Oppa

20 5 3
                                    


_”mataku selalu mengarah padamu, tanpa kau ketahui. Tanpa kusadari”_

*AuthorPointOf View*

🎶 _Bring the boys out.. Yeah, you know.. B-bring the boys out_🎶 (alarm)

Yoona menggeliat, meregangkan tubuh sepuasnya sebelum kemudian mematikan alarm smartphone dan memainkanya sebentar.

Senyum secerah mentarinya mengembang saat ia membaca ulang isi percakapan dengan Seokjin semalam.

Pukul 09.00 KST
Gadis itu sudah berada didepan cermin.

Tap.. Tap.. Tap..
Sedikit bedak selesai diaplikasikan pada wajahnya yang putih mulus tanpa cela.

Kini tangan mungil Yoona beralih mengambil lipbalm cherry favoritnya, ia aplikasikan perlahan kebibirnya yang sudah berwarna pink alami.
Wajah cerah, rambut terurai, dress berwarna pink pastel dan tas kecil senada. Cantik.
kemudian melangkah keluar rumah.

  “yosh.. saatnya menjelajah kota hehhehe” gumam Yoona.

~

Yoona berjalan gontai menyusuri trotoar khusus pejalan kaki. Ia dan Seokjin membuat janji untuk bertemu di persimpangan depan gang rumahnya.

Hari ini mereka ingin menghabiskan waktu weekend bersama, dengan mendatangi perpustakaan negara di pusat kota untuk meminjam beberapa buka disana. Karena mereka kekurangan inspirasi untuk tugas mereka.

Kenapa tidak di perpustakaan sekolah saja? Karena selain macam bukunya yang terbatas, mereka ingin sedikit menghilangkan suasana monoton perpustaan sekolah yang hampir setiap hari mereka datangi.
Dan lagi, jumlah buku yang bisa pinjampun dibatasi oleh sekolah.

Yoona telah sampai di tempat perjanjian mereka. Ia mengambil ponsel dari dalam tas slempangnya.

Menekan no 3 untuk panggilan cepat kontak Seokjin.

Tut.. Tut..

“yaaa Seokjin-aahhh kau dimana? Aku....”

“di belakang mu”

Yoona tersentak. Dengan reflek membalikan badan dan betapa terkejutnya dia bahwa Jin benar-benar di belakang nya. Dengan posisi badan sedikit membungkuk, karena tinggi Yoona yang hanya sebatas dadanya saja.

Wajah Yoona memerah karena jarak wajah mereka sangat dekat. Ah tidak, ini terlalu dekat. Yoona mematung sesaat, menatap manik indah milik Seokjin yang kini sejajar dengan manic hazelnya.

“yaaa kenapa kau memotong ucpanku? Hemm?  Dan sejak kapan kau disini ? aku tidak.... “

“stttt diamlah kau cerewet sekali” potong Seokjin. Menaruh jari telunjuknya ke bibir Yoona.

Yoona hanya diam mematung karena perlakuan Seokjin.

“ya karena aku ingin saja, dan aku sudah disini sejak kau mengeluarkan ponselmu itu” jelas Seokjin sambil menarik jarinya kembali.

Yoona hanya menganggukan pelan kepalanya. Lalu mereka terdiam, sibuk dengan fikirannya sendir-sendiri.

Tak lama, karena tiba tiba Seokjin sudah kembali ke alam sadarnya menarik sebelah tangan Yoona untuk mulai berjalan. Entah bagaimana, kini mereka berjalan dengan saling menautkan tangan.

“Cih kau telat!” cibir Yoona.

“Hanya 3 menit. Itu belum termasuk terlambat” sergah Seokjin.

“Alasan”

Jin hanya terkekeh.
Mereka berjalan ke arah halte bus, menunggu disana tak lama dan sebuah bus datang. Mereka memasuki bus itu, mengambil bangku bersebelahan.

Autumn SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang