WARNING⚠️
-
-
-
"LEPASIN!""MAU KAKAK APA SIH?"
"JANGAN SENTUH AKU!"
Lelaki beraroma alkohol yang berpadu dengan wangi minyak telon khas sekali bau bayi itu menyeringai. Ah sangat kontras wajah dan aroma tubuhnya. Tatapannya saja tajam yang mampu menyudutkan mata lawannya yang berani menatapnya balik.
"Ryn puasin aku!"
"Kak Sean apa kamu gila, astaga lepaskan aku kamu mabuk, jangan lakukan ini Kak"Satu kalimat yang menjadi bom waktu bagi seorang Ryn. Apa maksudnya ini? Jangan kalian kira Ryn wanita murahan yang melemparkan diri karena penawaran menggiurkan pria seperti Sean hanya untuk sekedar kepuasan. Bukannya sombong tapi kalian bisa percaya kalau mahkota paling berharga yang mana pernah dimiliki setiap wanita khususnya milik Ryn yang masih utuh. Dia menjaga dengan baik. Bahkan itulah alasan Ryn tidak pernah berpacaran atau bersentuhan dengan manusia jenis lelaki. Karena hidup monotonnya mulai berubah semenjak kedatangan Seorang lelaki bernama Roan yang samar didengarnya bernama lengkap Roan Albiyan. Nampak penampilannya begitu rapi tapi hey siapa bisa menampik pria di tempat itu pasti sarat akan aroma alkohol yang menyeruak.
"Lepaskan dia bung!"
"Kau lagi? Siapa tuan ini?"
"Lepaskan dia Roan, dia untukku malam ini"
"Aku tidak akan menyerahkannya padamu"
"Oh hei kalian jangan memperdebatkan aku, sekarang lepaskan atau-"Satu bogem mentah melayang begitu saja menghiasi wajah tampan milik Roan. Oh ayolah siapa yang tidak akan terpancing emosinya apalagi itu lelaki manakala tangannya akan responsif dan balik menyerang lawannya namun sayang tertahan oleh wanita yang sejak tadi menjadi perdebatan. Bukannya gerakan reflek tangan Roan yang akan membalas Sean. Walaupun posisinya disini akan dilecehkan tapi Ryn mengenal Sean adalah kakak kelas yang tadinya sedang melakukan kencan dengannya dan ini adalah bentuk perlindungannya. Ya Ryn sebenarnya berusaha membuka hatinya pada kaum lelaki namun apa yang didapatnya? Kencannya berakhir di sebuah club malam yang sangat asing baginya dengan Sean yang mabuk. Ah pria itu menyeringai dan melontarkan kata penghinaan pada Roan.
"Lihat! Ryn pacarku. Jadi enyahkan tanganmu dari lengannya bodoh"
"BRNGSK!"Roan menghempaskan tangan Ryn hingga tubuhnya terpelanting membentur meja bar. Kondisi mereka tak berada di tempat yang ramai, yaitu ruangan karoke pribadi bar yang disewa oleh Sean. Ryn pun pingsan seketika perkelahian sengit antara Roan dan Sean terjadi. Yang mana perkelahian tersebut berakhir ketika Sean telah terduduk lemas di sofa dengan luka lebam menghias wajahnya.
"Ingat Sean! Mulai hari ini jauhi wanita itu!"
***
Roan mulai mendekat mengikis jarak labih minim. Dia telah membawa Ryn ke sebuah ruangan kamar yang lebih nyaman. Terlihat pingsannya Ryn adalah ulahnya. Namun ketahuilah tujuannya hanya untuk menolog wanita itu dari jerat Sean. Roan tau sepak terjang Sean selama ini. Dia pria berjenis playboy yang suka menggoda wanita muda lalu menidurinya. Entah karena tertiup angin surga mana Roan justru menilong Ryn. Mungkin malaikat sedang senggang waktunya lalu membisikkan kalimat untuk menolong Ryn malam itu. Siapa tahu rencana takdir.Setelah membaringkan Ryn di kasur empuk, Roan duduk di pinggiran tempat tidur itu sembari memperhatikan wajah Ryn yang nampak berlinang air mata karena tadi sempat menangis. Roan berusaha meraih salah satu tangan Ryn dan menggenggamnya erat bahkan buku-buku uratnya bermunculan terlihat lengan Ryn memerah akibatnya. Ada perasaan aneh disana ketika melihat wajah Ryn. Seolah deadglare yang dia tampakkan tak pernah bisa berkedip hingga mengikis jarak hanya tersisa sebatas embusan nafas sebab hidung keduanya saling berseberangan hampir saling menyentuh.
Ah mengapa Ryn begitu menggodanya?
Gadis yang punya kelopak mata cantiknya dan pipi yang manis terlihat pulas dalam tidurnya. Hal ini membangunkan sesuatu dalam diri Roan yang tak bisa ia kendalikan. Hingga tak sengaja, tanpa aba-aba bibirnya menyetuh bibir Ryn yang pasrah dalam keadaan tidur. Menabrakan kendali dirinya pada suatu keinginan nafsu yang sedari tadi menguap. Ah mengapa begitu manis? Suara hati Roan tanpa dapat didengar Ryn yang masih tidur sayangnya membuat Roan justru mencandu. Posisi mereka yang sangat dekat hingga Ryn balas mulai bergerak mengalungkan tangannya di leher Roan. Ah wanita itu semakin menggoda Roan.Dalam mimpinya Ryn merasakan tengah berciuman dengan seseorang yang terasa begitu nyata Tapi anehnya ia menyukai mimpi itu, ciuman itu, sentuhan itu. Roan yang posisinya telah tepat ditambah pengaruh alkohol yang masih terasa pun terpancing dan mulai berlaku lebih berani. Ia menarik lengan Ryn yang sedari tadi dicengkeramnya mendekatkan tubuh mereka lebih intim dan mulai mengelus kulit Ryn seolah menggoda wanita itu. Begitu pun Ryn yang mengira itu mimpi tapi nyatanya dia terus menginginkan hal itu ada padanya. Ia menginginkan perlakuan Roan padanya. Pergulatan lidah pun tak terelakan hingga kini Roan memposisikan tubuhnya senyaman mungkin memeluk tubuh Ryn. Melepaskan segalanya dengan Ryn yang sempat meringgis karena seduatu yang berusaha memasuki dirinya namun tak berlangsung lama ia pun menikmati semua itu. Keduanya hanyut begitu saja pada aktivitas yang tak seharusnya, nafsu yang tak seharusnya berkedok kontak fisik yang tak seharusnya.
Ini gila dan akan menjadi hal tergila dalam hidup Ryn. Apakah mimpinya akan membawanya pada suatu situasi rumit. Seoalah itu akan menghancurkan hidupnya kedepannya Ryn tanpa sadar jatuh pada lubang yang salah. Hingga pagi pun menjelang munkin akan menyadarkan dua insan yang mimpi panas malam itu.
***
Dering telepon tak hentinya mengusik Roan. Suaranya asing baginya sebab itu bukan bunyi dari ponselnya. Roan pun bangkit dan berusaha membuka matanya. Hal mengejutkan pun terjadi. Ketika ia terbangun dengan kondisinya yang tak memakai pakaian. Ah bukan itu saja yang mengejutkannya, tapi kehadiran Ryn di sampingnya dengan berbalut selimut masih pulas dalam tidurnya namun keadaannya juga sama tanpa pakaian lengkap. Apa yang terjadi kemarin pada merekadan apa yang telah Roan lakukan? Roan pun berusaha memutar ingatannya, berusaha mengingat segalanya tapi malah membuat kepalanya semakin pening. Ia pun melihat pergerakan pada Ryn yang mulai akan bangun. Reflek Roan bangun dan segera membenahi dirinya. Ia tak mau membuat Ryn kaget dengan keberadaannya. Setelah memakai lengkap pakaian miliknya kembali dan begitu dirasa cukup ia pun bergegas pergi dan meninggalkan secarik kertas di atas meja bertuliskan "Maaf". Roan mengambil coat beserta ponsel putih disamping bantalnya. Roan bergegas pergi sebelum sesaat Ryn telah bangun. Bunyi pintu ditutup dan bayangan lelaki memakai coat coklat muda baru saja pergi dari ruangan itu menjadi atensi Ryn.***
Ryn pun bangun menegakkan tubuhnya. Matanya masih setengah sadar tapi ia dapat merasakan rasa sejuk dikulitnya, apakah ia sedang tak memakai bajunya? Yang seketika itu jua Ryn sadar sepenuhnya. Matanya membola mendapati tubuh polos nya. Ini tempat asing baginya tapi mengapa dia bisa bangun di sini. Apa yang terjadi padanya? Mengapa dia bisa seperti ini? Mengapa dia ada di sini? Dan kenapa pakaiannya yang berserakan dilantai? Siapa yang melakukan ini? Apa pria tadi yang baru saja Ryn sadari mengapa anehnya dia bisa berada disini? Tuhan tolong jangan katakan bahwa Ryn telah kehilangan segalanya? Sesuatu yang berharga di hidupnya, mahkotanya. Namun ketika Ryn menyingkap selimut ia temukan hal yang lebih mengejutkan, yaitu bercak kemerahan pada kasur itu membuat Ryn menganga. Ada apa dengan semua ini? Seketika itu juga Ryn temukan secarik kertas bertuliskan kata maaf dari seseorang bernama Roan. Apa ini semua perbuatan Roan? Run mengeraskan wajahnya, ia kecewa tapi ini semua sudah terlanjur terjadi. Semua seakan sirna dan Ryn meringis pada dirinya sendiri. Semoga hal buruk tak terjadi kedepannya. Ryn mengharapkan semua itu.***
Bersambung.Ps: part pertama gimana? kalian suka gak?
Ayf_kim
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR BABY
Romance"Kak jangan lakukan!" "Kak ini salah!" "Kak kamu harus bertanggung jawab!" "Aku tidak perduli Ryn!" "BRENGSK!!" Bagi Ryn hadirnya Luna adalah anugerah berbeda halnya dengan ayah dari Luna yang menganggap hadirnya sebagai penjara derita. Bisakah luka...