
Kali ini Rayhan sudah duduk di depan Sean. Ikut mengambil sepotong roti yang baru saja naik dari toaster.
"Oh." tanggap Sean sekenanya.
"Lo ada kelas?"
"Enggak. Mau rapat BEM."
Rayhan mangut-mangut mengerti. Sean itu anak organisasi jadi hari minggu pun kadang ia tetap ke kampus.
"Jam berapa rapatnya?"
"Ini mau cabut."
Bersamaan dengan Sean yang meneguk air, Rayhan juga ikut berdiri. Sean refleks menatapnya bingung. Namun Rayhan justru menyunggingkan senyuman lebar.
"Ngapain?" tanya Sean curiga.
"Nebeng dong, Sayang."
Sean berdecak malas walau akhirnya merespon dengan anggukan pasrah.
"Tapi ntar mampir alfabeta dulu ya. Stok gue abis." sahut Rayhan lagi.
Tanpa perlu bertanya, Sean sudah tahu maksud Rayhan. Rayhan itu perokok garis keras. Kayaknya kalau satu hari nggak nyebat, dia bakal sekarat.
Dan Sean juga kepalang malas mau menasehati Rayhan. Karena template kalimatnya selalu berujung sia-sia. Seperti,
"Kurang-kurangin, Han. Ntar cepet mati."
"Sean, cepat atau lambat semua orang emang bakal mati. Karena kematian itu kekal adanya wahai saudaraku."
Bukan Rayhan kalau tidak punya alasan untuk membela diri perihal rokok. Maka dari itu Sean pun membiarkannya saja. Selama Rayhan tidak menyebar asap rokoknya sembarangan didalam apartemen mereka, Sean masih bisa men-tolerir itu.
"Yaudah lo aja yang bawa," kata Sean lalu melempar kunci motornya.
Yang langsung ditangkap Rayhan dengan senang hati, "Ok, go!"
Sesampai di kampus, Rayhan dan Sean sepakat untuk pisah jalan. Toh tujuan mereka memang berbeda. Sebenarnya baik Rayhan maupun Sean sama-sama jarang menghadiri pertunjukan abang-abang mereka tiap kali Antares manggung. Kalau Sean karena sibuk, kalau Rayhan memang pada dasarnya malas.
Jika bukan untuk bahan konten, Rayhan juga tidak akan mau membaur dengan para Antara—fans Antares—itu. Kadang yang begini gini suka bikin Rayhan berpikir bahwa kenyataannya jadi Youtuber tidak melulu tentang senang-senang saja. Semua yang diperlihatkan di depan kamera hanya sebagian dari kenyataan pahit yang ada di lapangan.
"Woi santai dong!" seru Rayhan spontan saat merasa bahunya tiba-tiba didorong dengan rusuh dari belakang.
Namun bukannya makin tenang, lagi-lagi Rayhan harus terombang-ambing dalam kumpulan itu. Demi menyelamatkan Canon G7X ditangannya, Rayhan terpaksa melipir dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Sweetsour
FanficTentang Rayhan, si youtuber ganteng beserta manis asam hidupnya. [Spin-off Soundtrack : Resound] written on: Nov 1, 2020 - Jan 17, 2021. ©RoxyRough