Bertemu lagi

30 12 0
                                    

Seorang cowok sedang duduk diantara lautan manusia. Duduk sendirian dibangku panjang. Sesekali mengecek ponselnya. Menunggu pesan dari teman-teman.

Dia, Alardo Andrian Ganendra. Biasa dipanggil Alardo ataupun Al. Cowok bermanik biru, sebiru laut. Dengan rambut warna coklat, hidung mancung dan juga kulit putihnya, menggambarkan hebatnya Tuhan, menciptakan manusia setampan dia. Dia salah satu mostwanted disekolah Hartana Jaya. Sekolah bergengsi, yang berada di Jakarta Selatan.

Saat dirinya sedang makan siang, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ternyata ada telpon masuk dari salah seorang temannya.

"Halo Al, lo ada dimana?" tanya si lawan bicara.

"Kantin. Cepat kesini bangke. Lama banget lo!" sembur Alardo.

"Okey, okey gue kesana sekarang."

Langsung saja telepon dimatikan oleh si lawan bicara. Alardo mendengus kesal, setelah mendapat perlakuan tak baik dari temannya. Kemudian Alardo melanjutkan acara makannya kembali.

Hingga tak lama kemudian, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Eh anjrit!" jerit Alrdo kaget.

Si teman yang menepuk pundak Alardo malah terkekeh geli. Ternyata dia tak sendiri. Dia bersama seorang temannya lagi.

"Masih aja suka kagetan lo, Al," sahut cowok yang tadi menepuk pundak Alardo.

Dia Harrison Cio Adichandra. Biasa dipanggil Cio. Cowok paling bobrok diantara teman-temannya. Cowok yang sedikit penakut dengan tikus. Tapi senang bermain dengan kecoa. Nah bagaimna tuh? Yah pokoknya begitulah sifatnya.

"Berisik lo. Diem!" ujar seorang cowok yang tadi datang dengan Cio, kemudian melanjutkan bermain game online.

Dia Eros Gazza Aryaguna. Cowok paling galak. Merupakan satu-satunya coolboy di SMA Hartana Jaya. Badboy dan tentu saja seorang gamers.

"Hehehe. Sorry bang jago. Awas bang jago. Ampun bang jago." Cio malah lanjut nyanyi yang sukses membuat Eros melotot dengan galak.

"Lanjot mang Cio. Tarik sist!" koar Alardo yang ikut-ikutan bobrok seperti Cio. Cio hanya terkekeh, tak berani membuat keributan lagi jika sudah mendapat peringatan dari Eros.

Alardo juga ikut terkekeh, saat mengetahui jika Cio takut dengan Eros. Dirinya langsung melanjutkan makannya. Tapi belum juga satu sendok masuk kedalam mulutnya, seseorang menjitak kepala belakangnya dengan sedikit keras.

"Anjayani! Ganggu aja elah, gue mau makan, ada aja halangan," gerutu Alardo kesal kemudian menegakkan kepalanya. Seketika wajahnya kaku.

"Berani lo?!" seru seorang cowok yang tadi menjitak kepala Alardo. Seketika Alrdo terkekeh.

"Nggak. Tumben telat," balas Alardo santai.

Si cowok yang tadi menjitak kepala Alardo langsung memiting kepala Alardo dari samping. Setelah itu menjitaki kepala Alardo berkali-kali. Spontan Alardo berontak. Melawan balik si cowok itu.

"Lo ngapian sih, Jovan. Main jitak kepala gue aja. Emang gue salah apa sih sama lo," kata Alardo jengah.

"Salah apa. Salah apa. Nggak usah pura-pura nggak tahu. Lo kan yang udah ubah cat motor kesayangan gue," sahut cowok yang dipanggil Jovan oleh Alardo.

Alardo diam mematung. Wajahnya kaku kembali, saat memorinya kembali satu hari sebelumnya saat dia tanpa rasa bersalahnya,  mencoret-coret motor Jovan sesuka hatinya. Tapi itu tak berlangsung lama, kini wajahnya sudah terlihat santai.

"Emang lo ada buktinya? Enggak kan," pungkas Alardo santai.

"Ada. Gue punya buktinya,"

"Udah-udah. Kalian berdua ini, ada aja yang dirusuhin. Sekali-kali diem emang nggak bisa?" sela si cowok yang tadi datang dengan Jovan. Sedangkan Alardo dan Jovan hanya mencibirkan bibir mereka.

Good Liar Boy VS Bad Liar GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang