Join

13 3 0
                                    

Malam minggu, malam yang biasa ditakuti oleh kaum jomblo. Baik jomblowa ataupun jomblowati. Mereka semakin galau karena tak bisa malam mingguan dengan si pacar. Jangankan pacar, dekat sama cowok lain pun jarang. Ya begitulah yang dirasakan oleh kaum jomblo.

Berbeda dengan lima sekawan. Saat ini mereka sedang berkumpul dirumahnya Alardo. Alasan klise jika kalian bertanya, mengapa dirumahnya Alardo? Ya karena Alardo adalah anak tunggal yang sering ditinggal kerja oleh kedua orang tuanya. Rumah jadi sepi. Ditambah lagi, orangtua Alardo sangat kaya.

Jadi mereka senang menghabiskan bermacam-macam snack dan minuman. Mereka juga suka bermain playstation sampai konsol gamenya rusak. Tak apa jika konsol gamenya rusak. Bahkan jika televisinya rusak pun juga tak apa. Tak kan ada yang marah.

"Yes, I win!" seru Alardo sembari melempar konsol gamenya ke sembarang arah.

"Pake bot lo. Nggak asik," tandas Jovan kesal.

"Woy, gue nggak pake bot ya. Lo tuh yang nggak bisa main," sergah Alardo mengambil kaleng minuman bersoda.

Cio melepas headphone, kemudian dia tenggerkan di lehernya, "Al, bosen nih gue. Dari tadi sore ngegame mulu."

"Iya nih, gue juga. Bosen gue belajar mulu," usul Felix diujung ruangan sembari menutup buku pelajarannya.

Alardo menghembuskan napasnya, "Ya kalian mau ngapain?"

"Ya ngapain gitu. Yang menantang kek," balas Cio.

Alardo berpikir sejenak. Memikirkan apa yang menurutnya menantang jika dilakukan bersama-sama.

"Gimana kalo uji nyali aja. Di rumah paling ujung. Mumpung udah lama kosong tuh rumah," ungkap Alardo mengusulkan.

"Ya jangan dong, kaya nggak tahu aja gue kek gimana," sela Cio memelas.

Sedikit info untuk kalian semua, Cio sangat takut dengan tikus. Dan ada yang lebih ditakuti oleh Cio selain tikus, yaitu hantu.

"Ogah ah. Nggak menantang kalau itu mah." kali ini giliran Felix yang menolak.

"Terus maunya apa?" tanya Alardo sabar. Cio dan juga Felix hanya mengangkat kedua bahunya.

Alardo berpikir lagi. Tangan kananya mengelus dagunya yang runcing. Sejujurnya, dia butuh hiburan. Tapi, semua game di plastationnya sudah dia coba semua. Apalagi game online. Udah pasti Alardo pernah coba. Tiba-tiba sebuah ide cermelang terlintas di otak cerdasnya.

"Gue tahu apa yang menantang. Gue jamin lo semua nggak bakal nyesel," sahut Alardo akhirnya yang bisa membangkitkan semangat para kawannya.

"Emang apaan?" tanya Cio dengan wajah berbinar senang.

"Ada deh. Tapi nggak disini. Disuatu tempat."

"Jangan bilang kalau itu beneran uji nyali. Ogah gue. Mending gue maen game online sampai teler," pungkas Cio kemudian menarik ponselnya.

"Bukan. Seratus persen bukan uji nyali. Ini bener-bener menantang banget buat kalian," sela Alardo.

"Emang apaan?" tanya Felix yang penasaran.

Alardo tak menjawab. Kini dia malah melihat ke arah Jovan dengan penuh senyuman. Jovan yang sedang membalas sebuah chat dari seseorang, segera mendongakan kepalanya saat merasakan seseorang memperhatikannya.

Dan benar saja, saat mendongakkan kepalanya, saat itulah senyuman Alardo semakin berkembang.

"Kenapa liatin gue?" tanya Jovan yang merasakan firasat tak mengenakan.

"Gimana kalau kita ajak mereka join," usul Alardo kepada Jovan.

"Join apaan?" sahut Jovan yang semakin penasaran. Perasaan Jovan semakin tak enak. Mungkin sesuatu yang akan diucapkan oleh Alardo, seperti menyangkut dengan dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good Liar Boy VS Bad Liar GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang