~Sad Smile~
PLEASE VOTE & COMMENT"Eh...?!"
Sean seketika berbalik setengah terkejut mendapati seorang pria asing yang berdiri, entah sejak kapan sudah berada didepan pintu kamarnya ini. Pria itu pun tak kalah terkejutnya melihat sosok pria asing berwajah manis, yang sejak kapan berada dirumah kakaknya ini. Keduanya sama-sama saling menatap dari kepala hingga ke kaki, berusaha mengenali siapa sebenarnya mereka.
"Ternyata kau disini rupanya, Jek?"
Pria yang disebut namanya pun menoleh, diikuti Sean "ada apa?" sahutnya, namun pandangan Enjel sudah tertuju pada Sean.
"Oh... Rupanya kau sudah bangun, ya?" sapanya pada Sean dan mengabaikan sang adikーyang kebetulan juga diwaktu yang sama akan datang untuk membangunkan sahabat barunya itu.
"Dia temanmu?" tanya Jek, menunjuk pada Sean.
"Yep!" jawab Enjel, kini sudah berdiri diantara kedua pria itu.
"Hah?" jengah Jek melempar pandang kepada sang kakak, "memangnya kau pungut dari mana, Kak?" celetuknya yang sontak membuat Enjel menghardik.
"Jaga bicaramu, bocah."
"Ehehe, maaf... Aku hanya bercanda" kekehnya
"Sean, perkenalkan ini adalah adikku, Jek. Dan Jek, ini sahabat baru kakakmu ini, Sean" satu persatu kedua pria itu diperkenalkan oleh Enjel.
"Hai..." sapa Sean, tersenyum ramah.
Namun Jek hanya mendengus pelan dengan sudut bibir yang menukik ke atas, lalu berlalu pergi dari sana tanpa pamit atau membalas sapaan Sean.
"Hey, kau kemana?!" seru Enjel hingga suranya menggema, memanggil Jek yang sama sekali tak peduli.
"Dia adikmu?" ucap Sean.
"Huh! Dia bukan adikku saat sikapnya seperti itu" jawab Enjel, lalu menarik lengan Sean untuk mengikutinya disertai dengan kekehan pria itu.
Di ruang makan ternyata Jek sedang asik menikmati sarapannya, mengabaikan kedatangan mereka dan hanya sekilas mengangkat wajahnya. Namun tiba-tiba Sean merasa pusing dan mual, menutup mulut dan hidungnya, setelah mencium aroma bawang yang terdapat dalam sajian pagi ini.
"Sean, kau baik-baik saja?" tanya Enjel, berdiri dan menghampirinya.
"Tidak" geleng Sean menahan rasa ingin muntah, "bau dari makanan ini membuatku mual" sambungnya yang akhirnya tak tahan lagi dan berlari mencari toilet, turut diikuti Enjel.
Jek yang sedari tadi melihat keanehan pada Sean pun memutuskan untuk mengikuti kedua orang itu, dan sesampainya di toilet, samar-samar terdengar suara Sean tengah muntah-muntah. Tiba-tiba timbul ide brilian dalam kepalanya, lalu masuk menghampiri keduanya.