Seringkali aku selalu mengingat sesuatu. Mengapa aku selalu mengingat hal itu? Setiap saat, selalu terlintas dikepalaku, seyumanmu selalu berada didalam kepalaku. Diriku ingin sekali menghapus seyumanmu di memori otakku. Kucoba menyembunyikan ingatan akan seyumanmu, berulang-kali dan berkali-kali aku mencoba.
Namun, sangat sakit disini. Ya, benar sekali, hatiku sangat sakit mengingatnya. Kenapa? Kenapa kau memasang seyuman itu? Andai kau tau, aku tidak bisa melupakan seyumanmu itu. Berulang kali aku memohon agar aku tidak pernah dipertemukan denganmu. Hanya itu yang aku inginkan sekarang. Mengingat dirimu membuatku sesak.
"Ah, sudahlah. Aku mohon menghilanglah dari kepalaku"
Dengan keras, kutumpahkan semua rasa ini. Kubanting fotoku bersamamu ini. Kuhiraukan pecahan kaca yang menyebar dilantai kamarku. Aku duduk dipinggaran kasur, merenungkan segala hal yang terjadi selama ini. Aku mulai mengingat beberapa hal lagi.
***
Siang hari yang cerah. Ditemani dengan kesejukan angin yang terkadang berembus. Sesekali daun berjatuhan karena terkena tiupan angin. Para rumput mulai bergoyang menikmati lantunan siulan sang burung yang bertengger didahan pohon.
"Sungguh, suasana yang menenangkan"
Terlihat seorang pemuda yang sedang bersandar dibawah pohon. Pemuda itu memakai seragam sekolah SMA. Terlihat dirinya sedang menikmati rasa nyaman yang diciptakan lingkungan sekitar. Pemuda itu mulai menutup mata, siulan burung mulai mengantarnya ke alam mimpi.
"Hey! Apa yang kau lakukan disini?!"
Seorang perempuan berteriak lantang sehingga para burung pun terbang ketakutan. Perempuan itu berteriak kepada pemuda yang berada dibawah pohon. Perempuan tersebut berseragam SMA, sama seperti seragam pemuda tadi. Mungkin saja mereka berdua bersekolah disekolah yang sama.
"Berisik, mengganggu orang tidur saja "
Terlihat pemuda tersebut kesal. Tidur siang nyenyak yang didambakannya tak bisa terwujud karena perempuan tadi membangunkan pemuda tersebut dari tidurnya.
"Bukankah kau piket hari ini?! cepat kosongkan tong sampah yang ada di kelas! Jangan bermalas-malasan!", ucap perempuan tersebut.
"Ah, iya-iya. Aku sudah tau, berisik. Dan juga siapa yang bermalas-malasan", bohong pemuda tersebut.
"Kalau sudah tau, cepatlah kembali ke kelas!"
Pemuda tersebut berdiri. Ditepuk-tepuk celananya yang berdebu. Berjalan malas melewati perempuan tadi. Sesekali menguap karena masih kantuk.
"Hey, ada ranting dibelakang bajumu", perempuan tersebut memberi tahu kepada pemuda tadi.
"Hah? Mana? Tidak ada ranting dibajuku", tanya pemuda tersebut.
"Sini, kuambilkan rantingnya",
Perempuan tersebut mengambil ranting kecil yang melekat di belakang baju pemuda tadi. Diusap-usap bajunya sehingga menjadi bersih kembali dengan muka perempuan tersebut yang terseyum, terlihat manis. Pemuda tadi tersipu dengan wajah yang memerah.
"Te-Terimakasih", ucap pemuda tersebut.
"Tidak, hanya hal sepele begini. Tidak usah berterimakasih",
Dibalas ucapan terimakasih pemuda tadi disertai dengan seyumannya, membuat pemuda tersebut semakin tersipu.
"Sudahlah, cepat kembali ke kelas!"
Sifat perempuan tersebut berubah 180o dari sebelumnya.
"Iya-iya, berisik"
Sungguh perempuan yang menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seyumanmu Yang Manis
Teen Fiction"Hey kawan, kenapa kaca foto ini pecah?" "Ah, itu tidak sengaja kujatuhkan" Aku menatap foto itu, sudah lama sekali aku tidak mengunjungi seseorang yang ada di foto tersebut. Mungkin besok, aku akan berkunjung. Entah bagimana kabarnya, aku harap di...