Chapter 2 Pembantaian

32 25 6
                                    


⚜️⚜️⚜️⚜️⚜️

"Dimana dia membawa istriku?" teriaknya dengan tatapan marah yang menyeramkan

"Hehe jangan harap ku beritahu"ucap Orch dengan menatap menyedihkan Eliard

"Beritahu dimana istriku dibawanya, jika tidak kau akan kuhabisi tanpa ampun"ancam Eliard frustasi

"Meski kau membunuhku pun takkan kuberitahu"ucapnya meremehkan

"Begitu yah, kau lebih memilih mati rupanya"Ucap Eliard sembari menatap belati yang ada disamping Orch dan mulai menyiksa hingga ia benar benar tersiksa dan mulai mengatakan apa yang dia tahu

Setelah mengali semua informasi yang ada dia mulai pergi dengan berharap istrinya masi tetap baik baik saja dan tak lupa ia membawa Orch sebagai penunjuk jalan yang diseret dengan paksa, meski sudah menyiksanya hingga benar benar hancur ia tak memiliki rasa kasihan apa lagi iba jika itu sudah meyangkut istrinya.

Beberapa menit perjalanan⏳

Setelah melewati hutan yang cukup dalam, akhirnya mereka sampai dimarkas para penyamun, yang terlihat sangat banyak dan ramai terlihat atap rumah rumah yang terbuat dari dedaunan yang sudah dikeringkam dan dinding rumah yang terbalut tanah liat serta tembok tembok kecil sebatas pinggang yang dibuat mengelilingi markas mereka. Dan dari kejauhan terlihat Eliard yang bersembunyi dibalik bukit kecil yang diselimuti semak yang tak jauh dari tempat para penyamun,  ia sedang melihat sembari meneliti temlat itu dan mencari dimana istrinya berada hingga, ia melihat seorang wanita yang tertidur diatas batu altar yang cukup besar dan telah ditaruh sesajen dan kepala babi diatasnya. Ia cukup terkejut karna wanita itu adalah istrinya dan mendengar kata dari Orch yang semakin membuatnya murka atas apa yang diketahuinya.

"Malam ini adalah malam purnama terang, kami akan melakukan pemujaan dan memberi tumbal kepada dewa haha dan istrimulah tumbal itu"ucap Orch sembari tertawa kecil dan

Bugh

Bugh

"Arhk uhuk uhuk"Orch pun batuk dan  memuntahkan darah segar dari mulutnya, diakibatkan pukulan keras yang melayang secara tiba tiba diperut dan bibirnya.

"sebelum dijadikan tumbal duluan, kalian lah yang akan kutiadakan duluan"ucap Eliard bertekad sambil menatap tajam area pemukiman para penyamun itu, seolah olah tengah menatap mangsanya yang akan dia terkam layaknya macan dimalam hari ketika berburu, Orch yang tak paham ucapan Eliard hanya terdiam dan perlahan lahan menutup matanya, akibat menahan rasa sakitnya yang begitu dalam dan ikatan Eliard yang terlalu kuat membuatnya sesak napas dan akhirnya ia pun meninggal ditempat.

Malam harinya💣

Ketika hari mulai gelap, dan rembulan kini mulai terlihat terang selepas terkurung dibalik kepulan awan dan terlihat sangat besar apa bila ditatap terus menerus.

Dum

Phummmmm

Dum
(suara tabuk)

Dari arah belakang tiba tiba sudah terdengar bunyi tabuk yang dipukul dan bunyi terompet dari tanduk kerbau yang sangat besar, kobaran api pun dinyalakan dan semua mulai berteriak dan mengelilingi api sambil bersorak, dan keluarlah seseorang dari rumah yang mengenakan Jubah serba hitam dan memakai penutup kepala yang hanya memperlihatkan lenganya dan juga wajahnya, ia mulai mendekati altar dan  berdiri diatasnya. Ternyata ia adalah penyihir yang akan melakukan pemujaan, sembari tabuk dipukul ia pun mulai menaikan tanganya keatas  api dan mulai melafalkan mantra.

LOVE YOU IN PEACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang